4 Peristiwa Penting di Istana Kepresidenan Gedung Agung, Nomor 3 Terkait Tan Malaka

Selasa, 03 Januari 2023 - 09:23 WIB
Presiden Soekarno atau Bung Karno berpidato meminta para penculik untuk segera melepaskan Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Pada akhir Juni 1946, Sjahrir yang berada di Solo, Jawa Tengah, tiba-tiba diculik.

Sempat muncul usulan dari Menteri Pertahanan Amir Sjariffudin kepada Bung Karno supaya Mr Soebardjo, ditahan. Amir menuding Soebardjo dalang dibalik aksi penculikan Sjahrir.

Dari Gedung Agung, suara pidato Bung Karno memancar pada saluran radio. Sjahrir yang sempat disandera di wilayah Paras, Boyolali, akhirnya dilepaskan. Paman penyair Chairil Anwar itu kemudian dibawa ke Gedung Agung Jogjakarta.

3. Penangkapan Pengikut Tan Malaka

Peristiwa penculikan Perdana Menteri Sutan Sjahrir di Solo Juni 1946 disusul dengan peristiwa percobaan kudeta oleh kelompok Persatuan Perjuangan, oposisi Pemerintah Soekarno.

Peristiwa percobaan perebutan kekuasaan oleh kelompok yang dipimpin Tan Malaka itu dikenal dengan peristiwa 3 Juli 1946. Dalam peristiwa itu, Panglima Divisi III Mayjen Sudarsono dan sejumlah politisi pendukung Tan Malaka ditangkap.

Penangkapan berlangsung di Gedung Agung Yogyakarta. Selain Mayjen Sudarsono, Moh Yamin, Iwa Kusumasumantri, Soebardjo dan Chaerul Saleh, juga langsung ditahan.

Para aktivis yang terlibat aktif pada masa kemerdekaan itu ditangkap di ruangan tunggu serambi depan Gedung Agung.

“Ya, itu yang terjadi. Saya lihat lagi di ruangan tunggu di serambi depan Gedung Agung di mana Moh Yamin, Iwa Kusumasumantri, Soebardjo Chaerul Saleh langsung ditahan,” kata Soebadio Sastrosatomo dalam buku Soebadio Sastrosatomo Pengemban Misi Politik.

4. Bung Karno Ditangkap saat Agresi Militer Belanda II

Belanda menggelar agresi militer keduanya pada 19 Desember 1948. Yogyakarta yang menjadi ibu kota Republik Indonesia diserang dan diduduki. Saat peristiwa itu terjadi, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh Hatta bertahan di Gedung Agung Jogjakarta.

Terlihat juga Sjahrir, Haji Agus Salim dan Assaat. Dalam situasi genting, kabinet bersidang di Gedung Agung. Diputuskan mengirim telegram kepada Sjaffrudin Prawiranegara supaya membentuk pemerintah darurat republik Indonesia (PDRI) di Sumatera.

Belanda akhirnya menangkap Soekarno dan Hatta serta Sjahrir dan Agus Salim di Gedung Agung. Soekarno, Haji Agus Salim dan Sjahrir diterbangkan ke Brastagi Sumatera Utara.

Sedangkan Hatta dan yang lain dibawa ke Pulau Bangka dan ditahan di Menumbing. Setelah muncul perundingan Roem-Royen, Soekarno dan Hatta kembali ke Jogjakarta. Tiba di lapangan terbang Maguwo 6 Juli 1949, Dwi Tunggal itu langsung menuju Gedung Agung.

Gedung Agung juga menjadi saksi saat Sudirman dilantik menjadi Panglima Besar. Pelantikan berlangsung di salah satu ruangan Gedung Agung. Begitu juga saat Sutan Sjahrir meletakkan jabatan sebagai perdana menteri dan kemudian diangkat oleh Soekarno menjadi penasihat presiden. Pengangkatan itu juga berlangsung di Gedung Agung.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More