Usaha Toko Kelontong di Jawa Timur Serap 18,83 Juta Tenaga Kerja
loading...
A
A
A
SURABAYA - Toko kelontong di Jatim mampu menyerap 18,83 juta tenaga kerja. Dengan potensi dan kekuatan sektor perdagangan, toko kelontong dapat menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi Jatim.
"Sektor UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat turut mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di Jatim. Apalagi toko kelontong ini buka setiap hari dan dibutuhkan setiap saat," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat bertemu 1.000 pedagang toko kelontong binaan Sampoerna Retail Company (SRC) di Islamic Center, Surabaya, Jumat (3/3/32023).
Khofifah menawarkan program permodalan yang disediakan oleh Bank UMKM Jatim khusus bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
“Di Bank UMKM Jatim kita ada skema kredit nilainya sampai Rp50 juta dengan bunga hanya tiga persen per tahun. Ini akan menjawab kebutuhan para pelaku UMKM khususnya pedagang toko kelontong untuk pengembangan usaha,” katanya.
Baca juga: Pelaku UMKM Ditipu WNA Australia Rp1,82 Miliar, Polda Jatim Tunggu Ekstradisi
Dia meminta agar jika para pelaku usaha mengakses bantuan permodalan maka harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, bukan komsumtif. Toko kelontong masuk dalam sektor UMKM yang turut menjadi tulang punggung ekonomi Jatim. Kontribusinya UMKM di Jatim sebesar 57,81 persen terhadap PDRB Jatim.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 9,78 juta pelaku UMKM di Jatim. Di antaranya terdapat 4,62 juta unit usaha UMKM sektor non-pertanian, seperti perdagangan. Termasuk di dalamnya toko kelontong. "Kami meminta agar pengusaha toko kelontong ini terus mengembangankan usahanya," ujar Khofifah.
Direktur SRC Indonesia Sembilan Rima Tanago menyampaikan bahwa selama 15 tahun SRC aktif di Indonesia, telah memberikan dampak positif bagi UMKM Nasional dan pertumbuhan ekonomi. "Kami terus berupaya agar pelaku UMKM berkembang, naik kelas dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi baik lokal hingga nasional," ujarnya.
"Sektor UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat turut mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di Jatim. Apalagi toko kelontong ini buka setiap hari dan dibutuhkan setiap saat," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat bertemu 1.000 pedagang toko kelontong binaan Sampoerna Retail Company (SRC) di Islamic Center, Surabaya, Jumat (3/3/32023).
Khofifah menawarkan program permodalan yang disediakan oleh Bank UMKM Jatim khusus bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.
“Di Bank UMKM Jatim kita ada skema kredit nilainya sampai Rp50 juta dengan bunga hanya tiga persen per tahun. Ini akan menjawab kebutuhan para pelaku UMKM khususnya pedagang toko kelontong untuk pengembangan usaha,” katanya.
Baca juga: Pelaku UMKM Ditipu WNA Australia Rp1,82 Miliar, Polda Jatim Tunggu Ekstradisi
Dia meminta agar jika para pelaku usaha mengakses bantuan permodalan maka harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, bukan komsumtif. Toko kelontong masuk dalam sektor UMKM yang turut menjadi tulang punggung ekonomi Jatim. Kontribusinya UMKM di Jatim sebesar 57,81 persen terhadap PDRB Jatim.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 9,78 juta pelaku UMKM di Jatim. Di antaranya terdapat 4,62 juta unit usaha UMKM sektor non-pertanian, seperti perdagangan. Termasuk di dalamnya toko kelontong. "Kami meminta agar pengusaha toko kelontong ini terus mengembangankan usahanya," ujar Khofifah.
Direktur SRC Indonesia Sembilan Rima Tanago menyampaikan bahwa selama 15 tahun SRC aktif di Indonesia, telah memberikan dampak positif bagi UMKM Nasional dan pertumbuhan ekonomi. "Kami terus berupaya agar pelaku UMKM berkembang, naik kelas dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi baik lokal hingga nasional," ujarnya.
(msd)