Ngaku Polisi, Komplotan Tak Dikenal Peras Pemilik Pangakalan Gas
Kamis, 02 Juli 2020 - 21:18 WIB
PURWAKARTA - Pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengaku resah menyusul adanya oknum tertentu yang mengaku wartawan dan mencatut nama kepolisian. Pelaku meminta sumbangan untuk acara halal bihalal halal.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, para pelaku datang secara berkelompok dengan mengengendarai minibus Avanza hitam. Oknum ini menyebutkan sumbangan tersebut adalah wajib untuk kegiatan halal bihalal di kantor kepolisian. (BACA JUGA: Anak-anak Sindikat Pemeras di Bawah Umur Diciduk Polisi )
Para oknum teraebut datang mengenakan baju bertuliskan Police itu memaksa meminta uang kepada pemilik pangkalan sebesar Rp300.000. Jika tidak memberikan, maka mereka mengancam akan melaporkan penyaluran gas melon yang selama ini dituding tidak tepat sasaran. (BACA JUGA: Peras Manager SPBU, Preman Kampung Diamankan di Batubara )
"Karena saya gak punya uang, saya kasih saja Rp100.000. Awalnya mereka tidak mau, mintanya Rp300.000, sambil memberikan saya kuitansi. Setelah saya kasih mereka langsung pergi," kata Soni, salah seorang pengelola pakalan elpiji 3 kg di wilayah Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Kamis (2/7/2020). (BACA JUGA: Lakukan Pemerasan, Oknum Serikat Pekerja Disikat Polisi )
Menurut Soni, pelaku yang datang itu juga mengistilahkan pimpinannya dengan sebutan kanit, layaknya seorang kepala unit di kepolisian. Bahkan, mereka juga bersikap layaknya penegak hukum dari cara bicara dan bertingkah laku. Selain itu, mereka mengaku anggota uni buru sergap (buser).
"Mereka datang dan menginterogasi. Yang menginterogasi itu katanya kanit-nya. Mereka memanggilnya kanit, gitu. Kemudian ujung-ujungnya minta sumbangan. Katanya, sumbangan itu wajib untuk acara halal bihalal di kantor polisi. Ada tiga orang datang ke saya. Sisanya nunggu di mobil. Ya, mereka ngakunya dari Buser, banjunya juga pake baju bertuliskan police. Tapi mereka juga mengaku wartawan. Saya juga gak ngerti tuh," ujar Soni.
Diduga, para pelaku tak hanya beraksi di pangkalan elpiji 3 kg wilayah Kecamatan Darangdan. Pemilik pangkalan gas melon di daerah lain juga disebut-sebut menjadi korban komplotan ini.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, para pelaku datang secara berkelompok dengan mengengendarai minibus Avanza hitam. Oknum ini menyebutkan sumbangan tersebut adalah wajib untuk kegiatan halal bihalal di kantor kepolisian. (BACA JUGA: Anak-anak Sindikat Pemeras di Bawah Umur Diciduk Polisi )
Para oknum teraebut datang mengenakan baju bertuliskan Police itu memaksa meminta uang kepada pemilik pangkalan sebesar Rp300.000. Jika tidak memberikan, maka mereka mengancam akan melaporkan penyaluran gas melon yang selama ini dituding tidak tepat sasaran. (BACA JUGA: Peras Manager SPBU, Preman Kampung Diamankan di Batubara )
"Karena saya gak punya uang, saya kasih saja Rp100.000. Awalnya mereka tidak mau, mintanya Rp300.000, sambil memberikan saya kuitansi. Setelah saya kasih mereka langsung pergi," kata Soni, salah seorang pengelola pakalan elpiji 3 kg di wilayah Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Kamis (2/7/2020). (BACA JUGA: Lakukan Pemerasan, Oknum Serikat Pekerja Disikat Polisi )
Menurut Soni, pelaku yang datang itu juga mengistilahkan pimpinannya dengan sebutan kanit, layaknya seorang kepala unit di kepolisian. Bahkan, mereka juga bersikap layaknya penegak hukum dari cara bicara dan bertingkah laku. Selain itu, mereka mengaku anggota uni buru sergap (buser).
"Mereka datang dan menginterogasi. Yang menginterogasi itu katanya kanit-nya. Mereka memanggilnya kanit, gitu. Kemudian ujung-ujungnya minta sumbangan. Katanya, sumbangan itu wajib untuk acara halal bihalal di kantor polisi. Ada tiga orang datang ke saya. Sisanya nunggu di mobil. Ya, mereka ngakunya dari Buser, banjunya juga pake baju bertuliskan police. Tapi mereka juga mengaku wartawan. Saya juga gak ngerti tuh," ujar Soni.
Diduga, para pelaku tak hanya beraksi di pangkalan elpiji 3 kg wilayah Kecamatan Darangdan. Pemilik pangkalan gas melon di daerah lain juga disebut-sebut menjadi korban komplotan ini.
(awd)
tulis komentar anda