Penyiksaan Romusha Bikin Darah Shodanco Soeprijadi Mendidih dan Meletuskan Pemberontakan saat Valentine

Selasa, 14 Februari 2023 - 10:16 WIB
loading...
A A A
"Padahal menurut legenda setempat, siapapun yang mengenakan pakaian berwarna hijau akan membuat marah Nyi Roro Kidul dan akan tenggelam," tulis David Jenkins. Seoprijadi merupakan putra seorang pejabat pemerintah. Sesudah perang, ayah Seoprijadi diangkat menjadi Bupati Blitar.



Seorang investigator militer Jepang, mencatat bahwa Seoprijadi seorang yang aneh, mudah dipengaruhi tetapi punya jiwa kepemimpinan yang kuat. Seoprijadi suka menyamakan dirinya dengan Pangeran Diponegoro. Seoprijadi juga suka menyamakan diri dengan penasihat mistik Diponegoro.

Pada tahun 1945, ketidakpercayaan Shodanco Seoprijadi terhadap Jepang, semakin menguat. Pagi hari 14 Feberuari 1945. Shodanco Seoprijadi yang masih berusia 21 tahun, memimpin 360 prajurit untuk keluar barak.

Bersama pasukan serta dukungan hampir seluruh perwira di batalyon PETA, Seoprijadi menyerang Hotel Sakura Blitar yang menjadi markas perwira Jepang. Baku tembak, dan lemparan mortir tidak terelakkan.

Mereka membunuh empat orang Jepang, dan tujuh orang etnis Tionghoa yang dianggap pro Jepang. Seluruh anggota batalyon PETA di Blitar, ikut ambil bagian dalam pemberontakan bersenjata dan untuk pertama kalinya suatu kesatuan Indonesia mengarahkan senjata kepada pembinanya.

Sayang, pemberontakan yang sudah disiapkan berbulan-bulan itu, masih penuh kekurangan. Bantuan kekuatan dari batalyon PETA lain tidak sesuai harapan. Pemberontakan Seoprijadi di Blitar, dalam sekejap berhasil dipadamkan.



Karena situasi yang tidak menguntungkan, Seoprijadi bersama pasukannya menyingkir ke luar kota. Tiga rombongan menuju ke arah utara dan satu rombongan ke selatan. Pada 17 Februari 1945 atau tiga hari paska pemberontakan, unit-unit batalyon yang terlibat pemberontakan kembali ke Blitar.

Salah satunya adalah Muradi. Mereka bersedia kembali ke Blitar, setelah Jepang memberi jaminan tidak akan membawa ke pengadilan militer. Namun janji tinggal janji. Khawatir pemberontakan tersebar luas, Jepang melucuti batalyon dan menahan kurang lebih 55 orang perwira beserta anak buahnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2990 seconds (0.1#10.140)