Marah Tak Ditemui Bupati Blitar, Pendemo Ricuh Coba Robohkan Pagar Kantor

Rabu, 08 Maret 2023 - 17:21 WIB
loading...
Marah Tak Ditemui Bupati Blitar, Pendemo Ricuh Coba Robohkan Pagar Kantor
Demo warga tolak pembangunan tower telekomunikasi di desanya diwarnai kericuhan. Massa marah karena tak ditemui bupati hingga mencoba merobohkan pagar kantor bupati. Foto: SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Puluhan warga Dusun Tejo, Desa Babadan, Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar , Jawa Timur yang menolak pendirian tower di wilayah mereka terlibat kericuhan dengan aparat saat menggelar unjuk rasa di depan kantor bupati.

Mereka marah lantaran tak ditemui Bupati Blitar Rini Syarifah, massa pun mencoba merobohkan pagar Kantor Pemkab Blitar. Beruntung, aksi saling dorong itu berhasil dihalangi oleh sejumlah petugas.



“Kami kecewa dengan Bupati Blitar yang tidak mau menemui warga,” ujar Korlap Aksi Joko Prasetyo menjelaskan alasan terjadinya kericuhan kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).

Unjuk rasa berlangsung di Kantor Pemkab Blitar. Massa yang datang berbondong-bondong mengatasnamakan sebagai Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI).



Dalam orasinya, mereka mengeluhkan pendirian tower seluler di tengah permukiman warga Dusun Tejo. Proses pendirian tower seluler dituding telah mengibuli warga.

Sebab pada awal sosialisasi tahun 2007, dikatakan pendirian tower hanya bersifat uji coba. Namun belakangan diketahui tower yang berdiri sudah mengalami perpanjangan kontrak tiga kali. “Ternyata kontraknya diperpanjang tiga kali,” ketus Joko.


Selain proses pendirian yang dinilai akal-akalan, keberadaan tower seluler disinyalir berdampak pada kesehatan warga.

Sedikitnya ada 10 warga yang kini terus mengalami sakit-sakitan. Penyebab sakit diduga efek radiasi keberadaan tower seluler. Atas dasar semua itu, warga meminta Bupati Blitar Rini Syarifah mencabut izin (IMB) pendirian tower.

“Sangat berharap kebijakan bupati mencabut IMB, karena banyak warga mengalami gangguan kesehatan. Mulai ada yang stroke,” papar Joko.

Sayangnya, Bupati Blitar Rini Syarifah yang diharapkan bisa menemui pengunjuk rasa, justru tidak terlihat. Pengunjuk rasa hanya ditemui sejumlah petugas Satpol PP yang berjaga di depan pintu Kantor Pemkab yang tertutup rapat.



Massa sontak meradang. Pagar besi kantor pemkab dicoba diterobos dengan mendorongnya bersama-sama. Aksi saling dorong tak terelakkan. Akibat tekanan keras, pagar besi kantor Pemkab Blitar nyaris roboh.

Beruntung, upaya menerobos masuk dengan merobohkan pagar berhasil diredam. Petugas Satpol PP berjanji menyampaikan semua aspirasi warga kepada kepala daerah.

Sebelum massa membubarkan diri. Joko menegaskan memberi deadline waktu tiga hari kepada Bupati Blitar untuk menemui warga. Jika tidak ada jadwal bertemu, ia mengancam akan menggelar unjuk rasa lebih besar di Pendopo Kabupaten Blitar.

“Kami mengancam kepada bupati, kami berikan waktu tiga hari. Kalau tidak ada jadwal bertemu, kami akan datang ke pendopo Kabupaten Blitar,” tegas Joko.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1170 seconds (0.1#10.140)