Tangan Dingin Trah Majapahit, Bangun Pasukan Intelijen Mataram Dom Sumurup Ing Banyu untuk Bunuh Jenderal VOC

Senin, 20 Februari 2023 - 05:59 WIB
loading...
Tangan Dingin Trah Majapahit,...
Nyimas Utari Sandijayaningsih. Foto/pepursnas.go.id
A A A
Ki Bagus Wanabaya dengan penuh kecermatan menyiapkan pasukan telik sandi, atau intelijen Kesultanan Mataram, di dekat Batavia yang menjadi pusat kekuasaan VOC. Pasukan rahasia yang sangat mematikan itu, dikenal dengan sebutan Dom Sumurup Ing Banyu.



Pasukan VOC di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal VOC, JP Coen, begitu kuat dan sulit ditakhlukkan oleh pasukan Kesultanan Mataram. Demi melemahkan kekuatan pasukan VOC, Sultan Agung sebagai pemimpin Kesultanan Mataram, memerintahkan Ki Bagus Wanabaya untuk menjalankan misi rahasia membunuh JP Coen.



Tak banyak catatan tentang keberadaan pasukan intelijen Dom Sumurup Ing Banyu, yang begitu dijaga ketat kerahasiaannya tersebut. Nama pasukan telik sandi Dom Sumurup Ing Banyu, salah satunya muncul dalam penelitian Oral History Universitas Indonesia (UI), yang dibawakan oleh, R. Rahmat Romadon, Nurazizah, dan Rachmi Yamini.



Dalam penelitian Oral History UI dengan judul "Situs Makam Nyimas Utari Sandijayaningsih" tersebut, disebutkan pasukan Dom Sumurup Ing Banyu disiapkan Ki Bagus Wanabaya di sekitar wilayah yang kini masuk administrasi Kelurahan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.

Dalam laporan tertulis hasil penelitian Oral History UI, salah satu narasumber penilitian Hasnan Habib mengungkapkan, kisah kepahlawanan pasukan telik sandi Mataram, Dom Sumurup Ing Banyu diketahuinya melalui cerita tutur sejumlah tokoh lokal di Kelurahan Tapos. Yakni Kong Minggu, Kong Suin, dan Kong Tahib.

Para peniliti, dalam laporan tertulisnya disebutkan sempat berhasil menemui Kong Tahib. Dalam pertemuan tersebut, Kong Tahib sempat memperlihatkan benda pusaka berupa keris peninggalan Mataram, dari leluhurnya sebagai bukti otentik keturunan pasukan telik sandi Mataram.

Tangan Dingin Trah Majapahit, Bangun Pasukan Intelijen Mataram Dom Sumurup Ing Banyu untuk Bunuh Jenderal VOC

Foto tangkapan layar dari laporan hasil penelitian Oral History Universitas Indonesia (UI)

Kepada para peneliti, Kong Tahib mengaku mengetahui cerita tentang pasukan telik sandi Dom Sumurup Ing Banyu, serta Nyimas Utari, dari kitab catatan harian prajurit telik sandi Mataram, warisan leluhur dari almarhum Kong Minggu. Catatan harian itu, ditulis dengan aksara Jawa. Sayangnya, buku catatan harian prajurit telik sandi Mataram tersebut, turut dikubur bersama jenazah Kong Minggu.

Operasi pasukan telik sandi Mataram ini dilakukanm setelah pasukan Mataram menderita kekalahan dalam penyerbuan pertama ke Batavia, atau Koloduto I, pada tahun 1628. Sebelum penyerbuan itu, Ki Bagus Wonoboyo, bersama Tumenggung Kertiwongso diberi tugas Sultan Agung, untuk mempersiapan basis pertahanan dan pusat pelatihan prajurit Mataram di hutan dekat Kali Sunter, Tapos, Kota Depok.

Koloduto I, pasukan Mataram mengalami kegagalan yang disebabkan VOC memiliki keunggulan pertahanan, persenjataan, serta adanya informasi yang berhasil dibocorkan mata-mata VOC. Mata-mata tersebut, berasal dari internal Mataram sendiri.



Selang satu tahun, yakni pada tahun 1629, Ki Bagus Wonoboyo kembali menyiapkan pasukan untuk menyerang Batavia, atau dikenal dengan sebutan Koloduto II. Dalam persiapan penyerangan Batavia yang kedua ini, Sultan Agung juga menggunakan pasukan telik sandi. Pasukan yang dikerahkan untuk melakukan penyerangan, juga jauh lebih banyak.

Operasi telik sandi yang dilakukan pasukan Dom Sumurup Ing Banyu tersebut, juga melibatkan putri Ki Bagus Wanabaya, Nyimas Utari. Tak sendirian, Nyimas Utari dikawal suaminya, Mahmudin yang juga dikenal dengan nama Wong Agung Aceh. Mahmudin merupakan tokoh intelijen dari Kesultanan Aceh.

Dalam penelitian Oral History UI disebutkan, Nyimas Utari berhasil menyusup ke dalam benteng VOC di Batavia, dengan menyamar sebagai penyanyi bar. Nyimas Utari akhirnya menjadi penyanyi favorit JP Coen. Bahkan, Nyimas Utari mampu menjadi sahabat istri JP Coen, Eva Ment.

Tangan Dingin Trah Majapahit, Bangun Pasukan Intelijen Mataram Dom Sumurup Ing Banyu untuk Bunuh Jenderal VOC

Foto tangkapan layar dari laporan hasil penelitian Oral History Universitas Indonesia (UI)

Sedangkan Mahmudin ternyata telah lebih dahulu berhasil menyusup dan menyamar ke lingkaran JP Coen, dengan menjadi asisten dan juru tulis. Dilansir dari perpusnas.go.id, Ki Bagus Wanabaya mengirimkan putrinya sendiri, Nyimas Utari bersama menantunya, Mahmudin, untuk menyusup ke dalam benteng VOC, dengan misi membunuh Gubernur Jenderal VOC, JP. Coen.

Wanita cantik Jawa yang memiliki nama lengkap Nyimas Utari Sandijayaningsih tersebut, dialiri darah sebagai telik sandi dari neneknya, Roro Pembayun. Kala itu, Roro Pembayun harus menjalankan misi penyamaran sebagai penari ledhek.

Tugas penyamaran yang dijalankan Roro Pembayun itu, datang dari Panembahan Senopati yang merupakan ayah kandung Roro Pembayun. Penyamaran berbahaya itu, dijalankan Roro Pembayun dengan misi merebut hati Ki Ageng Mangir Wanabaya.



Ki Ageng Mangir Wanabaya, merupakan pemimpin tanah perdikan Mangir yang sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit. Antara Panembahan Senopati, dengan Ki Ageng Mangir Wanabaya, ternyata sama-sama keturunan dari Prabu Brawijaya V yang merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit.

Kisah cinta Ki Ageng Mangir Wanabaya, dengan Roro Pembayun, berakhir tragis. Panembahan Senopati, akhirnya membunuh Ki Ageng Mangir Wanabaya saat menghadap ke istana Kerajaan Mataram. Saat itu, Roro Pembayun tengah hamil, dan akhirnya lahir putranya, bernama Bagus Wanabaya yang merupakan ayah dari Nyimas Utari.

Jauh sebelum dikirim ke Batavia, Nyimas Utari terlebih dahulu ditugasi oleh Ki Bagus Wanabaya untuk bergabung dengan telik sandi dari Kesultanan Aceh, Mahmudin. Perjalanan hidup pasangan Nyimas Utari, dan Mahmudin bak kisah pasangan suami istri John Smith dan Jane Smith yang diperankan Brad Pitt, dan Angelina Jolie dalam film aksi berjudul "Mr and Mrs. Smith". Mereka harus hidup dalam penyamaran, untuk menuntaskan misi rahasia.

Tangan Dingin Trah Majapahit, Bangun Pasukan Intelijen Mataram Dom Sumurup Ing Banyu untuk Bunuh Jenderal VOC

Petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya. Foto/Dok. bantulpedia.bantulkab.go.id

Dilansir dari perusnas.go.id disebutkan, Babad Jawamenyebut pembunuhan terhadap JP Coen, sudah lama dirancang oleh pasukan intelijen Dom Sumurup Ing Mbanyu. Sebagai prajurit telik sandi berparas cantik, Nyimas Utari disebutkan dalam berbagai catatan sejarah. berhasil membunuh JP Coen pada 20 September 1629, dengan menggunakan racun arsenik yang dicampurkan minuman.

Setelah itu, JP Coen yang dikenal bengis dan ahli strategi perang, dipenggal kepalanya. Potongan kepala itu dilarikan ke luar benteng VOC di Batavia, dan diserahkan kepada Tumenggung Surotani bersama Ki Bagus Wanabaya, lalu dibawa ke Mataram.

Usai penggalan kepala itu tiba di Mataram, Sultan Agung memerintahkan kepada para prajuritnya, agar kepala JP Coen diawetkan. Dikemudian hari, penggalan kepala itu dikubur di tengah-tengah tangga menuju ke makam Sultan Agung.



Kematian tragis JP Coen dalam misi yang dilakukan Nyimas Utari tersebut, berawal dari kematian istri JP Coen, Eva Ment bersama anaknya pada 16 September 1629. Di tengah kekalutan dan keterpurukan atas kematian istri dan anaknya, JP Coen begitu lengah sehingga tak menyadari Nyimas Utari telah menyiapkan serangan mematikan.

Setelah berhasil menjalankan misinya, Nyimas Utari berusaha lari ke luar benteng VOC di Batavia, bersama suaminya. Sayangnya, dalam pelarian itu, prajurit telik sandi berparas cantik tersebut tewas akibat tembakan meriam pasukan VOC.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2336 seconds (0.1#10.140)