Pertempuran Melelahkan VOC Belanda dengan Gabungan Pasukan Madiun Raya di Pegunungan Wilis

Rabu, 08 Januari 2025 - 06:33 WIB
loading...
Pertempuran Melelahkan...
Medan pertempuran di Pegunungan Wilis, konon membut pasukan VOC Belanda di bawah pimpinan Kapten Tack, kesulitan melawan pasukan gabungan dari beberapa daerah di Madiun Raya ini. FOTO ILUSTRASI/IST
A A A
BUPATI Madiun Raya melakukan perlawanan ke VOC Belanda. Medan pertempuran di Pegunungan Wilis, konon membut pasukan VOC Belanda di bawah pimpinan Kapten Tack, kesulitan melawan pasukan gabungan dari beberapa daerah di Madiun Raya ini.

Pasukan Madiun Raya berjumlah cukup besar hingga 14.586 pasukan yang berkedudukan di Benteng Trunojoyo, Kediri. Dari sejumlah pasukan itu, ada yang pernah ikut bertempur di Ponorogo, juga melawan VOC Belanda pula.

Pasukan VOC Belanda harus terus bergerak untuk memerangi pasukan Madiun Raya yang merupakan gabungan dari beberapa wilayah. Kapten Tack dan pasukannya terus bergerak, hingga bertemu dengan pasukan lain dari VOC dengan pimpinan Hurdt.



Pertemuan dua pasukan ini terjadi di sebuah desa dekat Kali Klagen. Konon desa ini terletak di antara Madiun-Maospati, yang menjadi wilayah perbatasan antara Madiun dan Magetan. Selanjutnya dari catatan residen Belanda, pasukan gabungan itu berangkat pada 6 Oktober.

Pada pukul 14.00 pasukan VOC telah berada di wilayah Kincang, yang konon kini masuk daerah Jiwan, Kabupaten Madiun. Dikutip dari "Antara Lawu dan Wilis: Arkeologi Sejarah dan Legenda Madiun Raya, Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Madiun 1934 - 1938", setelah setengah jam mereka sudah sampai dan melewati Sungai Bengawan dengan Desa Caruban di sebelah kanan.

Saat malam hari, pasukan berkemah tanpa makanan. Sungai mana yang dilewati setelah perjalanan setengah jam dari Kajang tidak jelas. Diduga pasukan VOC ini menuju ke Utara Caruban. Pada 7 Oktober, pasukan melewati hutan jati yang lebat sesudah menyeberangi cabang Sungai Kadong Panarang yang mengalir deras.

Residen Lucien Adam menebak letak dan nama sungai ini. Ia hanya dapat menduga Kedung Banaran, tetapi nama ini juga tidak ditemukan lokasinya. Pada sore hari, setelah menjadi jelas bahwa pasukan sedang tersesat, mereka berbaris lagi masuk hutan dan menjadi rimbawan liar, melewati Sungai Ulo dan Sarangan.



Di Sungai Sarangan konon mengalir melalui hutan jati lebat di sebelah timur Madiun. Pada zaman kuno, hutan ini dilalui oleh jalur Madiun - Kediri dan sangat mungkin melewati Tunglur (wilayah di Nganjuk dekat perbatasan dengan Madiun). Namun demikian, tidak mungkin pasukan Hurdt berada di utara Caruban-mereka pasti bergerak ke selatan, kecuali bila mereka berjalan memutar ke timur kemudian ke barat melalui hutan jati.

Namun hal itu pasti akan mengakibatkan kelelahan pasukan dan menyita waktu lebih dari dua hari perjalanan. Di Tunglur, pasukan Hurdt memasuki wilayah Keresidenan Kediri sekarang.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)