Sutan Sjahrir Marah ke Bung Karno, Pilih Absen Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 17:55 WIB
Namun, ternyata Soekarno diketahui telah memiliki rencana sendiri yang bertolak belakang.

Sjahrir sontak marah. “Di hadapan Soebadio, Sjahrir menyebut Soekarno “seorang banci”, “demikian dikutip dari Soekarno Biografi 1901-1950. Soebadio yang mengajak teman kuliahnya, Soebianto juga mendatangi Bung Hatta. Ia menyampaikan pemikiran Sjahrir terkait proklamasi kemerdekaan kepada Bung Hatta.

Disampaikan bahwa kurang bagus kemerdekaan Indonesia diumumkan oleh lembaga komisi (PPKI) bentukan Jepang.

Hatta menolak dan itu membuat Soebadio pamit pulang dengan gusar. Dengan nada jengkel Soebadio mengatakan Hatta tidak termasuk mereka lagi karena tidak berjiwa revolusioner tulen.

Karena kecewa, pada detik-detik menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sjahrir memilih bersikap pasif.

Kendati demikian, saat mendengar para pemuda radikal yang dipimpin Chaerul Saleh merencakan penculikan kepada Soekarno-Hatta, Sjahrir meminta Soebadio tidak melibatkan diri.

Sjahrir kurang yakin dengan gerakan penculikan yang ditempuh para pemuda. Namun, ia juga tidak berusaha menentangnya.

Perintah Sjahrir kepada Soebadio untuk tidak ikut terlibat (aksi penculikan Rengasdengklok) mengakibatkan sebagian besar pengikut Sutan Sjahrir menarik diri dalam dinamika pergerakan. Mereka mengambil sikap pasif.

Sejarah akhirnya mencatat, tanpa kehadiran Sutan Sjahrir, teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disusun di rumah Laksamana Maeda.

Tanpa kehadiran Sjahrir yang kelak menjadi perdana menteri pertama Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan Soekarno-Hatta di Jalan Pegangsaan Timur, 56 Jakarta.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content