Komitmen Pupuk Kaltim Lindungi Sumber Mata Air di Festival Medhayoh
Senin, 07 November 2022 - 07:15 WIB
Ia juga menjelaskan, bahwa penanaman pohon perlu disesuaikan dengan kondisi tanah, sehingga dapat berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat. "Harus pas di mata air itu yang cocok apa, dipilih dulu baru dibuatkan bibit yang banyak, linvkunagannya terjaga baik mata airnya juga terjaga," jelasnya.
Direktur Ademos Ahmad Kudhori mengungkapkan Medhayoh Fest merupakan bentuk kolaborasi antar stakeholder untuk bergotong-royong untuk menyelamatkan sumber kehidupan yakni mata air. "Gotong-royong untuk menyelamatkan sumber kehidupan yang berkelanjutan," jelasnya.
Dia menyebutkan hutan penyangga di bagian hulu untuk menyimpan cadangan air sudah mulai rusak. Selain itu, penanaman yang berkelanjutan perlu digelorakan, agar setelah menanam terdapat perawatan.
Baca: Pengamanan KTT G20 Gunakan CCTV Pemindai Wajah, Kapolri: Orang-orang yang Dicurigai Termonitor.
Medhayoh Fest juga mendatangkan “Dhayoh Istimewa” yakni sang maestro tari Indonesia Mas Didik Nini Thowok, serta penyanyi dan seniman muda Budi Doremi.
Semua bisa dinikmati oleh para dhayoh atau pengunjung yang datang, hanya saja khusus pertunjukan musik Budi Doremi, pengunjung diharuskan berdonasi dengan membeli bibit pohon yang telah disediakan oleh panitia secara On The Spot, selain itu pengunjung juga disarankan untuk membawa bibit pohon dari rumah.
Dalam tradisi Medhayoh, budaya membawa oleh-oleh atau buah tangan untuk pemilik rumah dimaknai sebagai tradisi “Mbukak lawang”. Untuk menghormati pemilik rumah, tamu yang hadir biasanya membawa buah tangan untuk diberikan.
Festival ini juga dikampanyekan untuk mengingat kembali kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dari perubahan iklim.
Direktur Ademos Ahmad Kudhori mengungkapkan Medhayoh Fest merupakan bentuk kolaborasi antar stakeholder untuk bergotong-royong untuk menyelamatkan sumber kehidupan yakni mata air. "Gotong-royong untuk menyelamatkan sumber kehidupan yang berkelanjutan," jelasnya.
Dia menyebutkan hutan penyangga di bagian hulu untuk menyimpan cadangan air sudah mulai rusak. Selain itu, penanaman yang berkelanjutan perlu digelorakan, agar setelah menanam terdapat perawatan.
Baca: Pengamanan KTT G20 Gunakan CCTV Pemindai Wajah, Kapolri: Orang-orang yang Dicurigai Termonitor.
Medhayoh Fest juga mendatangkan “Dhayoh Istimewa” yakni sang maestro tari Indonesia Mas Didik Nini Thowok, serta penyanyi dan seniman muda Budi Doremi.
Semua bisa dinikmati oleh para dhayoh atau pengunjung yang datang, hanya saja khusus pertunjukan musik Budi Doremi, pengunjung diharuskan berdonasi dengan membeli bibit pohon yang telah disediakan oleh panitia secara On The Spot, selain itu pengunjung juga disarankan untuk membawa bibit pohon dari rumah.
Dalam tradisi Medhayoh, budaya membawa oleh-oleh atau buah tangan untuk pemilik rumah dimaknai sebagai tradisi “Mbukak lawang”. Untuk menghormati pemilik rumah, tamu yang hadir biasanya membawa buah tangan untuk diberikan.
Festival ini juga dikampanyekan untuk mengingat kembali kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dari perubahan iklim.
(nag)
tulis komentar anda