Musim Hujan, Petani Sayuran Pilih Menanam Tanaman yang Tak Mudah Busuk
Sabtu, 15 Oktober 2022 - 12:17 WIB
BANDUNG BARAT - Petani sayuran di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengantisipasi kondisi musim hujan seperti sekarang dengan menanam tanaman yang tidak mudah busuk. Pasalnya cuaca dingin dam hujan terus menerus berpotensi bisa membuat tanaman rusak dan cepat busuk sehingga berpotensi gagal panen.
"Sekarang petani sudah bisa memperkiraan musim. Sehingga jika memasuki musim hujan tidak menanam tanaman yang rentan busuk dan mudah diserang hama. Saya saja sekarang lebih memilih menanam brokoli yang tidak gampang busuk," kata petani sayuran asal Kampung Cikawari, Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang, KBB, Asep Suherli (30), Sabtu (15/10/2022).
Dulu, kata dia, petani sayuran di Lembang banyak menderita kerugian akibat tanaman setiap hari diguyur hujan. Yang paling rawan adalah tanaman tomat. Biasanya kalau tiap hari diguyur hujan, bagian daunnya rusak dan jika dibiarkan bakal berpengaruh pada buah tomatnya.
Baca juga: Ketua RT di Sukabumi Tewas Kesetrum saat Perbaiki Atap Pos Ronda
"Bagi petani tomat yang lahan tanamnya luas bisa menderita kerugian belasan hingga puluhan juta, ketika kondisi itu terjadi," sambungnya.
Di sisi lain, pemakaian obat-obatan pertanian dan pestisida mengalami peningkatan pada musim hujan. Jika biasanya dalam satu minggu hanya satu kali disemprotkan pada tanaman. Tapi pada musim hujan seperti sekarang ini bisa dua kali dan itu otomatis berpengaruh kepad biaya yang dikeluarkan.
Menurutnya, pemakaian pestisida dan obat-obatan pada musim hujan sangat dibutuhkan. Sebab biasanya sering bermunculan hama tanaman, salah satunya ulat yang menyerang bagian daun. Tapi jika baru disemprot lalu hujan turun maka cairan pestisid bisa terbawa air hujan jatuh ke tanah sehingga jadi tidak efektif.
"Ya kalau tanaman yang disemprot pestisida dan obat-obatan pertanian, kemudian turun hujan, bisa terbilas lagi, jadi sia-sia," imbuhnya.
Petani lainnya, Koko Komarudin mengatakan, sayuran yang ditanam pada lahan terbuka sangat rentan mengalami busuk daun. Kondisi ini membuat hasil panen petani tidak maksimal karena banyak yang daunnya busuk. Lain halnya dengan sayuran yang ditanam dalam green house yang cenderung lebih aman.
"Rugi sih tidak, karena tertolong oleh harga brokoli yang sekarang masih lumayan," kata petani warga Desa Kertawangi, Kecamatan Parongpong, KBB ini.
Dikatakannya, saat ini harga brokoli yang dijual ke pasar sekitar Rp6.000 per kilogram, sementara brokoli yang dijual dengan daunnya Rp5.000 per kilogram. Lain halnya untuk harga ke supermarket bisa mencapai Rp15.000 per buah. "Biasanya harga ke supermarket tidak dihitung per kilogram, tapi per butir atau per buah," ucanya.
"Sekarang petani sudah bisa memperkiraan musim. Sehingga jika memasuki musim hujan tidak menanam tanaman yang rentan busuk dan mudah diserang hama. Saya saja sekarang lebih memilih menanam brokoli yang tidak gampang busuk," kata petani sayuran asal Kampung Cikawari, Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang, KBB, Asep Suherli (30), Sabtu (15/10/2022).
Dulu, kata dia, petani sayuran di Lembang banyak menderita kerugian akibat tanaman setiap hari diguyur hujan. Yang paling rawan adalah tanaman tomat. Biasanya kalau tiap hari diguyur hujan, bagian daunnya rusak dan jika dibiarkan bakal berpengaruh pada buah tomatnya.
Baca juga: Ketua RT di Sukabumi Tewas Kesetrum saat Perbaiki Atap Pos Ronda
"Bagi petani tomat yang lahan tanamnya luas bisa menderita kerugian belasan hingga puluhan juta, ketika kondisi itu terjadi," sambungnya.
Di sisi lain, pemakaian obat-obatan pertanian dan pestisida mengalami peningkatan pada musim hujan. Jika biasanya dalam satu minggu hanya satu kali disemprotkan pada tanaman. Tapi pada musim hujan seperti sekarang ini bisa dua kali dan itu otomatis berpengaruh kepad biaya yang dikeluarkan.
Menurutnya, pemakaian pestisida dan obat-obatan pada musim hujan sangat dibutuhkan. Sebab biasanya sering bermunculan hama tanaman, salah satunya ulat yang menyerang bagian daun. Tapi jika baru disemprot lalu hujan turun maka cairan pestisid bisa terbawa air hujan jatuh ke tanah sehingga jadi tidak efektif.
"Ya kalau tanaman yang disemprot pestisida dan obat-obatan pertanian, kemudian turun hujan, bisa terbilas lagi, jadi sia-sia," imbuhnya.
Petani lainnya, Koko Komarudin mengatakan, sayuran yang ditanam pada lahan terbuka sangat rentan mengalami busuk daun. Kondisi ini membuat hasil panen petani tidak maksimal karena banyak yang daunnya busuk. Lain halnya dengan sayuran yang ditanam dalam green house yang cenderung lebih aman.
"Rugi sih tidak, karena tertolong oleh harga brokoli yang sekarang masih lumayan," kata petani warga Desa Kertawangi, Kecamatan Parongpong, KBB ini.
Dikatakannya, saat ini harga brokoli yang dijual ke pasar sekitar Rp6.000 per kilogram, sementara brokoli yang dijual dengan daunnya Rp5.000 per kilogram. Lain halnya untuk harga ke supermarket bisa mencapai Rp15.000 per buah. "Biasanya harga ke supermarket tidak dihitung per kilogram, tapi per butir atau per buah," ucanya.
(msd)
tulis komentar anda