KKP Bantu Mesin Kapal dan Alat Penangkap Ikan ke Nelayan Nias Barat
loading...
A
A
A
NIAS BARAT - Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap memberikan bantuan mesin kapal dan alat penangkap ikan untuk nelayan di Nias Barat, Sumatera Utara.
Hal itu terungkap saat Pemkab Nias Barat melakukan audensi ke DJPT di Gedung Mina Bahari II, Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu menyampaikan potensi perikanan di wilayahnya yang memiliki sumberdaya ikan yang melimpah, di antaranya berbagai macam ikan pelagis.
"Volume ikan yang di pasarkan terus meningkat, kualitas ikan yang baik, minat konsumsi ikan yang meningkat setiap tahunnya. Jumlah produksi ikan laut pada 2018 ada 113,89 ton, 2019 ada 129 ton, 2020 ada 139,2 ton, dan 2021 meningkat jadi 142,1 ton," kata Khenoki.
Sedangkan jumlah nelayan mencapai 555 orang dengan yang tercatat aktif sekitar 50-60 persen. Sementara jumlah armada tangkap 178 unit menggunakan perahu motor di bawah 0,5 gross ton (GT).
Alat tangkap yang digunakan berupa pancing, jaring insang dan bubu. Sehingga penangkapan tidak bisa jauh dari daratan maksimal 3 mil dari pesisir.
"Target tangkapan yakni ikan domersal dan pelagis. Pola penangkapannya one fishing day, dan mereka sudah menggunakan es batu," terangnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa Nias Barat sudah memiliki pelabuhan perikanan. Namun sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik dan bangunan tersebut dalam keadaan rusak.
Khenoki mengungkapkan, rendahnya SDM nelayan, dan alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional menjadi kendala. Selain itu tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai misalnya PPI dan TPI, coldstorage/pabrik es, suplai BBM dan air bersih.
"Kurang berkembangnya pasar domestik seperti akses menuju pasar serta terbatasnya asosiasi nelayan yang masih lemah untuk berbagi informasi. Selain itu juga faktor musim atau cuaca yang tidak menentu," terangnya.
Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan DJPT KKP, Mochamad Idnillah membenarkan kondisi yang ada di Nias Barat.
Cak Moch sapaan akrab Mochamad Idnillah mengaku pernah meninjau langsung kondisi di sana yang mana fasilitas perikanan tangkap di sana sangat kurang sekali memadai.
"Nelayan di sana kapalnya sangat kecil sekali. Paling besar 2-3 GT. Alat tangkapnya sebagian besar hanya pancing, padahal di sana potensinya besar," terang Cak Moch.
Nias Barat termasuk wilayah perikanan daerah tertinggal yang ekstrim. "Kami akan mengirimkan tim, dan apa saja yang menjadi kebutuhan di Nias Barat," ujarnya.
Dirjen Perikanan Tangkap, M Zaini Hanafi menjelaskan bahwa untuk pengembangan pelabuhan tidak bisa serta merta tiap daerah dibangunkan karena biayanya sangat mahal.
Dia mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan sudah menugaskan untuk mengembangkan potensi perikanan di Nias Barat melalui program Penangkapan Ikan Terukur.
"Jika pembangunan perikanan di Nias Barat ini terealisasi maka akan menjadi potensi besar untuk ekspor, nantinya bisa ke Malaysia bahkan India. Untuk coldstorage, KKP mengupayakan memberikan bantuan kapasitas 2-3 ton, yang portabel," kata Zaini.
Sedangkan bantuan kapal, kata Zaini, saat ini sudah tidak ada lagi programnya dari pusat. Akan tetapi untuk bentuan berupa mesin kapal dan alat tangkap DJPT masih bisa memberikan.
"Kemudian alat tangkap kami akan berikan tetapi jangan kasih alat yang berat-berat. Jangan ajari nelayan untuk serakah. Tahun depan kita akan upayakan bantuan ke sana. Awal tahun 2023 kita mulai ke daerah-daerah tertinggal," terang Zaini
Selain itu kata Zaini, ada bantuan pendidikan vokasi pada 2023 sesuai arahan pak Menteri Kelautan dan Perikanan yakni 100 persen untuk anak-anak nelayan. "Saya yakin anak nelayan tidak bodoh, cuma kesempatan yang diberikan belum ada," pungkasnya.
Hal itu terungkap saat Pemkab Nias Barat melakukan audensi ke DJPT di Gedung Mina Bahari II, Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga
Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu menyampaikan potensi perikanan di wilayahnya yang memiliki sumberdaya ikan yang melimpah, di antaranya berbagai macam ikan pelagis.
"Volume ikan yang di pasarkan terus meningkat, kualitas ikan yang baik, minat konsumsi ikan yang meningkat setiap tahunnya. Jumlah produksi ikan laut pada 2018 ada 113,89 ton, 2019 ada 129 ton, 2020 ada 139,2 ton, dan 2021 meningkat jadi 142,1 ton," kata Khenoki.
Sedangkan jumlah nelayan mencapai 555 orang dengan yang tercatat aktif sekitar 50-60 persen. Sementara jumlah armada tangkap 178 unit menggunakan perahu motor di bawah 0,5 gross ton (GT).
Alat tangkap yang digunakan berupa pancing, jaring insang dan bubu. Sehingga penangkapan tidak bisa jauh dari daratan maksimal 3 mil dari pesisir.
Baca Juga
"Target tangkapan yakni ikan domersal dan pelagis. Pola penangkapannya one fishing day, dan mereka sudah menggunakan es batu," terangnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa Nias Barat sudah memiliki pelabuhan perikanan. Namun sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik dan bangunan tersebut dalam keadaan rusak.
Khenoki mengungkapkan, rendahnya SDM nelayan, dan alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional menjadi kendala. Selain itu tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai misalnya PPI dan TPI, coldstorage/pabrik es, suplai BBM dan air bersih.
"Kurang berkembangnya pasar domestik seperti akses menuju pasar serta terbatasnya asosiasi nelayan yang masih lemah untuk berbagi informasi. Selain itu juga faktor musim atau cuaca yang tidak menentu," terangnya.
Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan DJPT KKP, Mochamad Idnillah membenarkan kondisi yang ada di Nias Barat.
Cak Moch sapaan akrab Mochamad Idnillah mengaku pernah meninjau langsung kondisi di sana yang mana fasilitas perikanan tangkap di sana sangat kurang sekali memadai.
"Nelayan di sana kapalnya sangat kecil sekali. Paling besar 2-3 GT. Alat tangkapnya sebagian besar hanya pancing, padahal di sana potensinya besar," terang Cak Moch.
Nias Barat termasuk wilayah perikanan daerah tertinggal yang ekstrim. "Kami akan mengirimkan tim, dan apa saja yang menjadi kebutuhan di Nias Barat," ujarnya.
Dirjen Perikanan Tangkap, M Zaini Hanafi menjelaskan bahwa untuk pengembangan pelabuhan tidak bisa serta merta tiap daerah dibangunkan karena biayanya sangat mahal.
Dia mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan sudah menugaskan untuk mengembangkan potensi perikanan di Nias Barat melalui program Penangkapan Ikan Terukur.
"Jika pembangunan perikanan di Nias Barat ini terealisasi maka akan menjadi potensi besar untuk ekspor, nantinya bisa ke Malaysia bahkan India. Untuk coldstorage, KKP mengupayakan memberikan bantuan kapasitas 2-3 ton, yang portabel," kata Zaini.
Sedangkan bantuan kapal, kata Zaini, saat ini sudah tidak ada lagi programnya dari pusat. Akan tetapi untuk bentuan berupa mesin kapal dan alat tangkap DJPT masih bisa memberikan.
"Kemudian alat tangkap kami akan berikan tetapi jangan kasih alat yang berat-berat. Jangan ajari nelayan untuk serakah. Tahun depan kita akan upayakan bantuan ke sana. Awal tahun 2023 kita mulai ke daerah-daerah tertinggal," terang Zaini
Selain itu kata Zaini, ada bantuan pendidikan vokasi pada 2023 sesuai arahan pak Menteri Kelautan dan Perikanan yakni 100 persen untuk anak-anak nelayan. "Saya yakin anak nelayan tidak bodoh, cuma kesempatan yang diberikan belum ada," pungkasnya.
(shf)