Peneliti Prancis Gunakan Nikotin Obati Pasien COVID-19
Jum'at, 24 April 2020 - 23:00 WIB
Dalam penelitian itu para ilmuwan mewawancarai 480 pasien COVID-19. Dari jumlah itu, 350 di antaranya dirawat di rumah sakit, sementara sisanya mengalami gejala ringan dan diizinkan untuk dirawat di rumah.
Para responden yang dirawat di rumah sakit berusia rata-rata 65 tahun dan hanya 4,4 persen yang rutin merokok. Sementara yang tak dirawat di rumah sakit, usia rata-ratanya 44 tahun dan 5,5 persennya merokok.
Meski demikian para ilmuwan menekankan bahwa merokok tetap saja berbahaya dan sangat tidak dianjurkan sebagai cara mencegah penularan COVID-19.
Nikotin, kata para peneliti, mungkin saja bisa mencegah orang terjangkit COVID-19. Tetapi racun lain dalam rokok berpotensi membuat memperparah gejala pada pasien COVID-19.
Para ilmuwan juga membandingkan data mereka dengan data jumlah perokok di Prancis. Hasilnya menunjukkan, jumlah perokok di antara pasien yang diwawancarai jauh lebih kecil, karena sekitar 40 persen dari orang berusia 44-53 tahun di Prancis merokok; sementara di kelompok usia 65-75 tahun sekitar 8,8 persen - 11,3 persen merokok.
Pakar neurobiologi terkemuka Prancis , Jean-Pierre Changeux, yang telah me-review studi itu, menduga bahwa nikotin adalah zat yang berhasil mencegah virus corona mencapai sel-sel pada tubuh manusia.
Nikotin, imbuh Changeux, juga diduga telah mencegah sistem imun tubuh untuk bereaksi berlebihan, gejala yang biasa ditemukan pada pasien COVID-19 yang dirawat dalam kondisi sangat parah.
Para responden yang dirawat di rumah sakit berusia rata-rata 65 tahun dan hanya 4,4 persen yang rutin merokok. Sementara yang tak dirawat di rumah sakit, usia rata-ratanya 44 tahun dan 5,5 persennya merokok.
Meski demikian para ilmuwan menekankan bahwa merokok tetap saja berbahaya dan sangat tidak dianjurkan sebagai cara mencegah penularan COVID-19.
Nikotin, kata para peneliti, mungkin saja bisa mencegah orang terjangkit COVID-19. Tetapi racun lain dalam rokok berpotensi membuat memperparah gejala pada pasien COVID-19.
Para ilmuwan juga membandingkan data mereka dengan data jumlah perokok di Prancis. Hasilnya menunjukkan, jumlah perokok di antara pasien yang diwawancarai jauh lebih kecil, karena sekitar 40 persen dari orang berusia 44-53 tahun di Prancis merokok; sementara di kelompok usia 65-75 tahun sekitar 8,8 persen - 11,3 persen merokok.
Pakar neurobiologi terkemuka Prancis , Jean-Pierre Changeux, yang telah me-review studi itu, menduga bahwa nikotin adalah zat yang berhasil mencegah virus corona mencapai sel-sel pada tubuh manusia.
Nikotin, imbuh Changeux, juga diduga telah mencegah sistem imun tubuh untuk bereaksi berlebihan, gejala yang biasa ditemukan pada pasien COVID-19 yang dirawat dalam kondisi sangat parah.
(agn)
tulis komentar anda