Sutan Sjahrir Marah ke Bung Karno, Pilih Absen Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 17:55 WIB
Sjahrir ingin pada tanggal 15 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.

Dengan massa yang telah disiapkan, ia ingin bangsa Indonesia mendahului Jepang sebelum mengumumkan penyerahannya.

Sjahrir juga tidak ingin kemerdekaan Indonesia hasil dari skenario Jepang, tapi hasil dari perebutan bangsa Indonesia sendiri.

“Pada saat itu Sjahrir menjadi yakin bahwa saatnya telah tiba untuk bertindak, sekarang atau tidak sama sekali”.

Sementara begitu mendengar kabar dari Sjahrir bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Soebardjo mencoba memastikan kebenaran kabar tersebut dengan menemui Laksmana Maeda di kantor pusat Bukanfu di Lapangan Ikada.

Dalam Soekarno Biografi 1901-1950, Maeda bersiap main golf saat ketiga orang tokoh pergerakan itu datang.

Lalu dipanggil lah Nishijima sebagai penerjemah, guna menjawab pertanyaan yang diajukan Bung Karno, Bung Hatta dan Soebardjo. Maeda memberi jawaban yang tidak jelas.

Ia mengatakan belum ada konfirmasi definitif. Yang ia maksud adalah pesan radio kaisar Jepang belum disahkan markas besar Angkatan Laut.

Atas informasi yang didapat, Bung Karno dan Bung Hatta memutuskan menggelar rapat perdana komisi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) esok harinya.

Pada 15 Agustus 1945 itu Sutan Sjahrir masih optimistis bisa membujuk Soekarno untuk membacakan Proklamasi Kemerdekaan di Lapangan Gambir. Soebadio, ajudan Sjahrir berkeliling naik sepeda menyebarkan kabar proklamasi kemerdekaan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content