Militer Turki Disebut Cari Tahu Kelemahan Sistem Rudal S-400 Rusia
Jum'at, 10 Juli 2020 - 17:06 WIB
MOSKOW - Tentara Turki disebut telah mencari tahu kelemahan sistem rudal anti-pesawat s-400 terhadap pesawat tempur F-16 dan F-4 buatan Amerika Serikat. Pengujian itu sendiri berlangsung di pangkalan udara Murted. Baca : Pemimimpin Gereja Ortodoks Rusia Sebut Pengubahan Hagia Sophia Ancaman Bagi Kristen
Pensiunan Letnan Jenderal Alexander Luzan, mantan Wakil Komandan Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Soviet, mengungkapkan uji coba itu memungkinkan militer Ankara untuk mempelajari secara spesifik penggunaan surface-to-air missiles (SAMs) Rusia.
Tes juga mengevaluasi efektivitas sistem rudal tersebut. Juga, menurut Luzan, militer Turki memperkirakan kelemahannya. Uji coba itu berlangsung November 2019 dan dikonfirmasi baru-baru ini oleh sumber intelijen yang memiliki koneksi dengan industri pertahanan Ankara.
"Selama pengujian sistem rudal anti-pesawat s-400, militer Turki mendeteksi pesawat dan melakukan apa yang disebut peluncuran elektronik pada mereka. Ini memungkinkan Anda untuk secara bersamaan mempelajari fitur-fitur aplikasi, mengevaluasi keefektifan, dan mungkin tujuan lain adalah menemukan titik lemah dari sistem," kata Luzan seperti dikutip FN News, Jumat (10/07/2020). Baca Juga : Moskow Larang Turki Jual Sistem Rudal S-400 Rusia ke AS
Pemerintah maupun militer Turki tidak pernah bersedia mengonfirmasi uji coba senjata pertahanan yang dibeli dari Moskow tersebut. Namun, media Turki telah merilis video dari uji coba tersebut.
Pada September 2017, Rusia menandatangani kontrak senilai USD2,5 miliar untuk memasok sistem pertahanan rudal S-400 kepada Turki. Batch pertama dikirim ke Ankara pada Juli 2019, meskipun ada protes dari NATO bahwa senjata pertahanan itu akan merusak sistem pertahanan NATO, di mana Ankara merupakan anggota dari aliansi tersebut.
Amerika Serikat secara resmi mengusir Turki dari program multinasional jet tempur siluman F-35 karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 pada Juli 2019. Namun, pabrikan Turki sejauh ini masih memasok suku cadang untuk jet tempur canggih tersebut.
Pensiunan Letnan Jenderal Alexander Luzan, mantan Wakil Komandan Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Soviet, mengungkapkan uji coba itu memungkinkan militer Ankara untuk mempelajari secara spesifik penggunaan surface-to-air missiles (SAMs) Rusia.
Tes juga mengevaluasi efektivitas sistem rudal tersebut. Juga, menurut Luzan, militer Turki memperkirakan kelemahannya. Uji coba itu berlangsung November 2019 dan dikonfirmasi baru-baru ini oleh sumber intelijen yang memiliki koneksi dengan industri pertahanan Ankara.
"Selama pengujian sistem rudal anti-pesawat s-400, militer Turki mendeteksi pesawat dan melakukan apa yang disebut peluncuran elektronik pada mereka. Ini memungkinkan Anda untuk secara bersamaan mempelajari fitur-fitur aplikasi, mengevaluasi keefektifan, dan mungkin tujuan lain adalah menemukan titik lemah dari sistem," kata Luzan seperti dikutip FN News, Jumat (10/07/2020). Baca Juga : Moskow Larang Turki Jual Sistem Rudal S-400 Rusia ke AS
Pemerintah maupun militer Turki tidak pernah bersedia mengonfirmasi uji coba senjata pertahanan yang dibeli dari Moskow tersebut. Namun, media Turki telah merilis video dari uji coba tersebut.
Pada September 2017, Rusia menandatangani kontrak senilai USD2,5 miliar untuk memasok sistem pertahanan rudal S-400 kepada Turki. Batch pertama dikirim ke Ankara pada Juli 2019, meskipun ada protes dari NATO bahwa senjata pertahanan itu akan merusak sistem pertahanan NATO, di mana Ankara merupakan anggota dari aliansi tersebut.
Amerika Serikat secara resmi mengusir Turki dari program multinasional jet tempur siluman F-35 karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 pada Juli 2019. Namun, pabrikan Turki sejauh ini masih memasok suku cadang untuk jet tempur canggih tersebut.
(sri)
tulis komentar anda