Sambal Baba Papua dan Olah-olah Khas Kalimantan Merambah Retail Modern
Jum'at, 09 September 2022 - 17:50 WIB
JAKARTA - Pelaku UMKM didorong untuk memasarkan produknya di retail modern, agar bisa memasuki pasar ekspor. Seperti yang telah dilakukan Sambal Baba Papua dan oleh-oleh khas Kalimantan.
Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 62 juta dan memiliki pangsa besar masuk ke retail modern.
"Terlebih lagi Kemendag sudah menjalin kerjasama dengan retail luar negeri, seperti Lulu Mart di Dubai dan sebuah retail di Korea," katanya, saat webinar, Jumat (9/9/2020).
Dijelaskan dia, UMKM yang sudah lebih dahulu masuk retail modern antara lain produk Ibu Enong Nurjanah dari PT Ratu Barokah, produsen snack makanan ringannya sudah 16 tahun berada di retail modern.
Kemudian Ben Wirawan, CEO Torch, produsen berbagai perlengkapan Tas Ransel/Tas Selempang/ Sandal/Pakaian, Yamin Rachman. Lalu ada CEO Sambal Baba Papua, dan Filsa Budi Ambia, Founder Kampoeng Timoer, oleh-oleh khas Kalimantan.
"Retail modern merupakan batu loncatan bagi UMKM untuk mengembangkan bisnisnya agar lebih siap memasuki pasar ekspor. Oleh sebab itu UMKM akan terus didorong untuk bisa cepat naik kelas menjadi retail modern," jelasnya.
Sementara itu, Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) mengatakan, pihaknya banyak berfokus pada kemajuan UMKM untuk memasuki retail modern.
"Di sini pengusaha UMKM tidak hanya akan diberi pengetahuan melalui webinar, tetapi juga akan dilatih dalam workshop dan forum-forum inkubasi. Selanjutnya produk UMKM itu akan disajikan kepada para calon pembeli dari berbagai retail modern melalui table top dan showcase," sambungnya.
Seperti diketahui, pelaku UMKM melibatkan 98-99 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Bangkitnya pelaku UMKM akan mempengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, politik serta budaya.
Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 62 juta dan memiliki pangsa besar masuk ke retail modern.
"Terlebih lagi Kemendag sudah menjalin kerjasama dengan retail luar negeri, seperti Lulu Mart di Dubai dan sebuah retail di Korea," katanya, saat webinar, Jumat (9/9/2020).
Dijelaskan dia, UMKM yang sudah lebih dahulu masuk retail modern antara lain produk Ibu Enong Nurjanah dari PT Ratu Barokah, produsen snack makanan ringannya sudah 16 tahun berada di retail modern.
Kemudian Ben Wirawan, CEO Torch, produsen berbagai perlengkapan Tas Ransel/Tas Selempang/ Sandal/Pakaian, Yamin Rachman. Lalu ada CEO Sambal Baba Papua, dan Filsa Budi Ambia, Founder Kampoeng Timoer, oleh-oleh khas Kalimantan.
"Retail modern merupakan batu loncatan bagi UMKM untuk mengembangkan bisnisnya agar lebih siap memasuki pasar ekspor. Oleh sebab itu UMKM akan terus didorong untuk bisa cepat naik kelas menjadi retail modern," jelasnya.
Sementara itu, Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) mengatakan, pihaknya banyak berfokus pada kemajuan UMKM untuk memasuki retail modern.
"Di sini pengusaha UMKM tidak hanya akan diberi pengetahuan melalui webinar, tetapi juga akan dilatih dalam workshop dan forum-forum inkubasi. Selanjutnya produk UMKM itu akan disajikan kepada para calon pembeli dari berbagai retail modern melalui table top dan showcase," sambungnya.
Seperti diketahui, pelaku UMKM melibatkan 98-99 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Bangkitnya pelaku UMKM akan mempengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, politik serta budaya.
(san)
tulis komentar anda