Smarter World Living Lab, Cara Gugus Tugas T20 Jabar Dongkrak Efektivitas Smart City
Selasa, 02 Agustus 2022 - 02:21 WIB
BANDUNG - Gugus Tugas T20 yang dipimpin oleh Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB meluncurkan Smarter World Living Lab. Peluncuran ini dilaksanakan lewat Soft Launching Smarter World Living Lab, Rabu, 27 Juli 2022 lalu. Acara ini membahas bagaimana Smarter World living Lab akan mampu menigkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Prof. Bambang Brodjonegoro (Lead Co-Chair T20), Prof. Faisal Fathani (Plt. Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat), Linda Al Amin ,S.T., M.T (Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat), Yayan Ahmad Brilyana, S.Sos (Kadiskominfo Kota Bandung), Ir. Aep Surahman (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu) serta Prof. Suhono H. Supangkat (Lead Co-Chait Task Force 2 T20).
Prof. Suhono H. Supangkat sebagai Lead Co-Chair Task Force 2 T20 mengatakan, bahwa smart city bukan hanya menggabungkan teknologi dengan kota, namun lebih luas lagi menyangkut seluruh aspek yang perlu dipesiapkan dalam menerima perubahan dunia yang semakin masif.
"Sejatinya, smart city bukanlah menggabungkan kota dengan command center atau kota dengan teknologi paling canggih. Smart city merupakan kota yang mampu mencerdaskan warganya dan memberikan kehidupan yang lebih baik" kata Suhono, Senin (1/8/2022).
Menurutnya, hal ini menjadi dasar dalam terciptanya pendekatan Smarter World Living Lab. Karakteristik kota yang berbeda-beda pun mendorong perlunya living lab dalam menyelesaikan masalah-masalah di sebuah wilayah karena solusi terhadap setiap wilayah tidak dapat disamakan.
"Bahwa laboratorium hidup atau living lab yang merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah nyata dalam suatu area terbatas yang berpusat pada manusia (human-centric) dengan mengintegrasikan berbagai solusi penelitian dan industri dalam sebuah ekosistem terbuka untuk merangsang adanya inovasi baru," jelas Suhono.
Suhono berharap, pendekatan ini dapat menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalah yang sedang terjadi. Suhono juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendukung terciptanya quality of life, khususnya di Indonesia.
Saat ini, Smarter World Living Lab telah berkolaborasi dengan Pemprov Jabar dengan Kota Bandung dan Kabupaten Indramayu dipilih sebagai wilayah percontohan.
Kepala Gugus Tugas T20 Jabar, Linda Al-Amin mewakili Pemprov Jabar menyatakan dukungan penuh terhadap implementasi pendekatan living lab ini.
"Saya sangat setuju dengan adanya Living lab ini, karena dimulai dari hal kecil, wilayah yang kecil diharapkan hal ini mampu menjadi sukses story dari Jawa Barat, sehingga mampu diterapkan di wilayah wilayah lain. Pemprov Jabar akan mendukung dan memastikan agar pendekatan ini tetap berinergi dengan tujuan Jawa Barat," kata Linda.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Prof. Bambang Brodjonegoro (Lead Co-Chair T20), Prof. Faisal Fathani (Plt. Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat), Linda Al Amin ,S.T., M.T (Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat), Yayan Ahmad Brilyana, S.Sos (Kadiskominfo Kota Bandung), Ir. Aep Surahman (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu) serta Prof. Suhono H. Supangkat (Lead Co-Chait Task Force 2 T20).
Prof. Suhono H. Supangkat sebagai Lead Co-Chair Task Force 2 T20 mengatakan, bahwa smart city bukan hanya menggabungkan teknologi dengan kota, namun lebih luas lagi menyangkut seluruh aspek yang perlu dipesiapkan dalam menerima perubahan dunia yang semakin masif.
"Sejatinya, smart city bukanlah menggabungkan kota dengan command center atau kota dengan teknologi paling canggih. Smart city merupakan kota yang mampu mencerdaskan warganya dan memberikan kehidupan yang lebih baik" kata Suhono, Senin (1/8/2022).
Menurutnya, hal ini menjadi dasar dalam terciptanya pendekatan Smarter World Living Lab. Karakteristik kota yang berbeda-beda pun mendorong perlunya living lab dalam menyelesaikan masalah-masalah di sebuah wilayah karena solusi terhadap setiap wilayah tidak dapat disamakan.
"Bahwa laboratorium hidup atau living lab yang merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah nyata dalam suatu area terbatas yang berpusat pada manusia (human-centric) dengan mengintegrasikan berbagai solusi penelitian dan industri dalam sebuah ekosistem terbuka untuk merangsang adanya inovasi baru," jelas Suhono.
Suhono berharap, pendekatan ini dapat menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalah yang sedang terjadi. Suhono juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendukung terciptanya quality of life, khususnya di Indonesia.
Saat ini, Smarter World Living Lab telah berkolaborasi dengan Pemprov Jabar dengan Kota Bandung dan Kabupaten Indramayu dipilih sebagai wilayah percontohan.
Kepala Gugus Tugas T20 Jabar, Linda Al-Amin mewakili Pemprov Jabar menyatakan dukungan penuh terhadap implementasi pendekatan living lab ini.
"Saya sangat setuju dengan adanya Living lab ini, karena dimulai dari hal kecil, wilayah yang kecil diharapkan hal ini mampu menjadi sukses story dari Jawa Barat, sehingga mampu diterapkan di wilayah wilayah lain. Pemprov Jabar akan mendukung dan memastikan agar pendekatan ini tetap berinergi dengan tujuan Jawa Barat," kata Linda.
(don)
tulis komentar anda