Kinerja Investasi Jatim Triwulan II Diprediksi Melambat
Kamis, 25 Juni 2020 - 10:48 WIB
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) memprediksi kinerja investasi di Jawa Timur (Jatim) pada triwulan II 2020 diperkirakan melambat disebabkan terkendalanya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah di tahun 2020.
Ditambah dengan tertahannya Penanaman Modal Asing (PMA) dari beberapa investor utama di Jatim. Disamping itu, impor barang modal di Jatim terhambat.
Perlambatan kinerja investasi diperkirakan dipengaruhi perlambatan kinerja investasi non bangunan. Ini seiring pelemahan kinerja lndustri Pengolahan, Perdagangan, dan Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman (Mamin).
"Selain itu, perlambatan kinerja investasi juga dipengaruhi oleh terkendalanya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah tahun 2020," kata Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, dalam rilis BI terkait Laporan Perekonomian Jatim, Kamis (25/6/2020)
Beberapa proyek investasi infrastruktur yang terkendala pada tahun 2020 mencakup Jalan Tol Pandaan Malang (37,62 km), Jalan Tol Pasuruan Probolinggo (45 km), Jalan Tol Probolinggo Banyuwangi (170,4 km).
Kemudian Jalan Tol Krian Legundi Bunder Manyar (38,3 km), Fly Over Teluk Teluk Lamong (2,4 km), jalur double track Jawa Selatan, Kereta Api Jakarta-Surabaya, Pembangunan Bandara Kediri, ekspansi kilang minyak Tuban.
Selanjutnya pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, serta pembangunan beberapa bendungan. Antara lain Bendungan Bendo, Gongseng, Tukul, Tugu, Semantok dan Bagong.
Adapun proyek infrastruktur swasta yang juga belum dapat direalisasikan adalah pembangunan bandara Kediri, pengembangan smelter tembaga, inisasi proyek pelabuhan Gresik, dan penambahan pembangkit listrik tenaga sampah.
Selain itu, faktor yang juga turut mempengaruhi perlambatan pertumbuhan investasi yakni perkiraan berlanjutnya tren perlambatan impor bahan pendukung pengembangan atau perluasan pabrik. Antara lain besi dan baja serta mesin-mesin sebagai akibat Iockdown di negara-negara asal barang Impor seperti Tiongkok dan India.
Sementara itu, Provinsi Jatim selama triwulan I 2020 mencatat investasi, PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp31,4 triliun. Capaian tersebut lebih tinggi dibanding provinsi lain di Pulau Jawa dan bahkan nasional.
Dimana Jawa Barat (Jabar) membukukan investasi Rp29,9 triliun, DKI Jakarta Rp20,1 triliun, Jawa Tengah (Jateng) Rp19,3 triliun. (Baca juga: Pamit Ambil Laptop, Gadis Berhijab Hilang Diduga Diculik Orang)
"Ini menjadi salah satu kabar baik di tengah pandemi COVID-19. Realisasi investasi Jatim menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa maupun nasional," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (22/4/2020).
Ditambah dengan tertahannya Penanaman Modal Asing (PMA) dari beberapa investor utama di Jatim. Disamping itu, impor barang modal di Jatim terhambat.
Perlambatan kinerja investasi diperkirakan dipengaruhi perlambatan kinerja investasi non bangunan. Ini seiring pelemahan kinerja lndustri Pengolahan, Perdagangan, dan Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman (Mamin).
"Selain itu, perlambatan kinerja investasi juga dipengaruhi oleh terkendalanya pembangunan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah tahun 2020," kata Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, dalam rilis BI terkait Laporan Perekonomian Jatim, Kamis (25/6/2020)
Beberapa proyek investasi infrastruktur yang terkendala pada tahun 2020 mencakup Jalan Tol Pandaan Malang (37,62 km), Jalan Tol Pasuruan Probolinggo (45 km), Jalan Tol Probolinggo Banyuwangi (170,4 km).
Kemudian Jalan Tol Krian Legundi Bunder Manyar (38,3 km), Fly Over Teluk Teluk Lamong (2,4 km), jalur double track Jawa Selatan, Kereta Api Jakarta-Surabaya, Pembangunan Bandara Kediri, ekspansi kilang minyak Tuban.
Selanjutnya pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, serta pembangunan beberapa bendungan. Antara lain Bendungan Bendo, Gongseng, Tukul, Tugu, Semantok dan Bagong.
Adapun proyek infrastruktur swasta yang juga belum dapat direalisasikan adalah pembangunan bandara Kediri, pengembangan smelter tembaga, inisasi proyek pelabuhan Gresik, dan penambahan pembangkit listrik tenaga sampah.
Selain itu, faktor yang juga turut mempengaruhi perlambatan pertumbuhan investasi yakni perkiraan berlanjutnya tren perlambatan impor bahan pendukung pengembangan atau perluasan pabrik. Antara lain besi dan baja serta mesin-mesin sebagai akibat Iockdown di negara-negara asal barang Impor seperti Tiongkok dan India.
Sementara itu, Provinsi Jatim selama triwulan I 2020 mencatat investasi, PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp31,4 triliun. Capaian tersebut lebih tinggi dibanding provinsi lain di Pulau Jawa dan bahkan nasional.
Dimana Jawa Barat (Jabar) membukukan investasi Rp29,9 triliun, DKI Jakarta Rp20,1 triliun, Jawa Tengah (Jateng) Rp19,3 triliun. (Baca juga: Pamit Ambil Laptop, Gadis Berhijab Hilang Diduga Diculik Orang)
"Ini menjadi salah satu kabar baik di tengah pandemi COVID-19. Realisasi investasi Jatim menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa maupun nasional," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (22/4/2020).
(boy)
tulis komentar anda