Putri Pandan Berduri dan Adat Kesukuan di Pulau Bintan Kepulauan Riau

Kamis, 04 Agustus 2022 - 05:42 WIB
Tutur kata dan sikapnya yang selalu lembut, membuat orang-orang yang ditemuinya sangat senang. Tidak terkecuali Batin Lagoi yang selalu memperhatikan setiap pendatang baru yang masuk ke Pulau Bintan.

Suatu ketika, Batin Lagoi membuat perjamuan untuk semua Suku Sampan di Pulau Bintan. Semua rakyat datang, termasuk Jenang Perkasa. Dalam pertemuan itu, Batin Lagoi menyampaikan niatnya kepada Jenang Perkasa.



"Wahai, Jenang Perkasa. Aku sangat terkesan dan kagum dengan keelokan budi pekertimu. Bersediakah engkau aku nikahkan dengan putriku, Pandan Berduri?," berkata Batin Lagoi kepada Jenang Perkasa.

"Dengan segala kerendahan hati, saya bersedia menerima putri tuan sebagai istri saya," jawab Jenang Perkasa.

Saat itu, Batin Lagoi tidak tahu jika Jenang Perkasa adalah putra raja Pulau Galang. Seminggu setelah pertemuan itu, Jenang Perkasa dan Pandan Berduri akhirnya menikah. Pesta pernikahan berlangsung dengan sangat meriah.



Tidak lama kemudian, Batin Lagoi mengangkat Jenang Perkasa sebagai Batin menggantikan dirinya. Jenang Perkasa memimpin dengan sangat bijaksana. Dia sangat dicintai rakyat dan sangat menjunjung adat Bintan.

Kabar ini akhirnya sampai juga ke Pulau Galang. Utusan Pulau Galang lalu datang ke Bintan dan meminta Jenang Perkasa kembali ke Pulau Galang dan memimpin di sana. Tetapi tawaran ini segera ditolak oleh Jenang Perkasa.

Dari pernikahannya dengan Putri Pandan Berduri, Jenang Perkasa memiliki tiga orang putra, yakni Batin Mantang, Batin Mapoi, dan Batin Kelong. Mereka diadatkan dengan adat Suku Laut yang dinamakan adat Kesukuan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content