Lomba MTQ Porseni NU Ajang Pencarian Bibit Unggul dan Silaturahmi Santri
Selasa, 17 Januari 2023 - 18:08 WIB
SOLO - Lomba Musabaqah Tilwatil Qur'an (MTQ) Porseni NU diselenggarakan di Gedung Graha Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Pembukaan lomba Musabaqah Tilwatil Qur'an (MTQ) dilaksanakan pada Selasa (17/1/2023).
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftah Faqih mengatakan, Porseni NU diharapkan menjadi ajang kompetisi sekaligus untuk mempererat silaturahim kaum santri.
"Porseni NU ini untuk mencari bibit unggul, sekaligus menjadi ajang untuk menjalin solidaritas dan persaudaraan," kata KH Miftah Faqih.
Dia menambahkan, persaudaraan dapat terwujud dalam empat tahapan, yakni ijtima' (perkumpulan), ta'aruf (perkenalan), ittihad (persatuan) dan taalluf (persaudaraan).
Lebih lanjut disampaikan Kiai Miftah, usia satu abad NU ini menjadi momen yang wajib untuk disyukuri.
"Di penghujung satu abad ini, ada kegembiraan yang harus kita syukuri bersama. Semua elemen harus terlibat dalam rasa syukur ini," ungkapnya.
Termasuk elemen yang dilibatkan dalam Porseni NU yang digelar di Solo yakni pelajar, santri, dan mahasiswa. Ketiganya, diharapkan dapat menjadi generasi masa depan NU dan bangsa.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftah Faqih mengatakan, Porseni NU diharapkan menjadi ajang kompetisi sekaligus untuk mempererat silaturahim kaum santri.
"Porseni NU ini untuk mencari bibit unggul, sekaligus menjadi ajang untuk menjalin solidaritas dan persaudaraan," kata KH Miftah Faqih.
Dia menambahkan, persaudaraan dapat terwujud dalam empat tahapan, yakni ijtima' (perkumpulan), ta'aruf (perkenalan), ittihad (persatuan) dan taalluf (persaudaraan).
Lebih lanjut disampaikan Kiai Miftah, usia satu abad NU ini menjadi momen yang wajib untuk disyukuri.
"Di penghujung satu abad ini, ada kegembiraan yang harus kita syukuri bersama. Semua elemen harus terlibat dalam rasa syukur ini," ungkapnya.
Termasuk elemen yang dilibatkan dalam Porseni NU yang digelar di Solo yakni pelajar, santri, dan mahasiswa. Ketiganya, diharapkan dapat menjadi generasi masa depan NU dan bangsa.
tulis komentar anda