Mapala UNS Tewas di Goa Braholo, Perangkat Desa: Tak Ada Izin dan Pendamping
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Noval Bachrul Ulum (22) mahasiswa Fakuktas Kedokteran UNS Solo ini tewas terjatuh ke dasar Goa Beraholo di Kelurahan Purwodadi Kapanewon Tepus Gunungkidul , Minggu (26/3/2023). Mahasiswa asal Tegal Jawa Tengah ini jatuh ketika berusaha memasang kaitan tali karmantel.
Sekretaris Kelurahan Purwodadi Menik Darmiyati ketika dikonfirmasi peristiwa tersebut menyayangkan apa yang dilakukan oleh Noval dan rekan-rekannya. Sebab korban dan kawan-kawan tidak meminta izin terlebih dahulu ke pihak desa ataupun memberitahu dukuh setempat. "Tidak ada pemberitahuan ke kami,"ujar dia.
Tidak hanya itu, ternyata mereka juga tidak meminta bantuan penduduk untuk mendampingi para mahasiswa tersebut. Meskipun beralasan karena sedang survei, namun seharusnya para mahasiswa ini meminta bantuan penduduk setempat untuk mendampingi mereka.
Penduduk setempat perlu mendampingi karena yang lebih mengetahui medan dan karakteristik Goa Braholo. Terlebih selama ini warga sekitar menganggap goa tersebut adalah tempat yang sangat angker sehingga tidak ada warga yang berani menjamahnya. "Itu bukan goa, tapi Luweng. Sangat angker, warga saja tidak berani masuk. Ini kok nekat,"kata dia.
Pj Kapolsek Tepus, Iptu Ngatimin mengatakan berdasarkan keterangan rekan korban, Noval Bachrul Ulum (22) warga Tegal Jawa Tengah, merupakan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) VAGUS Fakultas Kedokteran Universitas Negri Solo (UNS) yang tengah melakukan survey untuk kegiatan Diklat Lanjutan di Mapalanya. "Dia Bersama 7 rekannya melakukan survei di beberapa lokasi,"kata dia
Dia menyebut selain korban ada 6 orang lainnya sama-samq dari UNS. 6 orang ini terbagi dalam 2 kelompok di mana 4 orang ke Goa Braholo, selebihnya di area Panjat Tebing Pantai Siung yang memang masih berada di Kelurauan Purwodadi.
Bersama 3 rekannya, korban kemudian menuju ke area Goa Braholo yang berjarak sekitar 7 kilometet dari lokasi pertama. Sesampai di lokasi, korban berserta rekanya kemudian mengeluarkan peralatan untuk melakukan penurunan goa.
Mereka sebenarnya sempat persiapan di dekat jalan, kemudian menuju ke mulut goa untuk memasang tali pengaman (ancor) di sekitar area. Namun mereka tidak mengajak penduduk setempat untuk mendampingi.
"Tak jauh dari mulut goa, korban kemudian naik di atas tebing yang berada di sisi timur goa dengan menaiki batu,"kata dia.
Namun naas, saat hendak memasaang webing diantara batu, batu tersebut pecah dan korban terpeleset hingga masuk ke dasar goa. Melihat kejadian tersebut, rekan korban mencoba mengetahui keadaan korban yang berada didasar goa.
Sempat diteriaki dari atas, namun korban tak merespon hingga rekan korban meminta pertolongan kepada warga setempat. warga yang mendapat informasi kemudian melaporkannnya ke Polsek dan selanjutnya menghubungi Tim Sar dan relawan untuk membantu proses evakuasi,”
“Saat ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan patah di kedua kaki dan pinggang, juga luka terbuka dibagian kepala belakang,” tukasnya.
Sekretaris Kelurahan Purwodadi Menik Darmiyati ketika dikonfirmasi peristiwa tersebut menyayangkan apa yang dilakukan oleh Noval dan rekan-rekannya. Sebab korban dan kawan-kawan tidak meminta izin terlebih dahulu ke pihak desa ataupun memberitahu dukuh setempat. "Tidak ada pemberitahuan ke kami,"ujar dia.
Tidak hanya itu, ternyata mereka juga tidak meminta bantuan penduduk untuk mendampingi para mahasiswa tersebut. Meskipun beralasan karena sedang survei, namun seharusnya para mahasiswa ini meminta bantuan penduduk setempat untuk mendampingi mereka.
Penduduk setempat perlu mendampingi karena yang lebih mengetahui medan dan karakteristik Goa Braholo. Terlebih selama ini warga sekitar menganggap goa tersebut adalah tempat yang sangat angker sehingga tidak ada warga yang berani menjamahnya. "Itu bukan goa, tapi Luweng. Sangat angker, warga saja tidak berani masuk. Ini kok nekat,"kata dia.
Pj Kapolsek Tepus, Iptu Ngatimin mengatakan berdasarkan keterangan rekan korban, Noval Bachrul Ulum (22) warga Tegal Jawa Tengah, merupakan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) VAGUS Fakultas Kedokteran Universitas Negri Solo (UNS) yang tengah melakukan survey untuk kegiatan Diklat Lanjutan di Mapalanya. "Dia Bersama 7 rekannya melakukan survei di beberapa lokasi,"kata dia
Dia menyebut selain korban ada 6 orang lainnya sama-samq dari UNS. 6 orang ini terbagi dalam 2 kelompok di mana 4 orang ke Goa Braholo, selebihnya di area Panjat Tebing Pantai Siung yang memang masih berada di Kelurauan Purwodadi.
Bersama 3 rekannya, korban kemudian menuju ke area Goa Braholo yang berjarak sekitar 7 kilometet dari lokasi pertama. Sesampai di lokasi, korban berserta rekanya kemudian mengeluarkan peralatan untuk melakukan penurunan goa.
Mereka sebenarnya sempat persiapan di dekat jalan, kemudian menuju ke mulut goa untuk memasang tali pengaman (ancor) di sekitar area. Namun mereka tidak mengajak penduduk setempat untuk mendampingi.
Baca Juga
"Tak jauh dari mulut goa, korban kemudian naik di atas tebing yang berada di sisi timur goa dengan menaiki batu,"kata dia.
Namun naas, saat hendak memasaang webing diantara batu, batu tersebut pecah dan korban terpeleset hingga masuk ke dasar goa. Melihat kejadian tersebut, rekan korban mencoba mengetahui keadaan korban yang berada didasar goa.
Sempat diteriaki dari atas, namun korban tak merespon hingga rekan korban meminta pertolongan kepada warga setempat. warga yang mendapat informasi kemudian melaporkannnya ke Polsek dan selanjutnya menghubungi Tim Sar dan relawan untuk membantu proses evakuasi,”
“Saat ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan patah di kedua kaki dan pinggang, juga luka terbuka dibagian kepala belakang,” tukasnya.
(nic)