Jumlah Pengungsi Banjir Bandang Luwu Utara Mencapai 14.483

Jum'at, 17 Juli 2020 - 08:34 WIB
loading...
Jumlah Pengungsi Banjir Bandang Luwu Utara Mencapai 14.483
ilustrasi
A A A
JAKARTA - Banjir Bandang di Kabupaten Luwu Utara telah menelan korban sebanyak 30 orang. Ada sekitar 14.483 orang yang mengungsi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Raditya Jati menerangkan pemerintah kabupaten Luwu Utara telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk menangani situasi darurat ini.

“Pascabanjir, Bupati Indah Putri Indriani telah menempatkan status tanggap darurat selama 30 hari. Terhitung dari 14 Juli hingga 12 Agustus 2008,” ujarnya, Jumat (17/7/2020).

(Baca juga: Banjir Bandang di Luwu Utara Karena Faktor Alam dan Pembukaan Lahan di Hulu DAS )

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara terus melakukan penanganan para penyintas dan pendataan di lapangan. Saat ini prioritas utama adalah pencarian dan evakuasi korban yang masih hilang.

Berdasarkan data Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB pada Kamis (16/7/2020), ada 15 orang yang masih hilang dan korban meninggal berjumlah 30 orang. Tim mengerahkan 539 personel untuk mencari dan mengevakuasi warga yang hanut terbawa derasnya air banjir.

“Kejadian ini mengakibatkan puluhan orang dirawat di sejumlah rumah sakit dan puskesmas. Sebanyak 3.667 kartu keluarga (KK) atau 14.483 orang mengungsi di tiga kecamatan,” ujar Raditya.

(Baca juga: Rebutan Gadis, Pemuda 21 Tahun di Pekanbaru Tewas Ditikam Pesaing )

Tempat pengungsian tersebut di Kecamatan Sabbang, Baebunta, dan Massamba. Para pengungsi membutuhkan suplai air bersih, obat-obatan, susu, popok untuk balita dan lansia, pakaian dalam wanita, selimut, sarung, dan peralatan pembersih rumah.

Raditya menerangkan listrik sudah kembali menyala. Namun, di beberapa lokasi masih dilakukan pemadaman. Sedangkan, fasilitas air dari perusahaan daerah air minum (PDAM) belum dapat beroperasi.

Banjir bandang ini menyebabkan 10 unit rumah hanyut dan 213 tertimbun pasar bercampur lumpur. Infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, tertimbun lumpur setinggi 1-4 meter dan ada yang terputus. Lahan pertanian warga pun mengalami kerusakan.

Ada enam kecamatan yang terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin malam (13/7/2020) itu, seperti Massamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. “Alat berat telah diturunkan untuk pembersihan material lumpur di jalan trans Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah,” pungkasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)