Wayang Golek Mejeng di Ajang PON XX, Ridwan Kamil Janji Promosikan UMKM Papua
loading...
A
A
A
BANDUNG - Ragam kesenian Sunda, wayang golek ikut mejeng di Festival PON Kopi Papua yang merupakan bagian dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Festival PON Kopi Papua sendiri merupakan ajang pamer produk para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Papua.
Kehadiran wayang golek di festival itu menjadi wujud dukungan Provinsi Jawa Barat dalam mempromosikan produk UMKM Papua. Tidak hanya wayang golek, Pemprov Jabar pun mendatangkan berbagai produk UMKM, mulai dari alas kaki, kuliner, hingga berbagai kerajinan tangan khas Tanah Pasundan lainnya.
Gubernur Jabar , Ridwan Kamil menyempatkan diri meninjau Festival PON Kopi Papua yang digelar di Taman Mesran, Kota Jayapura itu. Didampingi sang istri, Atalia Praratya, Ridwan Kamil menyambangi dua stand Jabar di festival tersebut.
Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, produk UMKM Jabar yang dipamerkan tersebut tidak dijual, melainkan hanya dipromosikan. Pasalnya, keikutsertaan Jabar dalam festival tersebut untuk mendukung pengembangan produk UMKM Papua, terutama kopi.
"Kami diundang untuk ikut dalam pameran UMKM di Kota Jayapura. Karena hubungan kita lahir batin, jadi ada perdagangan, ada budaya, ada olah raga, dan lain-lain, tidak semuanya ikut," ujar Kang Emil.
Kang Emil menuturkan bahwa potensi UMKM Papua sangat luar biasa. Namun, para pelaku UMKM Papua harus mendapatkan bimbingan dan dorongan, terutama dalam memasarkan produknya. "Papua itu potensinya besar, tinggal ilmu mengolah dan ilmu marketingnya. Saya kira itu akan melompat," imbuhnya.
Oleh karenanya, Kang Emil menyatakan kesiapan Pemprov Jabar untuk bekerja sama dengan Papua dalam mempromosikan produk UMKM Papua secara masif ke berbagai daerah. "Jawa Barat bersedia menjadi saudara Papua untuk kerja sama meningkatkan UMKM di Papua," kata Kang Emil.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar, Kusmana Hartadji mengungkapkan bahwa peluang produk UMKM Jabar untuk masuk pasar Papua sangat besar. Saat ini pun, kata dia, produk fesyen dan kuliner sudah masuk Papua, meski nilainya masih relatif kecil.
"Untuk kerajinan di sini lebih bagus, di fesyen kurang dan ini perlu disupport. Kita lebih memperkenalkan dulu bagaimana ada kesamaan antara Jabar dengan Papua, ada keterkaitan batin kedua provinsi, bersama Papua satu hati," katanya.
Kehadiran wayang golek di festival itu menjadi wujud dukungan Provinsi Jawa Barat dalam mempromosikan produk UMKM Papua. Tidak hanya wayang golek, Pemprov Jabar pun mendatangkan berbagai produk UMKM, mulai dari alas kaki, kuliner, hingga berbagai kerajinan tangan khas Tanah Pasundan lainnya.
Gubernur Jabar , Ridwan Kamil menyempatkan diri meninjau Festival PON Kopi Papua yang digelar di Taman Mesran, Kota Jayapura itu. Didampingi sang istri, Atalia Praratya, Ridwan Kamil menyambangi dua stand Jabar di festival tersebut.
Menurut Kang Emil, sapaan akrabnya, produk UMKM Jabar yang dipamerkan tersebut tidak dijual, melainkan hanya dipromosikan. Pasalnya, keikutsertaan Jabar dalam festival tersebut untuk mendukung pengembangan produk UMKM Papua, terutama kopi.
"Kami diundang untuk ikut dalam pameran UMKM di Kota Jayapura. Karena hubungan kita lahir batin, jadi ada perdagangan, ada budaya, ada olah raga, dan lain-lain, tidak semuanya ikut," ujar Kang Emil.
Kang Emil menuturkan bahwa potensi UMKM Papua sangat luar biasa. Namun, para pelaku UMKM Papua harus mendapatkan bimbingan dan dorongan, terutama dalam memasarkan produknya. "Papua itu potensinya besar, tinggal ilmu mengolah dan ilmu marketingnya. Saya kira itu akan melompat," imbuhnya.
Oleh karenanya, Kang Emil menyatakan kesiapan Pemprov Jabar untuk bekerja sama dengan Papua dalam mempromosikan produk UMKM Papua secara masif ke berbagai daerah. "Jawa Barat bersedia menjadi saudara Papua untuk kerja sama meningkatkan UMKM di Papua," kata Kang Emil.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar, Kusmana Hartadji mengungkapkan bahwa peluang produk UMKM Jabar untuk masuk pasar Papua sangat besar. Saat ini pun, kata dia, produk fesyen dan kuliner sudah masuk Papua, meski nilainya masih relatif kecil.
"Untuk kerajinan di sini lebih bagus, di fesyen kurang dan ini perlu disupport. Kita lebih memperkenalkan dulu bagaimana ada kesamaan antara Jabar dengan Papua, ada keterkaitan batin kedua provinsi, bersama Papua satu hati," katanya.
(don)