3 Narasi Sejarah Kerajaan Majapahit yang Diragukan Kebenarannya, Nomor 2 Paling Umum

Rabu, 15 Maret 2023 - 13:11 WIB
loading...
3 Narasi Sejarah Kerajaan Majapahit yang Diragukan Kebenarannya, Nomor 2 Paling Umum
Tiga narasi tentang Kerajaan Majapahit yang diragukan kebenarannya.Foto/ilustrasi
A A A
Tiga narasi sejarah terkait Kerajaan Majapahit ini banyak diragukan kebenarannya. Salah satunya perihal luas kekuasaan yang dimiliki.

Pada sejarahnya, Majapahit menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah eksis di tanah air. Nama-nama populer yang biasa didengar dari kerajaan ini di antaranya adalah Raden Wijaya, Hayam Wuruk, hingga Gajah Mada.

Dari sekian banyak sejarah yang berkaitan dengan Majapahit, ternyata tidak semuanya benar. Dalam hal ini, terdapat di antaranya yang diragukan keaslian dan kebenarannya.

Baca juga: Asal Usul dan Sejarah Lamongan, Wilayah yang Disahkan Kanjeng Sunan Giri

Berikut tiga narasi sejarah terkait kerajaan Majapahit yang diragukan kebenarannya:

1. Wajah Gajah Mada
Arkeolog dan Sejarawan Fakultas Sejarah Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munandar pernah menyampaikan bahwa asal-usul dari Gajah Mada masih misterius. Dalam hal ini, belum ditemukan data yang pasti terkait Mahapatih Majapahit tersebut secara arkeologis.

Kemudian, selama ini mungkin diketahui tampilan dari wajah Gajah Mada yang biasa terpampang dari buku sejarah. Akan tetapi, penggambaran tersebut masih menjadi tanda tanya dan belum bisa dibuktikan.

Bahkan, muncul pandangan bahwa wajah Gajah Mada yang selama ini banyak ditampilkan tidaklah asli. Dalam hal ini, wajah tersebut hanya rekaan semata dari Moh. Yamin yang menulis buku ‘Gajah Mada Pahlawan Nusantara’.

2. Luas Wilayah
Pada masa kejayaannya, Majapahit menjadi kerajaan yang memiliki wilayah luas. Bahkan, terdapat narasi yang menyebut kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan hingga luar Indonesia, termasuk Malaysia, Filipina hingga Siam Selatan (Thailand).

Akan tetapi, tampaknya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Mengutip Antara, arkeolog sekaligus penulis buku “Masa Akhir Majapahit” bernama Hasan Djafar menyampaikan bahwa wilayah kekuasaan Majapahit tidak seperti yang tertulis di buku-buku pelajaran sekolah.

Dalam hal ini, kekuasaan Majapahit meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, dan Bali. Selain itu, kerajaan ini juga memiliki sangat disegani dan punya pengaruh luas di Nusantara.

Lebih lanjut, kesalahpahaman yang kerap muncul adalah terkait kerajaan-kerajaan lain yang memberi upeti atau pajak ke Majapahit. Padahal, hal tersebut hanya sebatas hadiah yang kala itu wajar diberikan untuk sebuah negara kuat (Majapahit).

Maka dari itu, alih-alih disebut menguasainya, mungkin lebih tepat jika disebut bahwa Majapahit bermitra dan menjalin hubungan baik dengan wilayah atau daerah tersebut.

3. Sumpah Palapa
Sumpah Palapa menjadi salah satu hal paling ikonik dari Gajah Mada. Pada ikrar yang disampaikan, diyakini isinya adalah terkait sumpahnya untuk tidak menikmati palapa (kenikmatan duniawi) sebelum menyatukan Nusantara.

Akan tetapi, seiring perkembangannya muncul pandangan yang kontra terkait sumpah tersebut. Salah satu keraguan datang dari sebuah anggapan bahwa sumpah palapa bukan berisikan tentang janji penaklukan wilayah, melainkan hanya untuk menjalin hubungan baik saja dengan daerah lain di Nusantara.

Jadi, narasinya masih cukup relevan dalam artian ‘untuk menyatukan Nusantara”
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0744 seconds (0.1#10.140)