Dalami Dugaan Intervensi Polisi di Pembatalan Autopsi Korban Kanjuruhan, Menkopolhukam Kirim Utusan

Kamis, 20 Oktober 2022 - 09:37 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengirimkan utusan khusus ke keluarga korban tragedi Kanjuruhan Malang usai mendengar autopsi batal. MPI/Avirista
MALANG - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengirimkan utusan khusus ke keluarga korban tragedi Kanjuruhan Malang usai mendengar autopsi batal.

Hal ini demi memastikan informasi yang beredar mengenai dugaan adanya intimidasi dari sejumlah aparat kepolisian ke keluarga Devi Athok, ayah dari dua korban Kanjuruhan Malang.

Deputi V Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam Armed Wijaya menyatakan, pihaknya ditugaskan khusus oleh Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan untuk mencari fakta yang ada mengenai rekonstruksi di Polda Jawa Timur dan pembatalan autopsi oleh keluarga korban. Khusus untuk poin kedua disebut Armed ada hal mendadak yang membuat TGIPF juga terkejut.

"Jadi saya ditugaskan oleh Pak Menkopolhukam sebagai ketua TGIPF khusus datang ke sini tadi pagi menyaksikan rekonstruksi yang dilaksanakan di Polda, itu rekomendasi kita sudah dilaksanakan. Kedua ada permasalahan rencana autopsi terhadap korban autopsi ini sudah berjalan lancar, kemarin tahu - tahu ada pembatalan oleh keluarga," kata Armed Wijaya usai bertemu keluarga yang mengajukan autopsi pada Rabu (19/10/2022) malam.

Kedatangannya sebagaimana tugas khusus dari Menkopolhukam Mahfud MD ingin mengklarifikasi apalah benar adanya dugaan intimidasi. Namun setelah mendengarkan cerita dari pihak keluarga diakui Armed ada ketidaksiapan internal keluarga dari nenek kedua korban Kanjuruhan itu.



"Jadi pembatalan ini lebih datang dari pihak keluarga korban sendiri, terutama dari ibu yang bersangkutan, bahwa tidak tega apabila anaknya dilakukan autopsi. Informasi lebih terkait kepada keberatan dari keluarga terutama ibunya, nggak tega sama sekali cucunya dibedah mayat, atau seperti apalah," ucapnya.

Menurutnya, informasi yang berkembang mengenai adanya anggota kepolisian yang datang ke rumah Devi Athok diklaim sebagai patroli dan memberikan perhatian khusus kepada para korban.

"Itu bersifat misalnya Kapolsek datang untuk patroli atau apa biasa, karena mungkin beliau ini salah satu korban juga, butuh perhatian dari anggota saya kira itu wajar - wajar saja," tuturnya.

Baca: Hasil Verifikasi Faktual Perindo Bali, KPU Nyatakan Semua Sesuai.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More