Kapolda hingga Kepala Daerah Kompak Main Ketoprak Hibur Rakyat Jogjakarta

Minggu, 04 Desember 2022 - 23:12 WIB
Kapolda hingga kepala daerah kompak main Ketoprak demi menghibur rakyat Jogjakarta dalam suguhan ini bentuk diplomasi budaya. Foto: Istimewa
JOGJAKARTA - Sejumlah pejabat Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) ikut bermain ketoprak. Mulai dari bupati, Kapolda DIY , Gubernur AAU hingga Rektor UGM. Suguhan ini bentuk diplomasi budaya.

Selain apresiasi seni juga sebagai ajang membangun hubungan baik para pejabat dengan masyarakat. Wajah lain dari pejabat terlihat karena mereka akan membawakan lakon yang di luar dugaan.

Sebut saja Kapolda DIY yang notabene menjadi seorang pengayom masyarakat akan berlakon antagonis. Pun dengan Gubernur AAU yang memiliki darah sunda. Gelaran ini dilaksanakan di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Yogyakarta, Sabtu (3/1/2022), pukul 19.30 WIB.





Pertunjukan ini diinisiasi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan mengatakan, selain sebagai sarana berinteraksi antara pejabat dan rakyat, pentas ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat masyarakat dalam mengapresiasi seni.

Dia pun memberikan kebebasan terkait bahasa dialog yang akan digunakan selama pementasan. Karena bagi Sultan, kesepahaman bahasa yang digunakan dapat meningkatkan interaksi antara pemeran dengan penonton.

"Jangan beranggapan kalau guyon dengan bahasa Indonesia itu salah. Jangan sampai publik tidak menikmati hanya karena tidak tahu apa yang ditertawakan. Hal ini tujuannya agar membangun interaksi tidak susah," kata Sri Sultan.

Sultan berharap agar pejabat dan pemain yang terlibat dapat menciptakan atmosfer yang nyaman sehingga publik bisa menikmati penampilannya. "Boten sah pekewuh. Coba saja improvisasi, bebas saja karena memang amatir, tidak ada masalah," pesan Sri Sultan.



Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, Sri Sultan menginginkan adanya ruang interaksi tanpa sekat antara para pejabat di DIY. Tidak hanya Pemda tapi juga Forkopimda DIY, akademisi dan tokoh-tokoh masyarakat secara umum.

Tema 'Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa', yang akan ditampilkan diharapkan mampu menjadi media seni, sarana berinteraksi, serta berkomunikasi antara pejabat dengan masyarakat. Nilai dan makna kejujuran, kerukunan, persatuan kesatuan, saling memahami dan mengenal menjadi pesan moral dalam suguhan ini. Pentas ini juga diharapkan dapat menumbuhkan semangat masyarakat dalam mengapresiasi seni.

“Suguhan ini bisa jadi ruang interaksi dan saling mendekatkan antara pejabat dan masyarakat. Juga memberi apresiasi melalui seni sehingga lebih cair suasananya. Kami menangkap, harus tidak ada jarak. Itulah kenapa lokasi juga yang masyarakat bisa mengakses secara mudah,” tandasnya.
(nic)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content