Setahun Menanti, Bayi 13 Bulan Diduga Korban Malapraktik Tak Kunjung Dapat Keadilan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Seorang bayi berusia 13 bulan diduga menjadi korban malapraktik. Dugaan malapraktik itu, terjadi di salah satu rumah sakit di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Jonatan Albert Kristian (30), orang tua korban mengatakan, pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat. Namun hingga setahun kasus itu berselang hingga kini tidak ada respons.
"Dugaan malapraktik ini terjadi pada awal Januari 2022. Saat itu, anak saya sakit demam dan pilek. Saya lalu membawanya ke rumah sakit di Jalan Pekayon, Kota Bekasi," katanya, Selasa (31/1/2023).
Setibanya di rumah sakit, korban diberi obat antibiotik. Di botolnya tertulis pemberian obat 3/4 botol tiga kali sehari.
"Karena curiga, saya mencoba mengkonfirmasi kembali petugas farmasinya. Bahkan, konfirmasi itu saya lakukan tiga kali. Tetapi selama tiga hari minum obat itu, anak saya tidak mau makan dan minum," jelasnya.
Bahkan, sang anak menjadi sering muntah-muntah. Tidak hanya itu, korban juga sulit tidur. Akhirnya, Jonatan pergi lagi ke rumah sakit dan menanyakan obat itu lagi. Ternyata, dosis obat antibiotik itu salah.
"Bahkan, setelah kejadian tersebut anak saya tidak mau makan selama 4 bulan. Hal tersebut berefek pada berat badannya yang turun drastis. Aktivitasnya pun terganggu, karena tak lagi aktif," jelasnya.
Dikatakan Jonatan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium, anaknya terindikasi mengalami gangguan organ dalam.
Jonatan Albert Kristian (30), orang tua korban mengatakan, pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat. Namun hingga setahun kasus itu berselang hingga kini tidak ada respons.
"Dugaan malapraktik ini terjadi pada awal Januari 2022. Saat itu, anak saya sakit demam dan pilek. Saya lalu membawanya ke rumah sakit di Jalan Pekayon, Kota Bekasi," katanya, Selasa (31/1/2023).
Baca Juga
Setibanya di rumah sakit, korban diberi obat antibiotik. Di botolnya tertulis pemberian obat 3/4 botol tiga kali sehari.
"Karena curiga, saya mencoba mengkonfirmasi kembali petugas farmasinya. Bahkan, konfirmasi itu saya lakukan tiga kali. Tetapi selama tiga hari minum obat itu, anak saya tidak mau makan dan minum," jelasnya.
Bahkan, sang anak menjadi sering muntah-muntah. Tidak hanya itu, korban juga sulit tidur. Akhirnya, Jonatan pergi lagi ke rumah sakit dan menanyakan obat itu lagi. Ternyata, dosis obat antibiotik itu salah.
"Bahkan, setelah kejadian tersebut anak saya tidak mau makan selama 4 bulan. Hal tersebut berefek pada berat badannya yang turun drastis. Aktivitasnya pun terganggu, karena tak lagi aktif," jelasnya.
Dikatakan Jonatan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium, anaknya terindikasi mengalami gangguan organ dalam.