5 Fakta Panembahan Senopati, Raja Pertama Kerajaan Mataram Islam yang Sakti Mandraguna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah fakta Panembahan Senapati Ing Alaga ini menjadi topik pembahasan yang menarik diikuti. Dalam riwayatnya, Panembahan Senapati dikenal sebagai pendiri kerajaan Mataram Islam.
Penguasa Mataram Islam periode 1586 hingga 1601 ini memiliki sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui orang umum.
Baca juga : Perang Saudara Terjadi di Mataram Pascawafatnya Panembahan Senopati
Berikut lima fakta panembahan senopati sang raja pertama dari Mataram Islam.
Nama asli Panembahan Senopati adalah Danang Sutawijaya. Sebelum menjadi raja Mataram Islam, sebelumnya dia pernah membantu ayahnya dalam sebuah sayembara yang dilakukan Kerajaan Pajang.
Singkatnya, sayembara dilakukan untuk menumpas pemberontakan Arya Penangsang yang dikenal sakti mandraguna.
Singkatnya, sayembara tersebut ditujukan untuk membunuh Arya Penangsang. Kabar tersebut didengar Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi, akhirnya bersama Sutawijaya mereka ikut sayembara.
Pada akhirnya, Danang Sutawijaya berhasil membunuh Arya Penangsang dan berhak atas alas Mentaok. Namun, sebelum kelahiran Mataram Islam, Ki Ageng Pamanahan telah meninggal lebih dahulu.
Pada akhirnya, Mentaok menjadi milik Sutawijaya hingga berubah sebagai Kerajaan Mataram Islam. Dalam hal ini, dia mendapat gelar Panembahan Senopati dan menjadi raja yang pertama.
Baca juga : Kisah Mataram Dilanda Gelombang Pemberontakan, Usai Panembahan Senopati Mangkat
Selain itu, dia juga berhasil menyatukan daerah-daerah yang melepaskan diri dari Kerajaan Pajang. Kekuasaan Mataram Islam juga merambah ke wilayah lain, termasuk mencakup Jepara, Demak, hingga Pati.
Salah satu kisah kesaktian ini terjadi saat dijajal oleh seorang menteri bernama Ki Bocar. Cerita ini dikisahkan dalam buku Babad Tanah Jawi: Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647 yang disusun WL Olthof di Belanda tahun 1941 dan dialihbahasakan oleh HR Sumarsono (Penerbit Narasi).
Singkatnya, Ki Bocar memiliki keris si Kebo dan berniat menantang Panembahan Senapati. Suatu hari, dia datang ke rumah Senopati dan berniat menikamnya.
Di dalam rumah, Senopati sedang makan dan duduk membelakangi pintu. Tanpa buang waktu, Ki Bocar segera menerjang dan menikamnya. Namun, senjata tersebut tidak mempan.
Ki Bocar kelelahan, lalu jatuh ke tanah dan bersedekap dan kerisnya pun menancap ke tanah. Pada akhirnya, dia lalu bersujud serta mengaku akan setia kepada Panembahan Senapati.
Setelahnya, jasadnya dimakamkan di Kotagede, Yogyakarta. Pada keberlanjutannya, kepemimpinan Mataram Islam dilanjutkan putranya yang bernama Raden Mas Jolang dengan gelar Panembahan Hanyakrawati.
Penguasa Mataram Islam periode 1586 hingga 1601 ini memiliki sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui orang umum.
Baca juga : Perang Saudara Terjadi di Mataram Pascawafatnya Panembahan Senopati
Berikut lima fakta panembahan senopati sang raja pertama dari Mataram Islam.
1. Latar Belakang
Panembahan Senopati merupakan putra dari Ki Ageng Pamanahan dan Nyai Sabinah atau Nyai Ageng Pamanahan. Ayahnya ini diketahui sebagai salah satu orang kepercayaan dari Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir dari Pajang.Nama asli Panembahan Senopati adalah Danang Sutawijaya. Sebelum menjadi raja Mataram Islam, sebelumnya dia pernah membantu ayahnya dalam sebuah sayembara yang dilakukan Kerajaan Pajang.
Singkatnya, sayembara dilakukan untuk menumpas pemberontakan Arya Penangsang yang dikenal sakti mandraguna.
2. Pendiri Kerajaan Mataram Islam
Panembahan Senopati menjadi tokoh sentral berdirinya kerajaan Mataram Islam. Mengutip laman Humas Jateng, pria bernama asli Danang Sutawijaya ini adalah penerima sah hadiah sayembara yang sempat dilakukan Sultan Hadiwijaya dari Pajang.Singkatnya, sayembara tersebut ditujukan untuk membunuh Arya Penangsang. Kabar tersebut didengar Ki Ageng Pamanahan dan Ki Panjawi, akhirnya bersama Sutawijaya mereka ikut sayembara.
Pada akhirnya, Danang Sutawijaya berhasil membunuh Arya Penangsang dan berhak atas alas Mentaok. Namun, sebelum kelahiran Mataram Islam, Ki Ageng Pamanahan telah meninggal lebih dahulu.
Pada akhirnya, Mentaok menjadi milik Sutawijaya hingga berubah sebagai Kerajaan Mataram Islam. Dalam hal ini, dia mendapat gelar Panembahan Senopati dan menjadi raja yang pertama.
Baca juga : Kisah Mataram Dilanda Gelombang Pemberontakan, Usai Panembahan Senopati Mangkat
3. Pemerintahan Panembahan Senopati di Mataram Islam
Dalam statusnya sebagai raja pertama Mataram Islam, Panembahan Senapati menjalankan pemerintahannya dengan baik. Kerajaannya bahkan terus tumbuh besar dan berhasil memperluas wilayahnya.Selain itu, dia juga berhasil menyatukan daerah-daerah yang melepaskan diri dari Kerajaan Pajang. Kekuasaan Mataram Islam juga merambah ke wilayah lain, termasuk mencakup Jepara, Demak, hingga Pati.
4. Dikenal Memiliki Kesaktian
Panembahan Senopati kerap disebut sakti mandraguna. Mungkin hal inilah yang membuatnya bisa membunuh Arya Penangsang yang juga dikenal punya kesaktian dalam tubuhnya.Salah satu kisah kesaktian ini terjadi saat dijajal oleh seorang menteri bernama Ki Bocar. Cerita ini dikisahkan dalam buku Babad Tanah Jawi: Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647 yang disusun WL Olthof di Belanda tahun 1941 dan dialihbahasakan oleh HR Sumarsono (Penerbit Narasi).
Singkatnya, Ki Bocar memiliki keris si Kebo dan berniat menantang Panembahan Senapati. Suatu hari, dia datang ke rumah Senopati dan berniat menikamnya.
Di dalam rumah, Senopati sedang makan dan duduk membelakangi pintu. Tanpa buang waktu, Ki Bocar segera menerjang dan menikamnya. Namun, senjata tersebut tidak mempan.
Ki Bocar kelelahan, lalu jatuh ke tanah dan bersedekap dan kerisnya pun menancap ke tanah. Pada akhirnya, dia lalu bersujud serta mengaku akan setia kepada Panembahan Senapati.
5. Akhir Hidupnya
Pemerintahan Panembahan Senopati di Mataram Islam berakhir sekitar tahun 1601 Masehi. Saat itu, Danang Sutawijaya putra Ki Ageng Pamanahan ini wafat.Setelahnya, jasadnya dimakamkan di Kotagede, Yogyakarta. Pada keberlanjutannya, kepemimpinan Mataram Islam dilanjutkan putranya yang bernama Raden Mas Jolang dengan gelar Panembahan Hanyakrawati.
(bim)