Pengakuan Mengejutkan Sopir Ambulans Pengangkut Jenazah Tragedi Kanjuruhan
Sabtu, 08 Oktober 2022 - 19:48 WIB
MALANG - Muhammad Arif, sopir ambulans yang disebut-sebut meminta uang sebesar Rp2,5 juta saat antar jenazah korban tragedi Kanjuruhan, akhirnya buka suara. Menurutnya, uang itu hasil kesepakatan dengan keluarga korban.
"Biaya Rp2,5 juta itu kesepakatan dengan keluarga korban. Kami dari Tim Ambulans Malang (TAM) berada di bawah yayasan, bukan milik pemerintah," katanya, kepada wartawan, Sabtu (8/10/2022).
Dijelaskan dia, kondisi saat itu pihak TAM mendapat permintaan ambulans dari keluarga korban untuk mengantar jenazah ke Jember dari RS Wafa Husada Kepanjen, pada 2 Oktober 2022, jam 2 pagi.
"Saat di rumah sakit, baru diketahui bahwa jenazah tersebut merupakan korban tragedi Kanjuruhan," ungkapnya.
Menurutnya, biaya Rp2,5 juta itu bukan pungli. Tetapi kesepakatan antara pihak ambulans dengan keluarga korban. Ditambah, saat itu belum ada informasi bahwa biaya korban tragedi Kanjuruhan ditanggung pemerintah.
"Tetapi baru 4 hari kemudian, kami ditelepon pihak keluarga yang mengaku keberatan dan kami langsung kembalikan uang Rp1,9 juta, karena Rp600 ribu merupakan biaya operasional," sambungnya.
Tim TAM sendiri, hingga saat ini mengatakan belum ada penggantian biaya dari pemerintah daerah atas ongkos transportasi ambulans tersebut. Meski demikian, pihaknya mengatakan pelayanan TAM gratis bagi dhuafa.
"Biaya Rp2,5 juta itu kesepakatan dengan keluarga korban. Kami dari Tim Ambulans Malang (TAM) berada di bawah yayasan, bukan milik pemerintah," katanya, kepada wartawan, Sabtu (8/10/2022).
Dijelaskan dia, kondisi saat itu pihak TAM mendapat permintaan ambulans dari keluarga korban untuk mengantar jenazah ke Jember dari RS Wafa Husada Kepanjen, pada 2 Oktober 2022, jam 2 pagi.
"Saat di rumah sakit, baru diketahui bahwa jenazah tersebut merupakan korban tragedi Kanjuruhan," ungkapnya.
Menurutnya, biaya Rp2,5 juta itu bukan pungli. Tetapi kesepakatan antara pihak ambulans dengan keluarga korban. Ditambah, saat itu belum ada informasi bahwa biaya korban tragedi Kanjuruhan ditanggung pemerintah.
"Tetapi baru 4 hari kemudian, kami ditelepon pihak keluarga yang mengaku keberatan dan kami langsung kembalikan uang Rp1,9 juta, karena Rp600 ribu merupakan biaya operasional," sambungnya.
Tim TAM sendiri, hingga saat ini mengatakan belum ada penggantian biaya dari pemerintah daerah atas ongkos transportasi ambulans tersebut. Meski demikian, pihaknya mengatakan pelayanan TAM gratis bagi dhuafa.
(san)
tulis komentar anda