Tragedi Kelam di Kemusuk, Pembantaian Massal Belanda Dipicu Dendam Serangan Umum 1 Maret 1949

Rabu, 01 Maret 2023 - 06:05 WIB
loading...
Tragedi Kelam di Kemusuk, Pembantaian Massal Belanda Dipicu Dendam Serangan Umum 1 Maret 1949
Museum Memorial Jendral Besar Soeharto. Di wilayah inilah tragedi kelam di Kemusuk yang tidak pernah terlupakan. Foto: Dok/SINDOnews
A A A
SERANGAN Oemoem 1 Maret menjadi moment penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Karena dengan serangan umum 1 Maret 1949 ini, mata dunia terbuka jika Indonesia itu masih ada.

Namun tak sedikit yang mengetahui jika ada peristiwa lain menjadi rangkaian serangan umum 1 Maret 1949. Di mana terjadi pembantaian yang dilakukan tentara Belanda ketika mengejar Soeharto, dalang dari Serangan Umum 1 Maret 1949.

Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB), Mayjen TNI (Purn) Lukman R Boer mengatakan, pembantaian tersebut terjadi di Kemusuk Kelurahan Argomulyo Kapanewon Sedayu Kabupaten Bantul, yang dikenal sebagai tanah kelahiran Soeharto. Di dusun ini ada 202 warga yang menjadi korban pembantaian tentara Belanda pada 7-8 Januari 1949.



"Peristiwa Kemusuk-Somenggalan adalah rangkaian peristiwa yang berkait erat dengan Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Saat itu tercatat 202 warga Kemusuk-Somenggalan yang meninggal dunia, karena Belanda yang tak bisa menemukan Soeharto di rumahnya,"terangnya, di Museum Jenderal Besar Soeharto di Kemusuk, Sedayu, Bantul, Selasa (28/2/2023).

Dia pun menceritakan, Belanda melakukan agresi militer kedua dan pada tanggal 19 Desember 1948 berhasil menduduki Jogja. Hal tersebut membuat Soeharto yang saat itu berpangkat Letkol berkeliling di luar Jogja untuk mengumpulkan pasukan.

Menurut Lukman, Soeharto satu per satu menemui pasukannya. Dan akhirnya melakukan penyerangan di sekitar Kantor Pos Besar, Secodiningratan, Ngabean, Patuk, Sentul dan Pengok pada tanggal 29 Desember 1948.



Selain karena Jogja berhasil diduduki Belanda, Soeharto bertekad balas dendam dengan Belanda karena waktu penyerangan oleh Belanda ke Yogyakarta, Soeharto sedang tidak berada di kota tersebut.

Oleh karena itu, Soeharto merasa tidak mampu memenuhi tanggung jawab wilayah yang dibebankan kepadanya. Soeharto merasa bersalah pada rakyatnya, khususnya di Jogja. Karena tidak bisa menjalankan tanggung jawab yang diberikan oleh divisi, yaitu tanggung jawab Kota Jogja.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7064 seconds (0.1#10.140)