Memprihatinkan! Mbah Karni 12 Hari Menahan Sakit di Pengungsian Akibat Banjir Tak Surut
Rabu, 11 Januari 2023 - 19:53 WIB
SEMARANG - Memprihatinkan. Nasib seorang nenek bernama Mbah Karni, selama 12 hari terbaring di pengungsian akibat rumahnya terendam banjir . Selama itu dia terpaksa menahan sakit akibat kelelahan dan cuaca dingin.
Pihak keluarga yang ikut mengungsi mengaku tidak bisa memeriksakan nenek tersebut ke puskesmas karena banjir yang merendam desa masih tinggi.
Mbah Karni berusia 70 tahun warga Desa Lemah Putih, Kecamatan Brati, Grobogan, Jawa Tengah terus merintih kesakitan di pengungsian. Mbah Karni bersama anak dan cucunya mengungsi di teras rumah tetangga sejak 12 hari lalu akibat rumah terendam banjir dengan ketinggian sekitar tujuh puluh sentimeter.
Selama di pengungsian,ia hanya bisa tidur dengan alas tikar dan selimut seadanya, jika malam hari cuaca menjadi semakin dingin dan lembab sehingga membuat tubuh mudah terserang penyakit.
Sambil menahan tangis dan sakit, Mbah Karni menjelaskan bahwa selama mengungsi dia selalu bolak balik dari rumah ke pengungsian hingga beberapa kali untuk melihat kondisi rumah.
“Mungkin karena kelelahan kondisi badan menjadi drop hingga mengakibatkan pusing, meriang dan sakit perut,” ujar Mbah Karni.
Untuk mengurangi rasa sakit, Sulijah anak Mbah Karni membeli obat ke warung tetangga. “Karena sudah tidak memiliki uang terpaksa dengan cara berutang,” ujar Sulijah.
Pihak keluarga yang ikut mengungsi mengaku tidak bisa memeriksakan nenek tersebut ke puskesmas karena banjir yang merendam desa masih tinggi.
Mbah Karni berusia 70 tahun warga Desa Lemah Putih, Kecamatan Brati, Grobogan, Jawa Tengah terus merintih kesakitan di pengungsian. Mbah Karni bersama anak dan cucunya mengungsi di teras rumah tetangga sejak 12 hari lalu akibat rumah terendam banjir dengan ketinggian sekitar tujuh puluh sentimeter.
Selama di pengungsian,ia hanya bisa tidur dengan alas tikar dan selimut seadanya, jika malam hari cuaca menjadi semakin dingin dan lembab sehingga membuat tubuh mudah terserang penyakit.
Sambil menahan tangis dan sakit, Mbah Karni menjelaskan bahwa selama mengungsi dia selalu bolak balik dari rumah ke pengungsian hingga beberapa kali untuk melihat kondisi rumah.
“Mungkin karena kelelahan kondisi badan menjadi drop hingga mengakibatkan pusing, meriang dan sakit perut,” ujar Mbah Karni.
Untuk mengurangi rasa sakit, Sulijah anak Mbah Karni membeli obat ke warung tetangga. “Karena sudah tidak memiliki uang terpaksa dengan cara berutang,” ujar Sulijah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda