UGM Targetkan Ventilator Buatannya Bisa Digunakan Agustus
Selasa, 07 Juli 2020 - 17:50 WIB
YOGYAKARTA - Tim pengembangan ventilator Universits Gadjah Mada (UGM) menargetkan ventilator buatan mereka sudah bisa digunakan Agustus 2020. Saat ini ventilator tersebut sudah pada tahan uji klinis.
Sebelumnya, UGM menciptakan dua jenis ventilator. Yaitu yang digunakan di intensive care unit (ICU) dan ventilator non ICU. (Baca juga: Dosen UGM Kembangkan Ventilator Portable untuk Pasien Covid-19 )
Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan, dua jenis ventilator yang dikembangkan UGM tersebut sekarang sedang tahap uji coba klinis di rumah sakit umum pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta dan uji coba produk di Surabaya. Khusus ventilator ICU buatan UGM merupakan yang pertama dibuat di Indonesia.
“Ventilator ini merupakan hasil pengembangan tim peneliti UGM bekerja sama dengan mitra industri lokal DIY,” kata Panut usai audiensi dengan Gubernur DIY Sultan HB X, di Kepatihan, Selasa (7/7/2020).
Panut menjelaskan, selain membuat ventilator karya anak bangsa sendiri, produk ini juga akan didukung oleh kesiapan tim teknis untuk merawat alat tersebut agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Harapannya pihak rumah sakit tidak harus menggantikan dengan yang baru apabila alat tersebut rusak.
“Sri Sultan menawarkan pendanaan ke depan tidak hanya untuk ventilator namun karya lainnya yang bisa dikembagkan karena sekitar 95% produk alat kesehatan kita masih impor,” jelas dia.
Anggota Tim Pengembang Ventilator UGM, Adhika Widyaparaga, saat ini sedang melakukan uji klinis hingga akhir Juli 2020. Sehingga awal bulan Agustus sudah bisa digunakan. “Untuk non ICU, kami sudah produksi 10 unit. Sedangkan yang lainnya kami sudah siapkan komponen untuk 60 unit,” kata dia.
Sultan HB X mengatakan, meski ventilator yang dibuat oleh Tim UGM dalam proses uji alat dan uji klinis, namun berharap ventilator tersebut bisa diperkenalkan ke publik untuk digunakan di beberapa rumah sakit. Apalagi ventilator itu penting, untuk memberikan ruang pada pasien pada penyakit tertentu yang memerlukannya.
“Jika uji klinis dan izin edar alat tersebut sudah dikeluarkan maka akan mempertimbangkan untuk memanfaatkan alat tersebut di beberapa rumah sakit di DIY dengan model kemitraan dengan pihak ketiga,” kata dia.
Lihat Juga: Timnas Indonesia Gulung Korea Selatan, Kegembiraan Warga Lebak Meledak di Museum Multatuli
Sebelumnya, UGM menciptakan dua jenis ventilator. Yaitu yang digunakan di intensive care unit (ICU) dan ventilator non ICU. (Baca juga: Dosen UGM Kembangkan Ventilator Portable untuk Pasien Covid-19 )
Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan, dua jenis ventilator yang dikembangkan UGM tersebut sekarang sedang tahap uji coba klinis di rumah sakit umum pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta dan uji coba produk di Surabaya. Khusus ventilator ICU buatan UGM merupakan yang pertama dibuat di Indonesia.
“Ventilator ini merupakan hasil pengembangan tim peneliti UGM bekerja sama dengan mitra industri lokal DIY,” kata Panut usai audiensi dengan Gubernur DIY Sultan HB X, di Kepatihan, Selasa (7/7/2020).
Panut menjelaskan, selain membuat ventilator karya anak bangsa sendiri, produk ini juga akan didukung oleh kesiapan tim teknis untuk merawat alat tersebut agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Harapannya pihak rumah sakit tidak harus menggantikan dengan yang baru apabila alat tersebut rusak.
“Sri Sultan menawarkan pendanaan ke depan tidak hanya untuk ventilator namun karya lainnya yang bisa dikembagkan karena sekitar 95% produk alat kesehatan kita masih impor,” jelas dia.
Anggota Tim Pengembang Ventilator UGM, Adhika Widyaparaga, saat ini sedang melakukan uji klinis hingga akhir Juli 2020. Sehingga awal bulan Agustus sudah bisa digunakan. “Untuk non ICU, kami sudah produksi 10 unit. Sedangkan yang lainnya kami sudah siapkan komponen untuk 60 unit,” kata dia.
Sultan HB X mengatakan, meski ventilator yang dibuat oleh Tim UGM dalam proses uji alat dan uji klinis, namun berharap ventilator tersebut bisa diperkenalkan ke publik untuk digunakan di beberapa rumah sakit. Apalagi ventilator itu penting, untuk memberikan ruang pada pasien pada penyakit tertentu yang memerlukannya.
“Jika uji klinis dan izin edar alat tersebut sudah dikeluarkan maka akan mempertimbangkan untuk memanfaatkan alat tersebut di beberapa rumah sakit di DIY dengan model kemitraan dengan pihak ketiga,” kata dia.
Lihat Juga: Timnas Indonesia Gulung Korea Selatan, Kegembiraan Warga Lebak Meledak di Museum Multatuli
(nth)
tulis komentar anda