Aksi Teror KKB di Pegunungan Bintang Picu Puluhan Warga Pendatang Turun Cari Aman ke Jayapura
Jum'at, 13 Januari 2023 - 14:33 WIB
"Kalau kita di IKT kemarin itu sekitar ada 7 orang, dan hari ini ada 10 orang, jadi hampir 20 orang warga Toraja yang telah tiba di Jayapura. Saya juga dengar masih ada flight kedua ini yang agak banyak dari warga IKT yang datang ke Jayapura," ujarnya.
"Kita perkirakan warga Toraja yang akan turun dari Oksibil kurang lebih sekitar 100 orang. Untuk itu, kita berharap kalau boleh laki-laki tetap tinggal diatas dan kita izinkan untuk turun terlebih dahulu itu dari anak-anak dan perempuan, serta orang tua," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya juga tidak memaksakan warganya untuk dievakuasi, terlebih bagi pekerja yang sementara masih melakukan tugasnya di Oksibil.
"Kalau memang masih bekerja di atas, ya harus tetap ada di Oksibil. Supaya mereka tidak terpengaruh dengan hal-hal yang lain," katanya.
Untuk itu, dirinya mengimbau kepada warga sipil yang ada di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, khususnya warga asal Toraja agar tetap waspada dan selalu berhati-hati.
"Imbauan saya, seluruh warga paguyuban khususnya Toraja yang ada di daerah-daerah pedalaman, baik yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta itu harus selalu berhati-hati, waspada, tetap berdoa dan lihat situasi sekitarnya. Jika memang situasinya tidak kondusif, ya harus cari pengamanan dan segera menyelamatkan diri," ucapnya.
Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan dan Sekda Pegunungan Bintang agar warga asal Toraja di Mamit bisa dievakuasi juga.
"Karena tiga hari lalu ada warga kami yang terkena bacokan parang. Tetapi Puji Tuhan hanya mengalami luka lecet saja. Dengan kondisi seperti itu, melihat situasi yang kurang kondusif, kami minta kepada warga kami di Mamit juga ikut dievakuasi seperti yang dilakukan di Oksibil," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Edie Rante Tasak juga meluruskan, bahwa warga sipil asal Toraja yang datang dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ini bukanlah pengungsi atau warga yang dievakuasi.
"Di sini, perlu saya luruskan bahwa ini bukan pengungsi atau pengungsian. Sekali lagi, saya mau tegaskan, bahwa ini bukan pengungsian atau bukan mengevakuasi warga. Karena kalau dikatakan evakuasi, itu artinya kondisi dalam keadaan darurat," ujarnya.
"Kita perkirakan warga Toraja yang akan turun dari Oksibil kurang lebih sekitar 100 orang. Untuk itu, kita berharap kalau boleh laki-laki tetap tinggal diatas dan kita izinkan untuk turun terlebih dahulu itu dari anak-anak dan perempuan, serta orang tua," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya juga tidak memaksakan warganya untuk dievakuasi, terlebih bagi pekerja yang sementara masih melakukan tugasnya di Oksibil.
"Kalau memang masih bekerja di atas, ya harus tetap ada di Oksibil. Supaya mereka tidak terpengaruh dengan hal-hal yang lain," katanya.
Untuk itu, dirinya mengimbau kepada warga sipil yang ada di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, khususnya warga asal Toraja agar tetap waspada dan selalu berhati-hati.
"Imbauan saya, seluruh warga paguyuban khususnya Toraja yang ada di daerah-daerah pedalaman, baik yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta itu harus selalu berhati-hati, waspada, tetap berdoa dan lihat situasi sekitarnya. Jika memang situasinya tidak kondusif, ya harus cari pengamanan dan segera menyelamatkan diri," ucapnya.
Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan dan Sekda Pegunungan Bintang agar warga asal Toraja di Mamit bisa dievakuasi juga.
"Karena tiga hari lalu ada warga kami yang terkena bacokan parang. Tetapi Puji Tuhan hanya mengalami luka lecet saja. Dengan kondisi seperti itu, melihat situasi yang kurang kondusif, kami minta kepada warga kami di Mamit juga ikut dievakuasi seperti yang dilakukan di Oksibil," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Edie Rante Tasak juga meluruskan, bahwa warga sipil asal Toraja yang datang dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ini bukanlah pengungsi atau warga yang dievakuasi.
"Di sini, perlu saya luruskan bahwa ini bukan pengungsi atau pengungsian. Sekali lagi, saya mau tegaskan, bahwa ini bukan pengungsian atau bukan mengevakuasi warga. Karena kalau dikatakan evakuasi, itu artinya kondisi dalam keadaan darurat," ujarnya.
tulis komentar anda