Kisah Operasi Gagak Hitam, Cara Belanda Jajah Indonesia Jiplak Nazi Jerman Taklukkan Rusia
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 21:42 WIB
Sedangkan wilayah Banjarnegara dan Wonosobo dikuasai pasukan Belanda Grup Tempur E yang bergerak dari Purbalingga. Sementara hingga pukul 11.00 Wib siang, pasukan di bawah komando Van Langen masih bertahan di Lapangan Terbang Maguwo, Jogja.
Untuk masuk ke Kota Jogja, mereka menunggu datangnya bantuan pasukan Kavaleri dan Zeni dari utara Boyolali, namun tidak kunjung muncul. Kedua pasukan itu tengah mendapat perlawanan sengit dari pasukan TNI di bawah komando Letnan Kolonel Slamet Rijadi.
Van Langen pun mengambil inisiatif melanjutkan serangan ke Kota Jogja. Pasukannya dibagi dengan menggunakan rel kereta api sebagai acuan. Pergerakan pasukan Belanda melalui jalur alternatif sepanjang selatan rel yang dipimpin Kolonel Van Beek, dengan mudah melakukan penyisiran.
Van Beek pernah bertempat tinggal di Jogjakarta, yakni saat ayahnya bekerja di pabrik gula Madukismo. Dalam operasi militer gagak hitam ini Kolonel Van Beek ditugasi menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Pada pukul 15.00 WIB, Van Beek berhasil melaksanakan tugasnya. Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim Ali Sastroamidjojo, Soesanto dan Koesnan, berhasil ditawan. Sementara Panglima Besar Jenderal Soedirman berhasil lolos. Tepat pukul 17.30 Wib, Jogjakarta sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.
Wakil Agoeng Mahkota Beel dari Batavia mengumumkan Republik Indonesia adalah organisasi kenegaraan yang telah dihapus dari muka bumi. Sebab para pemimpin Republik telah ditangkap dan TNI berhasil dihancurkan.
Belanda tidak menduga, sebelum ditawan, Presiden Soekarno telah mengambil langkah dengan menulis surat kepada Menteri Kemakmuran RI Sjafruddin Prawiranegara yang intinya untuk membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera.
Surat terkait pemerintahan darurat juga dikirim kepada dr Soedarsono, Duta Besar RI di India serta staf Kedutaan RI L.N. Palar dan Menteri Keuangan Mr. A.A Maramis yang sedang melakukan kunjungan kerja ke New Delhi. Artinya Negara Indonesia secara de jure dan de facto masih ada.
Sementara dari luar Jogja, Panglima Besar Jenderal Soedirman yang lolos dari penangkapan terus mengobarkan perlawanan dengan gerilya. Soedirman yang terus diburu Belanda sempat bersembunyi di wilayah Kediri dan Pacitan. Pada 1 Maret 1949, pasukan TNI bersama rakyat berhasil merebut kembali Ibu Kota Indonesia, Jogjakarta.
Untuk masuk ke Kota Jogja, mereka menunggu datangnya bantuan pasukan Kavaleri dan Zeni dari utara Boyolali, namun tidak kunjung muncul. Kedua pasukan itu tengah mendapat perlawanan sengit dari pasukan TNI di bawah komando Letnan Kolonel Slamet Rijadi.
Van Langen pun mengambil inisiatif melanjutkan serangan ke Kota Jogja. Pasukannya dibagi dengan menggunakan rel kereta api sebagai acuan. Pergerakan pasukan Belanda melalui jalur alternatif sepanjang selatan rel yang dipimpin Kolonel Van Beek, dengan mudah melakukan penyisiran.
Van Beek pernah bertempat tinggal di Jogjakarta, yakni saat ayahnya bekerja di pabrik gula Madukismo. Dalam operasi militer gagak hitam ini Kolonel Van Beek ditugasi menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Pada pukul 15.00 WIB, Van Beek berhasil melaksanakan tugasnya. Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim Ali Sastroamidjojo, Soesanto dan Koesnan, berhasil ditawan. Sementara Panglima Besar Jenderal Soedirman berhasil lolos. Tepat pukul 17.30 Wib, Jogjakarta sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.
Wakil Agoeng Mahkota Beel dari Batavia mengumumkan Republik Indonesia adalah organisasi kenegaraan yang telah dihapus dari muka bumi. Sebab para pemimpin Republik telah ditangkap dan TNI berhasil dihancurkan.
Belanda tidak menduga, sebelum ditawan, Presiden Soekarno telah mengambil langkah dengan menulis surat kepada Menteri Kemakmuran RI Sjafruddin Prawiranegara yang intinya untuk membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera.
Surat terkait pemerintahan darurat juga dikirim kepada dr Soedarsono, Duta Besar RI di India serta staf Kedutaan RI L.N. Palar dan Menteri Keuangan Mr. A.A Maramis yang sedang melakukan kunjungan kerja ke New Delhi. Artinya Negara Indonesia secara de jure dan de facto masih ada.
Sementara dari luar Jogja, Panglima Besar Jenderal Soedirman yang lolos dari penangkapan terus mengobarkan perlawanan dengan gerilya. Soedirman yang terus diburu Belanda sempat bersembunyi di wilayah Kediri dan Pacitan. Pada 1 Maret 1949, pasukan TNI bersama rakyat berhasil merebut kembali Ibu Kota Indonesia, Jogjakarta.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda