Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang
Minggu, 02 Oktober 2022 - 06:33 WIB
MALANG - Polda Jatim menjelaskan kerusuhan suporter di Kanjuruhan Malang yang terjadi sesaat setelah laga Arema FC versus Persebaya Surabaya. Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada laga Liga 1 2022/2023
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, persiapan pertandingan sudah dilakukan dengan maksimal. Di antaranya pra pertandingan dengan menggelar beberapa kali rapat koordinasi dengan pihak terkait. Salah satunya hanya suporter Aremania yang boleh menyaksikan pertandingan di stadion. Sementara suporter Persebaya hanya menyaksikan melalui nonton bareng (nobar).
Baca juga: Kronologi Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan yang Akibatkan 127 Orang Meninggal
Menurutnya, selama pertandingan berlangsung tidak ada masalah apa-apa. Kericuhan mulai muncul setelah pertandingan selesai. "Usai laga, penonton merasakan kekecewaan karena timnya selama 23 tahun tidak pernah kalah. Baru kali ini kalah, apalagi tuan rumah," kata Nico, Minggu (2/10/2022).
Rasa kekecewaan inilah yang memicu penonton turun ke lapangan untuk menanyakan ke pemain dan manajemen mengapa tim kesayangannya kalah. Dalam proses pencegahan terjadinya kerusuhan inilah disemprotkan gas air mata. "Karena sudah merusak mobil petugas," tambahnya.
Nico menambahkan terjadi penumpukan penonton sehingga menyebabkan sesak nafas dan kekurangan oksigen. "Pertolongan medis diberikan dan evakuasi ke rumah sakit," terangnya.
Baca juga: 2 Polisi Meninggal, 10 Kendaraan Aparat Dirusak Saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Kapolda mengungkapkan, dari 40 ribu penonton yang datang, tidak semuanya anarkistis. Diperkirakan hanya 3000 an yang turun ke lapangan. "Yang lain (penonton) tetap diam di atas (tribun)," terangnya.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, persiapan pertandingan sudah dilakukan dengan maksimal. Di antaranya pra pertandingan dengan menggelar beberapa kali rapat koordinasi dengan pihak terkait. Salah satunya hanya suporter Aremania yang boleh menyaksikan pertandingan di stadion. Sementara suporter Persebaya hanya menyaksikan melalui nonton bareng (nobar).
Baca juga: Kronologi Kerusuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan yang Akibatkan 127 Orang Meninggal
Menurutnya, selama pertandingan berlangsung tidak ada masalah apa-apa. Kericuhan mulai muncul setelah pertandingan selesai. "Usai laga, penonton merasakan kekecewaan karena timnya selama 23 tahun tidak pernah kalah. Baru kali ini kalah, apalagi tuan rumah," kata Nico, Minggu (2/10/2022).
Rasa kekecewaan inilah yang memicu penonton turun ke lapangan untuk menanyakan ke pemain dan manajemen mengapa tim kesayangannya kalah. Dalam proses pencegahan terjadinya kerusuhan inilah disemprotkan gas air mata. "Karena sudah merusak mobil petugas," tambahnya.
Nico menambahkan terjadi penumpukan penonton sehingga menyebabkan sesak nafas dan kekurangan oksigen. "Pertolongan medis diberikan dan evakuasi ke rumah sakit," terangnya.
Baca juga: 2 Polisi Meninggal, 10 Kendaraan Aparat Dirusak Saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Kapolda mengungkapkan, dari 40 ribu penonton yang datang, tidak semuanya anarkistis. Diperkirakan hanya 3000 an yang turun ke lapangan. "Yang lain (penonton) tetap diam di atas (tribun)," terangnya.
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda