Dukung Konsep Edu Agrowisata, Pemdes Bangelan Malang Kembangkan Food Estate
loading...
A
A
A
MALANG - Pemerintah Desa (Pemdes) Bangelan dan Pemerintah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang mematangkan program ketahanan pangan desa dengan mengedepankan konsep food estate di lahan 6 hektare. Program ini mendukung konsep Desa Edu Agrowisata.
Dari rencana 6 hektare, kebun holtikultura food estate itu baru digunakan 1,5 hektare untuk komoditas sayur kubis yang saat ini dipanen.
Program ketahanan pangan Desa Bangelan ini didukung sejumlah pihak, di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan salah satu bank BUMN.
Kepala Desa Bangelan, Budiono getol mengembangkan program ketahanan pangan desa dengan konsep food estate. Program ini memperkuat keberadaan wisata Tanaka.
Baca juga: 16 Desa di Madiun, Ngawi dan Magetan Perbaiki Jalan hingga Percantik Gapura
"Lahan yang tersedia untuk dikembangkan dalam program ketahanan pangan food estate ini 6 hektare, tapi baru 1,5 hektare yang digunakan untuk sayur kubis. Rencananya sisanya akan ditanami jeruk, wortel dan cabai," kata Budiono bersama Danramil dan Camat Wonosari, peniliti BRIN dan BRI panen perdana kubis, Kamis (30/3/2023).
Budiono menyebutkan, areal tanam sejumlah komoditas holtikultura ini akan jadi bagian penunjang kawasan Edu Agro Wisata Tanaka yang berjaraknya sekitar 200-300 meter.
"Konsepnya seputar areal lahan progran ketahanan pangan berbasis holtikultura ini akan dibuatkan jalan yang bisa dilalui mobil hartop pengunjung menuju kawasan wisata alam Tanaka," tambahnya.
Peneliti Senior BRIN, Anang sangat tertarik dengan Desa Bangelan khususnya prakarsa Pemdes yang ingin menggarap areal tanam holtikultura sehingga bisa menjadi produsen holtikultura seperti Kecamatan Pujon.
"Potensi serta areal lahan Desa Bangelan sangat cocok untuk kawasan lahan holtikultura. Tim BRIN sendiri telah melakukan pembinaan secara ajek, alhamdulillah saat ini bisa memanen kubis yang kalau bagus 1 hektare akan bisa tembus 10 ton," ungkap Anang.
Areal sisa, kata Anang, yang 4,5 hektare kini secara bertahap akan ditanami. "BRIN juga memberikan bimbingan teknis tidak hanya saat cocok tanam tetapi juga pasca panen termasuk memperkenalkan industri pengolahannya," ungkapnya
Camat Wonosari, Desy Ariyanti tengah mendorong desa-desa di wilayahnya berbenah dan berkembang.
"Saat ini setidaknya ada 2 desa yang telah memiliki wisata tematik yaitu Desa Bangelan dengan andalan Edu Wisata Air Tanaka dan kini didukung pengembangan program holtikulturanya, satu desa lainnya yaitu Desa Sumberdem yang kawasannya telah terbagi dengan konsep wisata tematik. Ada kampung kopi, kampung rosela, kampung toga dan kampung KRPL. Desa-desa lainnya di Kec. Wonosari mesti dikembangkan dengan basis potensi yang ada," kata Desy pada kesempatan sama.
Desy menyatakan kedua desa tersebut telah diakui keberadaannya bukan hanya di Kabupaten Malang tetapi juga telah meraih penghargaan tingkat provinsi.
"Pemerintah Kecamatan Wonosari optimis desa-desa di Kecamatan Wonosari akan semakin melangit [terkenal] meski tetap membumi dengan berbasis potensi yang ada," tegasnya.
Pada kesempatan panen perdana komoditas kubis itu turut hadir Danramil Wonosari, perwakilan Polsek Wonisari, BRIN, BRI, Dinas Ketahanan Pangan Kab. Malang, Tenaga Profesional Pendamping Kab Malang, Tenaga penyuluh pertanian.
Terpisah, Koordinator Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kab. Malang, Winartono menyatakan pagu dana desa di wilayahnya yang terbagi untuk 378 desa mencapai sekitar Rp453 miliar.
"Sesuai kebijakan Kemenetrian Desa dengan prioritas penggunaan dana desa maka ada pagu 20% untuk program ketahanan pangan yang total alokasinya sekitar Rp96 miliar. Hal ini kini tengah kami upayakan agar bisa semakin tersinergikan dengan sejumlah pihak sehingga kemanfaatannya semakin tampak," kata Winartono saat dihubungi.
Pihaknya kini tengah menyusun program aksi agar dua desa di Kec. Wonosari yaitu Bangelan dan Sumberdem bisa jadi lokasi studi banding untuk program ketahanan pangan.
"Dua desa tersebut [Bangelan dan Sumberdem] kami nilai sangat layak jadi lokasi studi banding atau studi tiru untuk program ketahanan pangan berbasis desa. TPP Kab Malang tengah menyusun rencana aksinya yang akan diimplementasikan segera dengan melibatkan sejumlah pihak terkait," imbuhnya.
Dari rencana 6 hektare, kebun holtikultura food estate itu baru digunakan 1,5 hektare untuk komoditas sayur kubis yang saat ini dipanen.
Program ketahanan pangan Desa Bangelan ini didukung sejumlah pihak, di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan salah satu bank BUMN.
Kepala Desa Bangelan, Budiono getol mengembangkan program ketahanan pangan desa dengan konsep food estate. Program ini memperkuat keberadaan wisata Tanaka.
Baca juga: 16 Desa di Madiun, Ngawi dan Magetan Perbaiki Jalan hingga Percantik Gapura
"Lahan yang tersedia untuk dikembangkan dalam program ketahanan pangan food estate ini 6 hektare, tapi baru 1,5 hektare yang digunakan untuk sayur kubis. Rencananya sisanya akan ditanami jeruk, wortel dan cabai," kata Budiono bersama Danramil dan Camat Wonosari, peniliti BRIN dan BRI panen perdana kubis, Kamis (30/3/2023).
Budiono menyebutkan, areal tanam sejumlah komoditas holtikultura ini akan jadi bagian penunjang kawasan Edu Agro Wisata Tanaka yang berjaraknya sekitar 200-300 meter.
"Konsepnya seputar areal lahan progran ketahanan pangan berbasis holtikultura ini akan dibuatkan jalan yang bisa dilalui mobil hartop pengunjung menuju kawasan wisata alam Tanaka," tambahnya.
Peneliti Senior BRIN, Anang sangat tertarik dengan Desa Bangelan khususnya prakarsa Pemdes yang ingin menggarap areal tanam holtikultura sehingga bisa menjadi produsen holtikultura seperti Kecamatan Pujon.
"Potensi serta areal lahan Desa Bangelan sangat cocok untuk kawasan lahan holtikultura. Tim BRIN sendiri telah melakukan pembinaan secara ajek, alhamdulillah saat ini bisa memanen kubis yang kalau bagus 1 hektare akan bisa tembus 10 ton," ungkap Anang.
Areal sisa, kata Anang, yang 4,5 hektare kini secara bertahap akan ditanami. "BRIN juga memberikan bimbingan teknis tidak hanya saat cocok tanam tetapi juga pasca panen termasuk memperkenalkan industri pengolahannya," ungkapnya
Camat Wonosari, Desy Ariyanti tengah mendorong desa-desa di wilayahnya berbenah dan berkembang.
"Saat ini setidaknya ada 2 desa yang telah memiliki wisata tematik yaitu Desa Bangelan dengan andalan Edu Wisata Air Tanaka dan kini didukung pengembangan program holtikulturanya, satu desa lainnya yaitu Desa Sumberdem yang kawasannya telah terbagi dengan konsep wisata tematik. Ada kampung kopi, kampung rosela, kampung toga dan kampung KRPL. Desa-desa lainnya di Kec. Wonosari mesti dikembangkan dengan basis potensi yang ada," kata Desy pada kesempatan sama.
Desy menyatakan kedua desa tersebut telah diakui keberadaannya bukan hanya di Kabupaten Malang tetapi juga telah meraih penghargaan tingkat provinsi.
"Pemerintah Kecamatan Wonosari optimis desa-desa di Kecamatan Wonosari akan semakin melangit [terkenal] meski tetap membumi dengan berbasis potensi yang ada," tegasnya.
Pada kesempatan panen perdana komoditas kubis itu turut hadir Danramil Wonosari, perwakilan Polsek Wonisari, BRIN, BRI, Dinas Ketahanan Pangan Kab. Malang, Tenaga Profesional Pendamping Kab Malang, Tenaga penyuluh pertanian.
Terpisah, Koordinator Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kab. Malang, Winartono menyatakan pagu dana desa di wilayahnya yang terbagi untuk 378 desa mencapai sekitar Rp453 miliar.
"Sesuai kebijakan Kemenetrian Desa dengan prioritas penggunaan dana desa maka ada pagu 20% untuk program ketahanan pangan yang total alokasinya sekitar Rp96 miliar. Hal ini kini tengah kami upayakan agar bisa semakin tersinergikan dengan sejumlah pihak sehingga kemanfaatannya semakin tampak," kata Winartono saat dihubungi.
Pihaknya kini tengah menyusun program aksi agar dua desa di Kec. Wonosari yaitu Bangelan dan Sumberdem bisa jadi lokasi studi banding untuk program ketahanan pangan.
"Dua desa tersebut [Bangelan dan Sumberdem] kami nilai sangat layak jadi lokasi studi banding atau studi tiru untuk program ketahanan pangan berbasis desa. TPP Kab Malang tengah menyusun rencana aksinya yang akan diimplementasikan segera dengan melibatkan sejumlah pihak terkait," imbuhnya.
(msd)