Sutan Sjahrir Marah ke Bung Karno, Pilih Absen Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 17:55 WIB
Perdana Menteri Pertama Indonesia, Sutan Sjahrir tak menghadiri saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Foto/Repro/Solichan Arif
Sutan Sjahrir menyimpan cerita saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Momen penting itu tidak dihadiri Sutan Sjahrir yang kelak menjadi perdana menteri pertama Indonesia.

Bahkan pada malam 16 Agustus 1945 ketika teks proklamasi dirumuskan, dia tidak terlihat di rumah Laksamana Maeda.





Saat itu yang hanyakah Bung Karno, Bung Hatta, Soebardjo sebagai wakil PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Kemudian Laksamana Muda Maeda, Yoshizumi dan Nisihijima, petinggi angkatan laut Jepang yang pro kemerdekaan Indonesia, serta Miyoshi dari angkatan darat Jepang. Mereka semua duduk satu meja.

Di rumah Maeda juga ada perwakilan pemuda, yakni Sukarni dan Chaerul Saleh yang sehari sebelumnya menculik Soekarno-Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok. Tampak juga Sayuti Melik, suami SK Trimurti yang merupakan orang dekat Bung Karno.

Sjahrir menolak hadir dan memilih berada di rumahnya. Pada malam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan, beberapa orang sempat mendatangi Sjahrir sekaligus mengajaknya bergabung di rumah Maeda, namun ditolak.

“Jelas bahwa saya tidak bisa menerima ajakan mereka itu,” kata Sutan Sjahrir tanpa menjelaskan lebih lanjut dalam Sjahrir, Out of Exile.



Sutan Sjahrir sejak awal menginginkan proklamasi dipercepat. Sjahrir yang lebih dulu mendengar Jepang menyerah kepada Sekutu akibat bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, langsung memberi tahu Bung Karno dan Bung Hatta.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content