Tiba di Belitung, Menko Luhut Disambut dengan Segarnya Minuman Es Jeruk Kunci
Kamis, 08 September 2022 - 09:36 WIB
TANJUNG PANDAN - Kedatangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan ke Pulau Belitung, tidak hanya disambut hangat dengan tarian tradisional Tari Sambut, namun juga disuguhi segelas minuman segar khas Bangka Belitung, yakni es jeruk kunci.
"Ini jeruk kunci, pak. Kandungan vitamin C-nya tinggi, silakan dicoba. Ini khas sini," jelas Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin saat menyambut kedatangan Menko Luhut di ruang VVIP HAS Hanandjoeddin, Rabu (7/9/2022).
"Oh ya? Apa bedanya dengan jeruk yang lain?" tanya Menkomarves Luhut.
Pj Gubernur menjelaskan bahwa jeruk kunci ini kaya akan vitamin C yang baik untuk tubuh. Selain itu, jeruk khas Bangka Belitung tersebut dideskripsikan olehnya memiliki ukuran yang kecil, berwarna kulit hijau tua, air perasannya cenderung bening, dan bercita-rasa asam segar.
Usai menikmati segelas minuman jeruk kunci, Menko Luhut diajak Pj Gubernur untuk berkeliling Belitung, melewati bundaran Batu Satam, serta mengunjungi Museum Maritim di Desa Tanjung Tinggi.
Kunjungannya ke Museum Maritim tentu berkaitan erat dengan bidang yang memang ditanganinya di Kemenko Marves, sebab museum tersebut menjadi saksi sejarah bahwa memang Indonesia merupakan negara kepulauan, negara maritim, yang dulu leluhurnya adalah seorang pelaut/pelayar.
Hal itu juga sejalan dengan topik yang diusung pada Development Ministerial Meeting G20 di Pulau Belitung, blue economy atau ekonomi biru yang menekankan tentang pemanfaatan ekonomi keberlanjutan khususnya dalam hal potensi laut.
Dalam kunjungannya ke Museum Maritim, Menkomarves Luhut disuguhkan pemandangan ikon Museum Maritim yakni Kapal Pinisi, yang merupakan sejenis kapal layar tradisional dari kayu. Selain itu, juga ada beberapa benda bersejarah yang berkaitan dengan dunia kemaritiman di Indonesia.
Sebelum melanjutkan sesi Gala Dinner bersama para delegasi G20 di Sheraton Hotel, Menko Luhut berpesan agar Museum Maritim dapat dikembangkan lebih bagus lagi.
Lihat Juga: Festival Jiran Nusantara Sukses Digelar, Warga Harap Pemerintah Perbanyak Agenda Kebudayaan
"Ini jeruk kunci, pak. Kandungan vitamin C-nya tinggi, silakan dicoba. Ini khas sini," jelas Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin saat menyambut kedatangan Menko Luhut di ruang VVIP HAS Hanandjoeddin, Rabu (7/9/2022).
"Oh ya? Apa bedanya dengan jeruk yang lain?" tanya Menkomarves Luhut.
Pj Gubernur menjelaskan bahwa jeruk kunci ini kaya akan vitamin C yang baik untuk tubuh. Selain itu, jeruk khas Bangka Belitung tersebut dideskripsikan olehnya memiliki ukuran yang kecil, berwarna kulit hijau tua, air perasannya cenderung bening, dan bercita-rasa asam segar.
Usai menikmati segelas minuman jeruk kunci, Menko Luhut diajak Pj Gubernur untuk berkeliling Belitung, melewati bundaran Batu Satam, serta mengunjungi Museum Maritim di Desa Tanjung Tinggi.
Kunjungannya ke Museum Maritim tentu berkaitan erat dengan bidang yang memang ditanganinya di Kemenko Marves, sebab museum tersebut menjadi saksi sejarah bahwa memang Indonesia merupakan negara kepulauan, negara maritim, yang dulu leluhurnya adalah seorang pelaut/pelayar.
Hal itu juga sejalan dengan topik yang diusung pada Development Ministerial Meeting G20 di Pulau Belitung, blue economy atau ekonomi biru yang menekankan tentang pemanfaatan ekonomi keberlanjutan khususnya dalam hal potensi laut.
Dalam kunjungannya ke Museum Maritim, Menkomarves Luhut disuguhkan pemandangan ikon Museum Maritim yakni Kapal Pinisi, yang merupakan sejenis kapal layar tradisional dari kayu. Selain itu, juga ada beberapa benda bersejarah yang berkaitan dengan dunia kemaritiman di Indonesia.
Sebelum melanjutkan sesi Gala Dinner bersama para delegasi G20 di Sheraton Hotel, Menko Luhut berpesan agar Museum Maritim dapat dikembangkan lebih bagus lagi.
Lihat Juga: Festival Jiran Nusantara Sukses Digelar, Warga Harap Pemerintah Perbanyak Agenda Kebudayaan
(ars)
tulis komentar anda