Hasil Survei, Pendapatan 76% Masyarakat Indonesia Turun Akibat Pandemi Corona
Kamis, 25 Juni 2020 - 22:51 WIB
JAKARTA - Sebanyak 76% masyarakat Indonesia mengalami penurunan pendapatan yang diakibatkan pandemi virus corona atau COVID-19. Data tersebut berdasarkan hasil studi yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
"Sekarang 76% mengatakan pendapatan rumah tangga menurun dibandingkan sebelum wabah COVID-19," ujar Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando dalam rilis survei SMRC dan webinar, Kamis (25/6/2020).
Dalam survei tersebut, masyarakat mengakui, pendapatan mereka masih normal hingga Maret 2020. Namun, hingga Juni 2020, hanya 19% dari keseluruhan responden yang mengaku pendapatannya tetap.
Masih dari hasil survei itu, sekitar 46% responden percaya, kondisi ekonomi rumah tangganya akan lebih baik setelah wabah COVID-19 berakhir. Sementara yang menilai menjadi lebih buruk atau tidak ada perubahan sebanyak 45%.
"Jadi ada harapan kondisi ekonomi rumah tangga membaik kalau wabah COVID-19 berakhir," katanya.
Selain itu, ada 44% responden yang optimistis ekonomi rumah tangganya tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang. Sementara yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk sekitar 23%, sedangkan yang mengatakan tidak ada perubahan 18%.
Kemudian, 85% masyarakat menilai, kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu.
"Kondisi Juni (85 persen yang menilai lebih buruk ini) sudah berubah dari Mei, yang saat itu 92 persen rakyat Indonesia katakan kondisi ekonomi nasional buruk. Ada gejala orang lebih optimistis di Juni," katanya.
"Sekarang 76% mengatakan pendapatan rumah tangga menurun dibandingkan sebelum wabah COVID-19," ujar Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando dalam rilis survei SMRC dan webinar, Kamis (25/6/2020).
Dalam survei tersebut, masyarakat mengakui, pendapatan mereka masih normal hingga Maret 2020. Namun, hingga Juni 2020, hanya 19% dari keseluruhan responden yang mengaku pendapatannya tetap.
Masih dari hasil survei itu, sekitar 46% responden percaya, kondisi ekonomi rumah tangganya akan lebih baik setelah wabah COVID-19 berakhir. Sementara yang menilai menjadi lebih buruk atau tidak ada perubahan sebanyak 45%.
"Jadi ada harapan kondisi ekonomi rumah tangga membaik kalau wabah COVID-19 berakhir," katanya.
Selain itu, ada 44% responden yang optimistis ekonomi rumah tangganya tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang. Sementara yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk sekitar 23%, sedangkan yang mengatakan tidak ada perubahan 18%.
Kemudian, 85% masyarakat menilai, kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu.
"Kondisi Juni (85 persen yang menilai lebih buruk ini) sudah berubah dari Mei, yang saat itu 92 persen rakyat Indonesia katakan kondisi ekonomi nasional buruk. Ada gejala orang lebih optimistis di Juni," katanya.
tulis komentar anda