Jika Harga BBM Naik, Partai Perindo Minta Inflasi Terkendali
Jum'at, 02 September 2022 - 21:42 WIB
DENPASAR - Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga kini belum diputuskan. Partai Perindo meminta pemerintah bisa mengendalikan inflasi jika harga bahan bakar fosil naik.
"Perindo tidak melarang BBM naik. Tapi kalau bisa jangan naik. Kalaupun naik harus bisa mengendalikan inflasi sebaik-baiknya," kata Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Perindo, Mahyudin di Denpasar, Bali, Jumat (2/9/2022).
Dia menjelaskan, kenaikan BBM pasti akan membebani masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ada sekitar 9,5 persen rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jumlah tersebut equivalen sekitar 25 juta penduduk.
Di sisi lain, jika harga BBM tidak dinaikkan membebani subsidi uang negara yang luar biasa. Hal itu akan menjadi tekanan berat untuk APBN.
Mahyudin berharap pemerintah mampu mengendalikan inflasi karena kenaikan harga BBM akan berdampak pada meningkatnya jumlah orang miskin.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah banyak orang yang juga hampir jatuh miskin akibat naiknya harga konsumsi. "Mereka ini hampir jadi miskin. Ini yang pemerintah harus agak hati-hati," tandasnya.
"Perindo tidak melarang BBM naik. Tapi kalau bisa jangan naik. Kalaupun naik harus bisa mengendalikan inflasi sebaik-baiknya," kata Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Perindo, Mahyudin di Denpasar, Bali, Jumat (2/9/2022).
Dia menjelaskan, kenaikan BBM pasti akan membebani masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ada sekitar 9,5 persen rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jumlah tersebut equivalen sekitar 25 juta penduduk.
Di sisi lain, jika harga BBM tidak dinaikkan membebani subsidi uang negara yang luar biasa. Hal itu akan menjadi tekanan berat untuk APBN.
Mahyudin berharap pemerintah mampu mengendalikan inflasi karena kenaikan harga BBM akan berdampak pada meningkatnya jumlah orang miskin.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah banyak orang yang juga hampir jatuh miskin akibat naiknya harga konsumsi. "Mereka ini hampir jadi miskin. Ini yang pemerintah harus agak hati-hati," tandasnya.
(shf)
tulis komentar anda