KKP Bantu Mesin Kapal dan Alat Penangkap Ikan ke Nelayan Nias Barat
Selasa, 25 Oktober 2022 - 17:05 WIB
Bupati juga menyampaikan bahwa Nias Barat sudah memiliki pelabuhan perikanan. Namun sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik dan bangunan tersebut dalam keadaan rusak.
Khenoki mengungkapkan, rendahnya SDM nelayan, dan alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional menjadi kendala. Selain itu tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai misalnya PPI dan TPI, coldstorage/pabrik es, suplai BBM dan air bersih.
"Kurang berkembangnya pasar domestik seperti akses menuju pasar serta terbatasnya asosiasi nelayan yang masih lemah untuk berbagi informasi. Selain itu juga faktor musim atau cuaca yang tidak menentu," terangnya.
Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan DJPT KKP, Mochamad Idnillah membenarkan kondisi yang ada di Nias Barat.
Cak Moch sapaan akrab Mochamad Idnillah mengaku pernah meninjau langsung kondisi di sana yang mana fasilitas perikanan tangkap di sana sangat kurang sekali memadai.
"Nelayan di sana kapalnya sangat kecil sekali. Paling besar 2-3 GT. Alat tangkapnya sebagian besar hanya pancing, padahal di sana potensinya besar," terang Cak Moch.
Nias Barat termasuk wilayah perikanan daerah tertinggal yang ekstrim. "Kami akan mengirimkan tim, dan apa saja yang menjadi kebutuhan di Nias Barat," ujarnya.
Dirjen Perikanan Tangkap, M Zaini Hanafi menjelaskan bahwa untuk pengembangan pelabuhan tidak bisa serta merta tiap daerah dibangunkan karena biayanya sangat mahal.
Dia mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan sudah menugaskan untuk mengembangkan potensi perikanan di Nias Barat melalui program Penangkapan Ikan Terukur.
"Jika pembangunan perikanan di Nias Barat ini terealisasi maka akan menjadi potensi besar untuk ekspor, nantinya bisa ke Malaysia bahkan India. Untuk coldstorage, KKP mengupayakan memberikan bantuan kapasitas 2-3 ton, yang portabel," kata Zaini.
Khenoki mengungkapkan, rendahnya SDM nelayan, dan alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional menjadi kendala. Selain itu tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai misalnya PPI dan TPI, coldstorage/pabrik es, suplai BBM dan air bersih.
"Kurang berkembangnya pasar domestik seperti akses menuju pasar serta terbatasnya asosiasi nelayan yang masih lemah untuk berbagi informasi. Selain itu juga faktor musim atau cuaca yang tidak menentu," terangnya.
Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan DJPT KKP, Mochamad Idnillah membenarkan kondisi yang ada di Nias Barat.
Cak Moch sapaan akrab Mochamad Idnillah mengaku pernah meninjau langsung kondisi di sana yang mana fasilitas perikanan tangkap di sana sangat kurang sekali memadai.
"Nelayan di sana kapalnya sangat kecil sekali. Paling besar 2-3 GT. Alat tangkapnya sebagian besar hanya pancing, padahal di sana potensinya besar," terang Cak Moch.
Nias Barat termasuk wilayah perikanan daerah tertinggal yang ekstrim. "Kami akan mengirimkan tim, dan apa saja yang menjadi kebutuhan di Nias Barat," ujarnya.
Dirjen Perikanan Tangkap, M Zaini Hanafi menjelaskan bahwa untuk pengembangan pelabuhan tidak bisa serta merta tiap daerah dibangunkan karena biayanya sangat mahal.
Dia mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan sudah menugaskan untuk mengembangkan potensi perikanan di Nias Barat melalui program Penangkapan Ikan Terukur.
"Jika pembangunan perikanan di Nias Barat ini terealisasi maka akan menjadi potensi besar untuk ekspor, nantinya bisa ke Malaysia bahkan India. Untuk coldstorage, KKP mengupayakan memberikan bantuan kapasitas 2-3 ton, yang portabel," kata Zaini.
tulis komentar anda