Korban Pembunuhan Tergeletak di Tepi Jalan Bikin Geger Warga Padang
Selasa, 30 Juni 2020 - 16:01 WIB
PADANG - Fadly Arif (36) seorang pria ditemukan terbujur tak bernyawa di tepi jalan di Perumahan Jalan Kawasan Kompleks Tangkai Permata Dua, Kelurahan Mata Air, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang , Sumatera Barat. Fadly hanya memakai celana pendek warna merah marun dan baju kaos lengang pendek warna krem dan memakai sandal jepit, kondisi mayat terlentang bagian kaki menyentuh tanah sementara pinggang ke atas menyentuh badan semen beton.
Warga setempat melihat korban langsung panik dan terkejut kondisi korban sudah tidak bernyawa. "Kita mendapatkan laporan sekira pukul 10.00 WIB. Kami bersama tim identifikasi dan jajaran Polsek Lubuk Begalung mendatangi lokasi, ternyata korban telah dibawa Pak RT bersama warga," kata Kanit II SPKT Polresta Padang, Ipda Zulkifli kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Selasa (30/6/2020). (Baca: Pembakar Mobil Via Vallen Serahkan Diri ke Polisi)
Korban ini diduga diduga dianiaya oleh orang tidak dikenal yang menyebabkan meninggal dunia. “Korban mengalami luka di bagian belakang yang disinyalir akibat benda tumpul. Awalnya, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Tentara (RST) Dr Reksodiwiryo. Namun selanjutnya, jenazah korban dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang sekitar pukul 12.00 WIB,” ungkapnya.
Zulkifli mengungkapkan, jajaran Polsek Lubuk Begalung masih melakukan penyelidikan terkait jumlah dan identitas pelaku. Begitupun memeriksa saksi-saksi yang melihat kejadian dugaan penganiayaan tersebut. "Ini masih dalam pengembangan ya," tuturnya.
Di rumah sakit Bhayangkara tampak beberapa keluarga korban mendampingi menunggu di ruang autopsi. Kakak korban, Dina (41) menuturkan, sebelum kejadian adiknya tersebut memperbaiki atap rumah yang sempat bocor. Kemudian, sempat berkomunikasi dengannya untuk menanyakan peralatan bangunan yang masih kurang.
"Saya tanya apa yang kurang lagi, itu reng kayu, engsel pintu, (uang) sudah dihitung. Saya kasih uang, pergilah dia membeli peralatan," kata Dina.
Dua jam lamanya Dina menunggu adiknya yang pergi membeli kebutuhan atap tersebut namun tak kunjung balik ke rumah Dina. Kakanya ini baru mendapat kabar bahwa sang adik ini sudah tergeletak dipinggir jalan. “Dua jam saya menunggu adik, tidak kunjung balik-balik padahal dia hanya membeli kebutuhan bangunan saja. Saya langsung terkejut mendengar kabar bahwa adik saya dipukul orang. Setelah saya melihat kondisi adik saya ternyata sudah meninggal,” katanya sambil terisak-isak.
Setahu Dina, adiknya tidak memiliki permasalahan dengan orang. Namun, ini akan ia cari tahu kembali permasalahan sebenarnya. Begitupun, meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mencari pelaku di balik penganiayaan. Sampai berita ini ditulis polisi masih melakukan pengembangan untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Warga setempat melihat korban langsung panik dan terkejut kondisi korban sudah tidak bernyawa. "Kita mendapatkan laporan sekira pukul 10.00 WIB. Kami bersama tim identifikasi dan jajaran Polsek Lubuk Begalung mendatangi lokasi, ternyata korban telah dibawa Pak RT bersama warga," kata Kanit II SPKT Polresta Padang, Ipda Zulkifli kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Selasa (30/6/2020). (Baca: Pembakar Mobil Via Vallen Serahkan Diri ke Polisi)
Korban ini diduga diduga dianiaya oleh orang tidak dikenal yang menyebabkan meninggal dunia. “Korban mengalami luka di bagian belakang yang disinyalir akibat benda tumpul. Awalnya, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Tentara (RST) Dr Reksodiwiryo. Namun selanjutnya, jenazah korban dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang sekitar pukul 12.00 WIB,” ungkapnya.
Zulkifli mengungkapkan, jajaran Polsek Lubuk Begalung masih melakukan penyelidikan terkait jumlah dan identitas pelaku. Begitupun memeriksa saksi-saksi yang melihat kejadian dugaan penganiayaan tersebut. "Ini masih dalam pengembangan ya," tuturnya.
Di rumah sakit Bhayangkara tampak beberapa keluarga korban mendampingi menunggu di ruang autopsi. Kakak korban, Dina (41) menuturkan, sebelum kejadian adiknya tersebut memperbaiki atap rumah yang sempat bocor. Kemudian, sempat berkomunikasi dengannya untuk menanyakan peralatan bangunan yang masih kurang.
"Saya tanya apa yang kurang lagi, itu reng kayu, engsel pintu, (uang) sudah dihitung. Saya kasih uang, pergilah dia membeli peralatan," kata Dina.
Dua jam lamanya Dina menunggu adiknya yang pergi membeli kebutuhan atap tersebut namun tak kunjung balik ke rumah Dina. Kakanya ini baru mendapat kabar bahwa sang adik ini sudah tergeletak dipinggir jalan. “Dua jam saya menunggu adik, tidak kunjung balik-balik padahal dia hanya membeli kebutuhan bangunan saja. Saya langsung terkejut mendengar kabar bahwa adik saya dipukul orang. Setelah saya melihat kondisi adik saya ternyata sudah meninggal,” katanya sambil terisak-isak.
Setahu Dina, adiknya tidak memiliki permasalahan dengan orang. Namun, ini akan ia cari tahu kembali permasalahan sebenarnya. Begitupun, meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mencari pelaku di balik penganiayaan. Sampai berita ini ditulis polisi masih melakukan pengembangan untuk mengetahui penyebab kematian korban.
(sms)
tulis komentar anda