Cegah Virus Masuk ke Sumut, Barang Impor Diperiksa Ketat
loading...
A
A
A
MEDAN - Balai Besar Karantina Belawan melakukan pemeriksaan terhadap barang pertanian impor yang masuk ke Sumatera melalui Pelabuhan Belawan , kemarin. Hal itu demi mencegah virus makanan masuk ke Indonesia, khususnya wilayah Sumut.
Seluruh tenaga kerja bongkar muat menggunakan alat pelindung diri (APD) memeriksa sejumlah kontainer berisi kacang dan kurma impor yang masuk ke Sumatera Utara melalui Pelabuhan Belawan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Lenny Hartati Harahap mengatakan, pihaknya melakukan pelatihan penanganan media pembawa Karantina dan keselamatan kerja kepada Tenaga Kerja Muat PT Graha Segara.
"Yang diajarkan itu, bagaimana pengenalan media pembawa Karantina, pengenalan hama penyakit, kemudian juga bagaimana penanganan sampel di lapangan, bagaimana penanganan Alat Pelindung Diri (APD), kemudian keselamatan kerjanya," katanya di lokasi bongkar muat PT Graha Segara, Belawan, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya, tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) ini adalah mitra dalam melakukan pemeriksaan media pembawa Karantina, terutama dari luar negeri (impor).
"Karena saat di lapangan ini, seperti contoh kita buka kontainer kemungkinan masih ada airasianya, makanya kalau kita tidak pakai masker akan terhirup. Itu lah kita beri perhatian agar keselamatan ini terjamin di lapangan. Ini juga mengantisipasi bahaya penyakit di lapangan,’ ujarnya.
Dalam hal penanganannya, perlu ada peningkatan kompetensi dan ini pertama kali kita lakukan untuk peningkatan kompetensi se-Indonesia. "Ini untuk mendukung minimnya resiko. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, agar dapat lebih cepat penanganannya di lapangan. Ini berdampak positif," imbuhnya.
Dampaknya lanjutnya, bisa mengganggu kesehatan pekerja, makanya harus memakai sarung tangan khawatir itu akan menjadi penyakit pembawa. "Makanya sama-sama kita kawal hama penyakit, jangan sampai masuk ke Indonesia," tegasnya.
Dalam penanganan sejumlah barang pangan seperti kacang-kacangan dan kurma dari dua kontainer yang diambil sampelnya untuk dibawa ke laboratorium guna diperiksa. "Jika terdapat virus atau bakteri berbahaya, maka barang tersebut tidak diizinkan beredar. Gejalanya ada berbintik-bintik saat dilihat menggunakan kaca pembesar (lup)," sebutnya.
Sementara itu, Supervisi operasional TPFT PT Segara, Ahmad Safei menuturkan, dengan adanya petugas karantina yang melakukan pelatihan terhadap para buruh bongkar muat akan melakukan bongkar muat berbagai jenis barang impor.
"Dengan adanya pelatihan khusus terhadap para buruh bongkar muat. Selain dapat mempercepat proses bongkar muat, juga mencegah masuknya virus dari luar," tandasnya.
Seluruh tenaga kerja bongkar muat menggunakan alat pelindung diri (APD) memeriksa sejumlah kontainer berisi kacang dan kurma impor yang masuk ke Sumatera Utara melalui Pelabuhan Belawan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Lenny Hartati Harahap mengatakan, pihaknya melakukan pelatihan penanganan media pembawa Karantina dan keselamatan kerja kepada Tenaga Kerja Muat PT Graha Segara.
Baca Juga
"Yang diajarkan itu, bagaimana pengenalan media pembawa Karantina, pengenalan hama penyakit, kemudian juga bagaimana penanganan sampel di lapangan, bagaimana penanganan Alat Pelindung Diri (APD), kemudian keselamatan kerjanya," katanya di lokasi bongkar muat PT Graha Segara, Belawan, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya, tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) ini adalah mitra dalam melakukan pemeriksaan media pembawa Karantina, terutama dari luar negeri (impor).
"Karena saat di lapangan ini, seperti contoh kita buka kontainer kemungkinan masih ada airasianya, makanya kalau kita tidak pakai masker akan terhirup. Itu lah kita beri perhatian agar keselamatan ini terjamin di lapangan. Ini juga mengantisipasi bahaya penyakit di lapangan,’ ujarnya.
Dalam hal penanganannya, perlu ada peningkatan kompetensi dan ini pertama kali kita lakukan untuk peningkatan kompetensi se-Indonesia. "Ini untuk mendukung minimnya resiko. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, agar dapat lebih cepat penanganannya di lapangan. Ini berdampak positif," imbuhnya.
Dampaknya lanjutnya, bisa mengganggu kesehatan pekerja, makanya harus memakai sarung tangan khawatir itu akan menjadi penyakit pembawa. "Makanya sama-sama kita kawal hama penyakit, jangan sampai masuk ke Indonesia," tegasnya.
Dalam penanganan sejumlah barang pangan seperti kacang-kacangan dan kurma dari dua kontainer yang diambil sampelnya untuk dibawa ke laboratorium guna diperiksa. "Jika terdapat virus atau bakteri berbahaya, maka barang tersebut tidak diizinkan beredar. Gejalanya ada berbintik-bintik saat dilihat menggunakan kaca pembesar (lup)," sebutnya.
Sementara itu, Supervisi operasional TPFT PT Segara, Ahmad Safei menuturkan, dengan adanya petugas karantina yang melakukan pelatihan terhadap para buruh bongkar muat akan melakukan bongkar muat berbagai jenis barang impor.
"Dengan adanya pelatihan khusus terhadap para buruh bongkar muat. Selain dapat mempercepat proses bongkar muat, juga mencegah masuknya virus dari luar," tandasnya.
(nic)