Kisah Sayuti Melik Ketik Naskah Proklamasi Kemerdekaan di Rumah Laksamana Maeda
Selasa, 16 Agustus 2022 - 14:15 WIB
JAKARTA - Sejarah detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 mencatat Sayuti Melik terlibat aktif di dalamnya. Sayuti Melik diminta Soekarno atau Bung Karno untuk mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan yang baru saja dirumuskan sekaligus disepakati bersama di rumah Laksamana Maeda.
“Ti, Ti, tik, tik!,” kata Bung Karno kepada Sayuti Melik seperti yang tertulis dalam buku 80 Tahun Bung Karno (1982). Sayuti yang mendapat perintah, langsung membawa naskah ke belakang.
Naskah itu diketiknya dengan sedikit perubahan kata hasil koreksi bersama.
Kata-kata “Wakil-wakil Bangsa Indonesia” diganti dengan kata-kata “Atas nama Bangsa Indonesia”. Kemudian juga membenahi ejaan serta perumusan hari dan bulan kemerdekaan.
Sayuti Melik merupakan suami SK Trimurti, aktivis Partindo (Partai Indonesia) yang sekaligus jurnalis perempuan. Sayuti Melik terlahir dengan nama Mohamad Ibnu Sayuti di Sleman, Yogyakarta pada 22 November 1908.
Jiwa nasionalisme Sayuti Melik banyak dipengaruhi oleh H.A Zurink, guru sejarahnya saat bersekolah guru di Solo tahun 1920. Kemudian juga ditempa bacaan majalah Islam Bergerak asuhan Haji Misbach, Laweyan Solo.
Sayuti Melik pertama kali bertemu Bung Karno di Bandung, tahun 1926, dan itu membuatnya terpikat. Dalam pergerakan nasional, Sayuti Melik mengambil jalur sebagai jurnalis. Tulisan-tulisannya dianggap mengganggu kolonial Belanda.
“Ti, Ti, tik, tik!,” kata Bung Karno kepada Sayuti Melik seperti yang tertulis dalam buku 80 Tahun Bung Karno (1982). Sayuti yang mendapat perintah, langsung membawa naskah ke belakang.
Naskah itu diketiknya dengan sedikit perubahan kata hasil koreksi bersama.
Kata-kata “Wakil-wakil Bangsa Indonesia” diganti dengan kata-kata “Atas nama Bangsa Indonesia”. Kemudian juga membenahi ejaan serta perumusan hari dan bulan kemerdekaan.
Sayuti Melik merupakan suami SK Trimurti, aktivis Partindo (Partai Indonesia) yang sekaligus jurnalis perempuan. Sayuti Melik terlahir dengan nama Mohamad Ibnu Sayuti di Sleman, Yogyakarta pada 22 November 1908.
Jiwa nasionalisme Sayuti Melik banyak dipengaruhi oleh H.A Zurink, guru sejarahnya saat bersekolah guru di Solo tahun 1920. Kemudian juga ditempa bacaan majalah Islam Bergerak asuhan Haji Misbach, Laweyan Solo.
Sayuti Melik pertama kali bertemu Bung Karno di Bandung, tahun 1926, dan itu membuatnya terpikat. Dalam pergerakan nasional, Sayuti Melik mengambil jalur sebagai jurnalis. Tulisan-tulisannya dianggap mengganggu kolonial Belanda.
tulis komentar anda