Cantik! Ini Wajah Ken Dedes Hasil Artificial Intelligence, Permaisuri Singasari yang Darahnya Mengaliri Para Raja Nusantara

Sabtu, 04 Maret 2023 - 05:48 WIB
loading...
A A A
Ketika Mpu Purwa pulang ke rumah, dia marah mendapati putrinya telah diculik. "Hai orang yang melarikan anakku, semoga tidak mengenyam kenikmatan, matilah dia dibunuh dengan keris. Demikian juga orang-orang Panawijen, keringlah sumurnya, semoga tidak keluar air dari kolamnya," demikian Mpu Purwa marah dan mengucapkan sumpah.

Sumpah Mpu Purwa itu akhirnya menjadi kenyataan. Tunggul Ametung tewas oleh strategi Ken Arok, yang memanfaatkan seorang kesatria Kerajaan Kerdiri, bernama Kebo Ijo. Ken Dedes akhirnya dipersunting Ken Arok. Demikian juga dengan sumur warga Desa Panawijen, yang pada akhirnya kering.

Bahkan, petilasan Ken Dedes di kini berada di wilayah adminsitrasi Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, juga kering. Yang tersisa hanya batu-batu kuno. Padahal, menurut Dwi Cahyono, petilasan tersebut dahulunya merupakan sendang.

Cantik! Ini Wajah Ken Dedes Hasil Artificial Intelligence, Permaisuri Singasari yang Darahnya Mengaliri Para Raja Nusantara

Situs Ken Dedes di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Foto/Dok.SINDOnews/Yuswantoro

"Situs yang ada saat ini, pada awalnya merupakan sumber air yang sangat besar. Tetapi, di era tahun 1900-an, kondisinya telah mengering. Sebelumnya, sumber air tersebut digunakan masyarakat kuno untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ungkap Dwi Cahyono.

Kini, situs Ken Dedes, tidak lebihnya hanya sebuah cekungan tanah di sebelah selatan pemakaman umum Kelurahan Polowijen. Tidak banyak orang yang tahu, karena tidak ada akses jalan besar untuk masuk ke wilayah tersebut. Tetapi, setelah melintasi jalan sempit, barulah akan diketahui keberadaan situs bersejarah tersebut, melalui bangunan pendopo, dan keterangan yang ada di depannya.

Dwi Cahyono menyebutkan, sebelum dikenal sebagai situs Ken Dedes, masyarakat setempat lebih mengenalnya sebagai Sendang Dedes, atau Sumur Windu. Kawasan tersebut, dikenal sebagai permukiman kuno. Letaknya di sisi utara Kota Malang, yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Malang.

Di areal makam, banyak ditemukan struktur bata kuno, fragmen gerabah dan keramik kuno, dan bahkan mata uang kuno. Dari hasil eskavasi yang dilakukan Pusat Peneliti Arkeologi Nasional, pada tahun 1998. Ditemukan fondasi rumah tinggal dari bata, dan sebuah umpak.

Masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut, juga sering menemukan adanya arung. Yaitu, saluran air bawah tanah kuno, yang dibuat masyarakat pada masa lalu sebagai saluran untuk mengairi area persawahan yang banyak ditanami padi gaga. Hal ini, juga termuat pada prasasti Kanjuruhan B, yang dibuat tahun 943 Masehi.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1391 seconds (0.1#10.140)