121 Gempa Susulan Terjadi Pascagempa Tektonik M7,1 di Melonguane
loading...
A
A
A
MANADO - Hingga Pukul 11:30 WITA, Minggu (22/1/2023), terjadi 121 kali gempa susulan di Melenguane. Hal itu terungkap dari analisis pascagempa bumi Magnitudo (M) 7,1 di Melonguane, Sulawesi Utara, Rabu (18/1/2023) lalu.
Staf operasional BMKG Stasiun Geofisika Manado Deka Agung Pratama kepada MNC Portal Indonesia mengatakan, kejadian gempa susulan setelah gempa bumi besar adalah suatu hal yang normal.
"Hal ini terjadi karena patahnya batuan di seputaran lokasi pusat gempa bumi utama menyebabkan batuan yang patah di tempat dimana gempa bumi terjadi mengalami deformasi atau perubahan bentuk formasi atau tatanan ke bentuk formasi yang baru," tutur Deka Agung Pratama, Minggu (22/1/2023).
Dijelaskan, sampai perubahan bentuk formasi ini selesai, gempa susulan masih terus terjadi. Hal ini adalah normal terjadi setelah kejadian gempa bumi utama dengan kekuatan magnitudo yang signifikan.
Baca: Gempa Tektonik M5,3 di Laut Maluku, BMKG: Gempa Susulan dari M7,1 Lalu.
"Kejadian gempa bumi, sampai dengan saat ini belum bisa diprediksi, atau belum bisa ditentukan kapan, kekuatan magnitudo berapa, dan di mana lokasi tepatnya akan terjadi," pungkasnya.
Staf operasional BMKG Stasiun Geofisika Manado Deka Agung Pratama kepada MNC Portal Indonesia mengatakan, kejadian gempa susulan setelah gempa bumi besar adalah suatu hal yang normal.
"Hal ini terjadi karena patahnya batuan di seputaran lokasi pusat gempa bumi utama menyebabkan batuan yang patah di tempat dimana gempa bumi terjadi mengalami deformasi atau perubahan bentuk formasi atau tatanan ke bentuk formasi yang baru," tutur Deka Agung Pratama, Minggu (22/1/2023).
Dijelaskan, sampai perubahan bentuk formasi ini selesai, gempa susulan masih terus terjadi. Hal ini adalah normal terjadi setelah kejadian gempa bumi utama dengan kekuatan magnitudo yang signifikan.
Baca: Gempa Tektonik M5,3 di Laut Maluku, BMKG: Gempa Susulan dari M7,1 Lalu.
"Kejadian gempa bumi, sampai dengan saat ini belum bisa diprediksi, atau belum bisa ditentukan kapan, kekuatan magnitudo berapa, dan di mana lokasi tepatnya akan terjadi," pungkasnya.
(nag)