Kisah Ibu Perkasa dari Madina, Tak Malu Jadi Penambal Ban agar Dapur Tetap Mengepul
Kamis, 22 Desember 2022 - 16:43 WIB
MANDAILING NATAL - Mengenakan daster yang mulai lusuh termakan usia, Nurhayati nampak begitu cekatan membongkar ban motor matik yang terparkir di depan rumahnya. Kedua tangannya begitu terampil menggunakan pengungkit, dan mengeluarkan ban dalam yang bocor.
Sejurus kemudian dia menancapkan pompa ke ban dalam yang sudah dikeluarkannya, dan memompa ban tersebut untuk dicek titik kebocoran ban tersebut. Setelah titik bocor diketahui dari gelembung udara yang keluar saat ban dimasukkan ke dalam bak berisi air, Nurhayati kembali membuang angin dalam ban.
Ban yang sudah kempis tersebut, langsung dipasang di sepatang pipa besi dan diamplas tepat di titik kebocoran. Nurhayati kemudian menempelkan karet penutup, dan memanaskan ban agar karet penutup tersebut lengket.
Ibu rumah tangga itu tak sedikitpun merasa canggung ataupun malu, menjalani usaha tambal ban. Dia turut bekerja keras menjalankan usaha bersama suaminya yang membuka bengkel motor, demi menghidupi anak-anaknya, dan asap dapur dapat terus mengepul.
Bengkel motor dan tambal ban yang dijalankan Nurhayati bersama suaminya tersebut, berada di Jalan Lintas Sumatera, Desa Purba Baru, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Dari menambal ban bocor tersebut, Nurhayati mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp40 ribu-50 ribu. "Pendapatannya tidak pasti, biasanya melayani 4-5 sepeda motor. Setiap menambal ban motor, tarifnya Rp10 ribu," ungkapnya.
Meski sudah bekerja keras di bengkel, Nurhayati tak lupa mengurus anak-anak dan suaminya. Setiap hari dia juga harus memasak, dan mengurus keperluan sekolah anak-anaknya, agar mereka mampu menempuh pendidikan tinggi.
Pekerjaan berat itu tak pernah menjadi keluhan bagi Nurhayati. Rasa cintanya sebagai ibu kepada keluarganya, membuatnya terus bersemangat bekerja dan mengurus keluarga, agar dapur di rumahnya tetap dapat mengepul.
Sejurus kemudian dia menancapkan pompa ke ban dalam yang sudah dikeluarkannya, dan memompa ban tersebut untuk dicek titik kebocoran ban tersebut. Setelah titik bocor diketahui dari gelembung udara yang keluar saat ban dimasukkan ke dalam bak berisi air, Nurhayati kembali membuang angin dalam ban.
Ban yang sudah kempis tersebut, langsung dipasang di sepatang pipa besi dan diamplas tepat di titik kebocoran. Nurhayati kemudian menempelkan karet penutup, dan memanaskan ban agar karet penutup tersebut lengket.
Ibu rumah tangga itu tak sedikitpun merasa canggung ataupun malu, menjalani usaha tambal ban. Dia turut bekerja keras menjalankan usaha bersama suaminya yang membuka bengkel motor, demi menghidupi anak-anaknya, dan asap dapur dapat terus mengepul.
Bengkel motor dan tambal ban yang dijalankan Nurhayati bersama suaminya tersebut, berada di Jalan Lintas Sumatera, Desa Purba Baru, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Dari menambal ban bocor tersebut, Nurhayati mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp40 ribu-50 ribu. "Pendapatannya tidak pasti, biasanya melayani 4-5 sepeda motor. Setiap menambal ban motor, tarifnya Rp10 ribu," ungkapnya.
Meski sudah bekerja keras di bengkel, Nurhayati tak lupa mengurus anak-anak dan suaminya. Setiap hari dia juga harus memasak, dan mengurus keperluan sekolah anak-anaknya, agar mereka mampu menempuh pendidikan tinggi.
Baca Juga
Pekerjaan berat itu tak pernah menjadi keluhan bagi Nurhayati. Rasa cintanya sebagai ibu kepada keluarganya, membuatnya terus bersemangat bekerja dan mengurus keluarga, agar dapur di rumahnya tetap dapat mengepul.
(eyt)
tulis komentar anda