Selamat Usai KM Ladang Pertiwi Karam, Begini Cerita Korban Bertahan di Laut
Minggu, 29 Mei 2022 - 08:58 WIB
MAKASSAR - Sebanyak 10 penumpang selamat dari peristiwa tenggelamnya Kapal Motor (KM) Ladang Pertiwi 02 di Perairan Selat Makassar. Mereka pun menceritakan upaya menyelamatkan diri agar bisa bertahan di tengah laut.
Mereka diselamatkan oleh kapal tagboat pembawa batu bara dari Kalimantan setelah terombang ambing di lautan selama hampir 24 jam dengan hanya menggunakan jeriken dan tripleks.
Salah satu korban selamat, Irwan mengatakan, sebelum kapal akhirnya tenggelam , dia meminta ibu dan adiknya untuk lompat ke laut. Dia menggunakan triplek hingga jeriken agar keluarganya bisa mengapung.
"Itu waktu kapal mau tenggelam, adik sama ibu saya minta loncat duluan. Saya berusaha cari tripeks dan cari jeriken diikat ke tripleks, dari jam 12.00 siang sampai jam 08.00 pagi," ucap Irwan.
Irwan kurang mengetahui pasti para korban lainnya. Namun di tengah laut dia pun harus bertahan karena hujan deras. "Kalau penumpang lain saya kurang tahu, karena ombak sampai 2 meter. Hujannya deras. Mati mesin, setelah setengah jam. cuacanya jelek," katanya.
Hingga saat ini, Basarnas dan juga pemerintah setempat masih terus melakukan pendataan terhadap jumlah korban. Kendalanya, manifest kapal ini tidak dilaporkan ke pihak syahbandar sehingga membuat jumlah data korban menjadi simpang siur.
Selain 10 orang korban selamat yang telah dievakuasi, tujuh orang korban lainnya dipastikan selamat namun kini berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kita perkirakan 52 orang. Yang selamat ini sementara ada 10 orang yang sudah sampai di sini. di Banjarmasin itu ada tujuh orang," kata Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana.
"Kami sudah kordinasi Basarnas, arus juga masih kencang menyulitkan. Masyarakat juga antusias dalam membantu pencarian," ucapnya lagi.
Sebelumnya KM Ladang Pertiwi 02 yang menurut Basarnas mengakut 49 orang penumpang beserta awak kapal ini dilaporkan karam di perairan sebelah barat Kecamatan Liukang Kalmas, Pangkep, Sulsel. Kapal kayu itu mengalami mati mesin karena kehabisan bahan bakar dan dihantam ombak besar.
Mereka diselamatkan oleh kapal tagboat pembawa batu bara dari Kalimantan setelah terombang ambing di lautan selama hampir 24 jam dengan hanya menggunakan jeriken dan tripleks.
Salah satu korban selamat, Irwan mengatakan, sebelum kapal akhirnya tenggelam , dia meminta ibu dan adiknya untuk lompat ke laut. Dia menggunakan triplek hingga jeriken agar keluarganya bisa mengapung.
"Itu waktu kapal mau tenggelam, adik sama ibu saya minta loncat duluan. Saya berusaha cari tripeks dan cari jeriken diikat ke tripleks, dari jam 12.00 siang sampai jam 08.00 pagi," ucap Irwan.
Irwan kurang mengetahui pasti para korban lainnya. Namun di tengah laut dia pun harus bertahan karena hujan deras. "Kalau penumpang lain saya kurang tahu, karena ombak sampai 2 meter. Hujannya deras. Mati mesin, setelah setengah jam. cuacanya jelek," katanya.
Hingga saat ini, Basarnas dan juga pemerintah setempat masih terus melakukan pendataan terhadap jumlah korban. Kendalanya, manifest kapal ini tidak dilaporkan ke pihak syahbandar sehingga membuat jumlah data korban menjadi simpang siur.
Selain 10 orang korban selamat yang telah dievakuasi, tujuh orang korban lainnya dipastikan selamat namun kini berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kita perkirakan 52 orang. Yang selamat ini sementara ada 10 orang yang sudah sampai di sini. di Banjarmasin itu ada tujuh orang," kata Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana.
"Kami sudah kordinasi Basarnas, arus juga masih kencang menyulitkan. Masyarakat juga antusias dalam membantu pencarian," ucapnya lagi.
Sebelumnya KM Ladang Pertiwi 02 yang menurut Basarnas mengakut 49 orang penumpang beserta awak kapal ini dilaporkan karam di perairan sebelah barat Kecamatan Liukang Kalmas, Pangkep, Sulsel. Kapal kayu itu mengalami mati mesin karena kehabisan bahan bakar dan dihantam ombak besar.
(agn)
tulis komentar anda