Cegah Banjir, Bendungan Akan Dibangun di Aliran Sungai Rangkong
Rabu, 01 Juli 2020 - 10:44 WIB
Pemerintah akan membangun bendungan di aliran sungai Rangkong untuk mencegah terjadinya banjir. Foto: Humas Pemkab Lutra
LUWU UTARA - Beberapa titik di wilayah Kabupaten Luwu Utara masih menjadi langganan banjir yang terdampak atas meluapnya sungai Rongkong dan Masamba.
Khusus Sungai masamba, luapan air yang menyebabkan banjir bisa berdampak cukup luas. Sebab akan berdampak di wilayah pesisir, seperti Malangke Raya, dalam hal ini Kecamatan Malangke dan Malangke Barat (Malbar).
Untuk menangani persoalan ini, pemerintah setempat terus melakukan berbagai upaya.
“Untuk penanganan jangka panjang banjir sungai Rongkong, memang butuh waktu yang panjang pula, sebab penanganan sungai Rongkong ini tidak akan mampu jika hanya mengandalkan APBD Kabupaten Luwu Utara saja,” kata Kepala Dinas PUPR, Suaib Mansur, Selasa 30 Juni kemarin di Masamba.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Kementerian PUPR.
“Pihak BBWSPJ Kementerian PUPR Republik Indonesia telah melakukan survei dan penelitian terhadap daerah aliran sungai Rongkong, dan Kementerian PUPR melalui BBWSPJ telah memberikan lampu hijau untuk dilakukannya pembangunan bendungan sungai Rongkong dan saluran daerah irigasi yang meliputi beberapa kecamatan melalui dana APBN dengan nilai sekitar Rp2 triliun,” ungkap Suaib Mansur.
Tapi, kata dia, usaha ini mendapat penolakan, sehingga BBWSPJ menghentikan penelitiannya terhadap daerah aliran sungai Rongkong. Segala upaya yang coba dilakukan selalu saja menemui ujian. Namun, pihaknya tak pernah berputus asa.
“Upaya sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat terus kita lakukan agar informasi tentang keberadaan bendungan sungai Rongkong sesungguhnya tidak akan merugikan masyarakat,” jelas Suaib.
Khusus Sungai masamba, luapan air yang menyebabkan banjir bisa berdampak cukup luas. Sebab akan berdampak di wilayah pesisir, seperti Malangke Raya, dalam hal ini Kecamatan Malangke dan Malangke Barat (Malbar).
Untuk menangani persoalan ini, pemerintah setempat terus melakukan berbagai upaya.
“Untuk penanganan jangka panjang banjir sungai Rongkong, memang butuh waktu yang panjang pula, sebab penanganan sungai Rongkong ini tidak akan mampu jika hanya mengandalkan APBD Kabupaten Luwu Utara saja,” kata Kepala Dinas PUPR, Suaib Mansur, Selasa 30 Juni kemarin di Masamba.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Kementerian PUPR.
“Pihak BBWSPJ Kementerian PUPR Republik Indonesia telah melakukan survei dan penelitian terhadap daerah aliran sungai Rongkong, dan Kementerian PUPR melalui BBWSPJ telah memberikan lampu hijau untuk dilakukannya pembangunan bendungan sungai Rongkong dan saluran daerah irigasi yang meliputi beberapa kecamatan melalui dana APBN dengan nilai sekitar Rp2 triliun,” ungkap Suaib Mansur.
Tapi, kata dia, usaha ini mendapat penolakan, sehingga BBWSPJ menghentikan penelitiannya terhadap daerah aliran sungai Rongkong. Segala upaya yang coba dilakukan selalu saja menemui ujian. Namun, pihaknya tak pernah berputus asa.
“Upaya sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat terus kita lakukan agar informasi tentang keberadaan bendungan sungai Rongkong sesungguhnya tidak akan merugikan masyarakat,” jelas Suaib.
tulis komentar anda