Ngalap Berkah Syawalan, Ribuan Orang Berebut Kue Lopis Krapyak
Senin, 09 Mei 2022 - 14:27 WIB
Menurutnya, festival lopis raksasa ini perlu dijaga dan dipelihara bersama sebagai tradisi dan budaya turun-temurun, yang bertujuan mempererat tali silahturahmi antar masyarakat Krapyak, dan dengan masyarakat daerah sekitarnya. Hal ini diidentikkan dengan sifat Lopis yang lengket.
"Alhamdulillah pada hari ini ada tradisi Syawalan berupa Festival Lopis Raksasa di Kelurahan Krapyak, dapat berjalan lancar. Mudah-mudahan kita semua bisa memelihara tradisi asli dari Kota Pekalongan, salah satunya lopisan ini," ucap Aaf.
Dirinya bersyukur, tempat untuk memasak lopis raksasa kali ini jauh lebih representatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, berkat adanya pembangunan fisik penataan kawasan kumuh dari Program KOTAKU di wilayah Kelurahan Krapyak.
Pihaknya berharap, jika nantinya ke depan pandemi COVID-19 benar-benar telah usai, perayaan tradisi Syawalan Lopisan di Kota Pekalongan ini bisa lebih meriah lagi. "Sesuai filosofinya, semoga perayaan ini bisa semakin merekatkan seluruh warga Kota Pekalongan sebagai ikatan seduluran dalam membangun bersama Kota Pekalongan tercinta ini," tegasnya.
Seorang warga Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Istikharah rela datang sejak pagi untuk melihat langsung dan berebut lopis raksasa Krapyak, bersama ribuan warga lain. Dia mengaku sengaja datang ke lokasi lopis raksasa di Kelurahan Krapyak Gang 8, karena memang penggemar lopis, dan ingin ngalap berkah.
"Alhamdulillah dapat lopis walaupun sedikit. Ke sini memang sengaja, karena pertama memang suka lopis dan hitung-hitung ngalap berkah Syawalan. Tadi memang harus rebutan, karena kalau tidak rebutan pasti tidak kebagian lopisnya," tandas Istikharah.
"Alhamdulillah pada hari ini ada tradisi Syawalan berupa Festival Lopis Raksasa di Kelurahan Krapyak, dapat berjalan lancar. Mudah-mudahan kita semua bisa memelihara tradisi asli dari Kota Pekalongan, salah satunya lopisan ini," ucap Aaf.
Dirinya bersyukur, tempat untuk memasak lopis raksasa kali ini jauh lebih representatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, berkat adanya pembangunan fisik penataan kawasan kumuh dari Program KOTAKU di wilayah Kelurahan Krapyak.
Pihaknya berharap, jika nantinya ke depan pandemi COVID-19 benar-benar telah usai, perayaan tradisi Syawalan Lopisan di Kota Pekalongan ini bisa lebih meriah lagi. "Sesuai filosofinya, semoga perayaan ini bisa semakin merekatkan seluruh warga Kota Pekalongan sebagai ikatan seduluran dalam membangun bersama Kota Pekalongan tercinta ini," tegasnya.
Seorang warga Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Istikharah rela datang sejak pagi untuk melihat langsung dan berebut lopis raksasa Krapyak, bersama ribuan warga lain. Dia mengaku sengaja datang ke lokasi lopis raksasa di Kelurahan Krapyak Gang 8, karena memang penggemar lopis, dan ingin ngalap berkah.
"Alhamdulillah dapat lopis walaupun sedikit. Ke sini memang sengaja, karena pertama memang suka lopis dan hitung-hitung ngalap berkah Syawalan. Tadi memang harus rebutan, karena kalau tidak rebutan pasti tidak kebagian lopisnya," tandas Istikharah.
(eyt)
tulis komentar anda