Tak Terima Anak Terjaring Razia Badut, Orang Tua Kejar Mobil Dinsos Makassar hingga Kantor
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Sosial bersama jajaran kepolisian dan Satpol-PP menggelar razia badut di sejumlah ruas jalan di Kota Makassar . Namun karena tidak terima anaknya terjaring sang orang tua mengejar mobil dinsos hingga ke kantor.
Aksi nekat orang tua anak yang terjaring razia itu dilakukan karena tidak terima anaknya diamankan. Kericuhan tidak terhindarkan karena pihak keluarga juga sempat melempar mobil saat ingin membawa anak yang terjaring ke kantor dinas sosial.
Aksi tersebut terekam video amatir warga dan sempat viral di media sosial. Dalam video itu, tampak seorang lelaki mendekat ke mobil dan berusaha naik hingga membuat sejumlah petugas berusaha melarangnya.
Namun saat mobil berjalan, lelaki itu pun mengejar, sejumlah warga di lokasi pun ikut terpancing mengejar mobil dinas tersebut. Bahkan beberapa warga sempat melempar hingga petugas yang berada di dalam mobil nyaris terkena batu.
Kericuhan berlanjut saat beberapa keluarga mengejar sampai ke kantor dinas sosial, orang tua anak yang terjaring sempat emosi dan memanjat pagar.
Demi mencegah aksi anarkis pihak dinas sosial akhirnya melepaskan anak tersebut dengan membuat perjanjian di atas kertas bahwa tidak akan melakukan aksi mengemis di jalan lagi dengan berkedok badut.
Dalam razia ini, pihak Dinas Sosial Makassar juga menyita baju badut yang digunakan 13 anak yang terjaring untuk diamankan.
Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, membenarkan adanya kejadian pihak keluarga yang mengejar mobil dinas hingga terlibat kericuhan di kantor dinas sosial yang terjadi pada Sabtu (24/2/2023).
Menurutnya, kejadian tersebut berawal saat dinas sosial bersama pihak kepolisian dan Satpol PP melakukan razia terhadap pengemis badut di Jalan Adhiaksa Kecamatan Panakkukang, Makassar.
“Hal ini dilakukan lantaran banyaknya laporan warga yang resah terhadap pengemis badut yang memaksa meminta uang kepada pengendara,” katanya, Minggu (25/2/2023).
Olehnya itu, pihak Dinas Sosial meminta kepada warga terkhusus pengendara untuk tidak memberi uang kepada pengemis badut yang ada di jalan. “Dengan turunnya anak anak ini ke jalan akan memberi dampak buruk ke pada si anak, seperti sekolah terbengkalai serta akan bertambah banyaknya anak-anak yang ikut mengemis dengan kondisi ekonomi kurang mampu,” tandasnya.
Aksi nekat orang tua anak yang terjaring razia itu dilakukan karena tidak terima anaknya diamankan. Kericuhan tidak terhindarkan karena pihak keluarga juga sempat melempar mobil saat ingin membawa anak yang terjaring ke kantor dinas sosial.
Aksi tersebut terekam video amatir warga dan sempat viral di media sosial. Dalam video itu, tampak seorang lelaki mendekat ke mobil dan berusaha naik hingga membuat sejumlah petugas berusaha melarangnya.
Namun saat mobil berjalan, lelaki itu pun mengejar, sejumlah warga di lokasi pun ikut terpancing mengejar mobil dinas tersebut. Bahkan beberapa warga sempat melempar hingga petugas yang berada di dalam mobil nyaris terkena batu.
Kericuhan berlanjut saat beberapa keluarga mengejar sampai ke kantor dinas sosial, orang tua anak yang terjaring sempat emosi dan memanjat pagar.
Demi mencegah aksi anarkis pihak dinas sosial akhirnya melepaskan anak tersebut dengan membuat perjanjian di atas kertas bahwa tidak akan melakukan aksi mengemis di jalan lagi dengan berkedok badut.
Dalam razia ini, pihak Dinas Sosial Makassar juga menyita baju badut yang digunakan 13 anak yang terjaring untuk diamankan.
Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, membenarkan adanya kejadian pihak keluarga yang mengejar mobil dinas hingga terlibat kericuhan di kantor dinas sosial yang terjadi pada Sabtu (24/2/2023).
Menurutnya, kejadian tersebut berawal saat dinas sosial bersama pihak kepolisian dan Satpol PP melakukan razia terhadap pengemis badut di Jalan Adhiaksa Kecamatan Panakkukang, Makassar.
“Hal ini dilakukan lantaran banyaknya laporan warga yang resah terhadap pengemis badut yang memaksa meminta uang kepada pengendara,” katanya, Minggu (25/2/2023).
Olehnya itu, pihak Dinas Sosial meminta kepada warga terkhusus pengendara untuk tidak memberi uang kepada pengemis badut yang ada di jalan. “Dengan turunnya anak anak ini ke jalan akan memberi dampak buruk ke pada si anak, seperti sekolah terbengkalai serta akan bertambah banyaknya anak-anak yang ikut mengemis dengan kondisi ekonomi kurang mampu,” tandasnya.
(nic)